Pengertian Tsunami : Sejarah, Jenis, Penyebab dan Dampaknya

Pengertian Tsunami – Salah satu bencana alam yang sangat sering melanda area ring of fire laksana Indonesia, Papua Nugini, Filipina, Jepang, India, Maladewa, dan Australia ialah tsunami.

Bukan tanpa alasan, sebab area tersebut berpotensi besar merasakan gempa tektonik dan gempa vulkanik. Perlu anda ketahui, kedua jenis gempa itu dapat merangsang tsunami andai terjadi di laut.

Tsunami menjadi ancaman bencana paling mencekam di Indonesia semenjak menerjang Aceh pