Pengertian Drama : Sejarah, Unsur, Jenis dan Dampaknya

Pengertian Drama – Drama, sebagai bentuk seni panggung, telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia sejak zaman kuno. Dari para pemainnya yang memukau hingga cerita yang menggugah hati, drama memiliki daya tarik unik yang mampu membangkitkan berbagai emosi dalam penonton.

Artikel ini akan menggali lebih dalam mengenai esensi drama, sejarahnya, unsur-unsur penting, dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Drama

Drama adalah bentuk seni panggung yang melibatkan representasi cerita atau konflik melalui aksi-aksi yang diperankan oleh aktor di hadapan penonton.

Drama dapat mencakup berbagai elemen, seperti dialog, setting, karakter, plot, dan spektakel, yang bekerja sama untuk menciptakan pengalaman estetis yang mendalam.

Melalui kombinasi unsur-unsur ini, drama mampu menyampaikan pesan, emosi, dan pemahaman tentang kehidupan manusia.

Secara umum, drama dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, mulai dari pertunjukan panggung langsung hingga produksi film atau televisi.

Drama juga dapat mencakup berbagai genre, termasuk tragedi, komedi, drama realistik, melodrama, dan lainnya, sesuai dengan tujuan penciptaan dan suasana yang ingin dicapai oleh para pembuat drama.

Dalam konteks sastra, drama juga dapat merujuk pada karya tulis berupa naskah drama yang dirancang untuk dipentaskan.

Naskah drama umumnya mencakup petunjuk panggung, dialog, dan instruksi bagi para aktor dan sutradara. Pementasan drama melibatkan interpretasi visual dan auditif, sehingga drama tidak hanya memerlukan keterampilan penulisan, tetapi juga keterampilan interpretasi dan eksekusi panggung yang baik.

Dengan demikian, drama tidak hanya menjadi bentuk hiburan semata, tetapi juga sarana untuk menyampaikan gagasan, memahami konflik manusiawi, dan merangsang emosi penonton.

Sebagai hasilnya, drama memiliki dampak yang mendalam dalam budaya dan seni serta memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman manusia tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.

Sejarah Drama

Sejarah drama melibatkan perkembangan dan evolusi bentuk seni panggung dari zaman kuno hingga zaman modern. Drama memiliki akar yang dalam dalam berbagai budaya di seluruh dunia, dan berikut adalah gambaran singkat tentang sejarahnya:

1. Drama Yunani Kuno (500 SM – 300 SM)

  • Drama memiliki akar yang kuat di Yunani Kuno, terutama di Athena. Dua bentuk utama drama Yunani adalah tragedi dan komedi.
  • Tragedi Yunani dipengaruhi oleh mitologi dan kisah-kisah epik. Para dramawan terkenal seperti Aiskhylos, Sophokles, dan Euripides menghasilkan karya-karya tragis yang memperkenalkan karakter-karakter heroik dan menggambarkan konflik manusiawi.
  • Komedi Yunani, yang dipelopori oleh Aristophanes, cenderung mengolok-olok dan mengkritik sosial dan politik.

2. Drama Romawi (300 SM – 476 M)

  • Drama Romawi dipengaruhi oleh tradisi Yunani. Terdapat adaptasi dari karya-karya Yunani, tetapi juga muncul jenis drama baru seperti pantomim, yang melibatkan tarian dan ekspresi tubuh.

3. Teater Medieval (500 M – 1500 M)

  • Selama Abad Pertengahan, drama sering diperankan di gereja dan terkait dengan upacara keagamaan. Misteri dan moralitas adalah bentuk drama yang umum pada masa ini.

4. Renaisans (14 M – 17 M)

  • Periode Renaisans melihat kebangkitan minat terhadap seni dan pengetahuan klasik. Drama menjadi lebih terpusat pada manusia dan kehidupan sehari-hari. Karya-karya William Shakespeare, seperti “Romeo and Juliet” dan “Hamlet,” menjadi terkenal.

5. Teater Elizabethan (1558 – 1603)

  • Masa ini dikenal dengan kemegahan teater dan penampilan dramatis yang luar biasa. Teater Globe, tempat Shakespeare sering kali memainkan karyanya, menjadi pusat penting untuk pertunjukan drama.

6. Teater Restorasi (1660 – 1714)

  • Pasca penutupan teater oleh pemerintahan Puritan, teater dibuka kembali selama Restorasi Inggris. Drama pada masa ini cenderung lebih berorientasi pada komedi dan teater musikal.

7. Romantisme dan Realisme (18 M – 19 M)

  • Romantisme membawa elemen emosional yang kuat ke dalam drama, sementara gerakan realisme berusaha untuk menggambarkan kehidupan sehari-hari dan konflik sosial secara lebih akurat.

8. Abad ke-20 dan Modernisme

  • Abad ke-20 melihat perkembangan berbagai eksperimen dalam drama. Gerakan modernisme, seperti drama absurd dan teater eksperimental, mencoba meruntuhkan konvensi tradisional.

9. Teater Kontemporer (akhir abad ke-20 hingga saat ini)

  • Drama kontemporer mencakup berbagai genre dan pendekatan. Teater eksperimental, teater politis, dan perpaduan antara teater dan teknologi menjadi ciri khasnya.

Seiring waktu, drama terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam masyarakat, budaya, dan pandangan dunia, menjadikannya bentuk seni yang terus hidup dan relevan hingga saat ini.

Unsur-unsur Drama

Berikut merupakan unsur-unsur dari drama.

1. Tema

Tema adalah ide utama atau ide pemikiran tentang suatu hal, salah satunya adalah saat menulis. Setiap huruf harus memiliki tema, seperti yang direkomendasikan Pengertian Drama dalam surat untuk

memikirkan topik mana yang akan dibuat. Ketika menulis cerita, puisi, novel, karya tulis, dan berbagai cara penulisan harus memiliki tema.

Jadi ketika kita mengambil rumah, temanya adalah fondasinya. Topik ini juga menjadi hal utama yang dilihat pembaca dari suatu artikel. Jika topiknya menarik, lebih banyak nilai diberikan pada teks.

2. Alur

Alur adalah urutan peristiwa dalam cerita yang terus terhubung berdasarkan hubungan sebab-akibat. Memahami proses membuatnya lebih mudah bagi kita untuk memahami peristiwa dalam sebuah cerita sebagai sebuah novel.

Elemen penting dalam sungai adalah peristiwa, konflik, dan klimaks. Elemen-elemen ini akan menghidupkan kisah fiktif.

Proses ini tidak hanya terkait dengan apa yang terjadi, tetapi juga menunjukkan mengapa dan bagaimana suatu peristiwa dan konflik dapat terjadi dalam sejarah. Secara umum, jalan cerita dibagi menjadi tiga jenis: aliran maju, aliran balik dan aliran campuran.

3. Tokoh

Tokoh adalah Aktor Aksi. Setiap karakter memiliki karakter masing-masing karakter berbeda. Karakterisasi adalah cara penulis menunjukkan karakter dan karakter mereka dalam cerita. Karakter dalam cerita dijelaskan secara langsung dan tidak langsung oleh penulis.

Penulis langsung menjelaskan nama, deskripsi fisik, mentalitas, kepribadian, lingkungan hidup, dan proses vokal karakter.

Karakter karakter juga dapat dijelaskan secara tidak langsung, misalnya melalui percakapan / dialog, diwakili oleh karakter lain, reaksi dari karakter lain, pengungkapan kebiasaan karakter, pemikiran atau tindakan jika terjadi masalah.

4. Watak

Watak adalah Karakter, sifat, karakter atau kepribadian yang membedakan seseorang dari orang lain. Atau karakter juga dapat disebut sebagai keadaan sebenarnya berada dalam individu yang berbeda dari individu lain.

5. Latar

Latar adalah Informasi tentang tempat, waktu dan suasana suatu peristiwa dalam karya sastra. Atau definisi latar belakang adalah elemen nyata dalam sebuah karya sastra yang terdiri dari ruang, waktu dan suasana yang terjadi dalam suatu peristiwa dalam sejarah karya sastra.

6. Amanat

Amanat adalah pesan moral yang penulis ingin sampaikan kepada pembaca dalam bentuk nilai-nilai luhur yang dapat bertindak sebagai panutan atau model.

Pengiriman pesan selalu didasarkan pada argumen dan tujuan yang ditetapkan oleh penulis selama pembuatan plot.

Pesan atau pesan dalam suatu artikel tidak selalu eksplisit, tetapi bisa juga implisit (tersembunyi). Pesan eksplisit adalah pesan yang dijelaskan dalam kata-kata teks.

Sementara itu, mandat implisit adalah mandat yang tidak dijelaskan secara tertulis, tetapi dapat diketahui secara tertulis kepada pembaca melalui tindakan.

Seni Drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk skenario dan ditampilkan dalam pertunjukan teater.

Drama ini menawarkan berbagai jenis pertunjukan, yang berbeda sesuai dengan penggunaan dan karakteristik cerita.

Dalam pendistribusian jenis-jenis drama, biasanya tiga kegunaan dasar, yaitu: berdasarkan representasi dari plot dramatis, berbasis media berdasarkan pada keberadaan naskah dramatis. Artikel ini berbicara lebih banyak tentang sifat drama berdasarkan pada bagaimana cerita disajikan.

Jenis-jenis Drama

Berikut merupakan jenis-jenis dari drama.

1. Sendratari

Sendratari adalah sejenis drama yang menggabungkan tarian dan drama dalam sebuah pertunjukan. Drama tari ini biasanya dipertunjukkan secara berkelompok. Kisah ini dibawa oleh dialog dan tarian yang mencerminkan perasaan para pemain.

Drama berbagai negara memiliki karakteristik yang menjadikannya unik dan yang menjadi trend setter bagi setiap artis.

Perbedaan-perbedaan ini menciptakan berbagai jenis drama, sejauh ini kami menyukai karyanya. Kami menjaga variasi drama tetap hidup dengan terus mendukung aktor-aktor drama.

2. Tablo

Tablo adalah sejenis drama yang mengunggulkan penampilan dalam aspek gerakan (tarian). Pemain akan melakukan gerakan selama eksekusi tanpa dialog apa pun. Pemain mengirimkan cerita ke publik dengan gerakan yang mengandung banyak makna.

Contoh pementasan Tablo biasanya hanya diberikan di universitas dan teater seni. Jarang ada pementasan tablo terkenal.

3. Farce

Farce (lelucon) adalah sejenis drama yang ringan dan menyenangkan. Plot didasarkan pada perkembangan situasi karakter.

Adegan dalam drama biasanya difilmkan secara berlebihan melalui komedi yang melibatkan fisik. Jenis drama ini kadang-kadang dikenal sebagai Komedi Picisan.

Contoh dari drama lelucon terkenal (slapstick) adalah buku Oscar Wilde The Importance of Being Earnest. Dia adalah penulis naskah drama, penyair dan novelis Irlandia. Ia menjadi penulis paling terkenal di London pada tahun 1890.

4. Melodrama

Melodrama adalah sejenis drama dengan kisah yang sangat sentimental. Cerita dan penokohan disajikan dalam suasana yang mengharukan dan mengasyikkan. Sebagian besar adalah kisah cinta atau kesedihan.

Karakter baik dan buruk dalam melodrama biasanya sangat berbeda. Sosok-sosok jahat semuanya hitam, gelap dan menakutkan. Sebaliknya, karakter yang baik digambarkan dengan sempurna sampai ada keburukan sekecil apa pun.

Ini kadang-kadang dapat menyebabkan stereotip, karena hanya satu fungsi yang disorot oleh masing-masing pemain.

Salah satu melodrama yang terkenal berjudul Noel Coward’s Still Life. Dia adalah penulis naskah drama, sutradara dan komposer Inggris yang dikenal karena kecerdasannya dalam menulis cerita teater.

5. Opera (drama musikal)

Karya atau sering dengan nama drama musikal adalah jenis drama di mana percakapan disertai dengan musik atau melodi. Dalam drama ini, cerita dan perasaan para pemain diekspresikan melalui lagu dan tarian.

6. Tragekomedi

Tragekomedi adalah sejenis drama yang merupakan kombinasi dari komedi dan tragedi. Sejarah akan mengalir seperti sebuah tragedi yang dimainkan secara berlebihan, dan ada beberapa selingan komik dan kisah-kisah akhir yang bahagia.

7. Komedi

Komedi adalah sejenis drama yang menghibur dengan unsur-unsur lucu. Dalam Sketch, akan ada dialog lucu yang dibuat-buat dan biasanya berakhir bahagia. Hal yang sama berlaku untuk karakter dalam komedi yang memiliki karakter lucu, cerdas, tetapi bijaksana.

Tujuan dari desain adalah untuk menghibur masyarakat. Komedi memiliki beberapa subgenre, tergantung pada konteks cerita yang dibawa penulis, serta cara dialog dilakukan, yang mencakup lelucon dan kiasan.

8. Tragedi

Tragedi adalah sejenis drama yang menceritakan kisah-kisah yang penuh dengan kesedihan dan ketidakbahagiaan.

Karakter Pengertian Drama tragis biasa disebut “pahlawan tragis”, dalam arti bahwa seorang pahlawan menjalani nasib tragis, seperti nasib buruk, nasib buruk dan lain-lain.

Dampak Drama dalam Kehidupan Sehari-hari

Drama tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki dampak mendalam dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa dampak tersebut meliputi:

  1. Refleksi Masyarakat: Drama seringkali mencerminkan nilai-nilai, norma, dan konflik sosial dalam masyarakat.
  2. Pendidikan dan Penyuluhan: Drama dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan pendidikan.
  3. Hiburan dan Rekreasi: Sebagai bentuk hiburan, drama memberikan kesempatan bagi penonton untuk melarikan diri sejenak dari realitas.
  4. Pengembangan Keterampilan: Bagi para aktor, drama menjadi sarana pengembangan keterampilan komunikasi, ekspresi diri, dan kolaborasi.

Demikianlah artikel tentang Pengertian Drama, Sejarah, Jenis, dan Unsur Drama ini semoga bisa memberi manfaat bagi kita semua, Terimakasih.

Baca juga artikel lainnya :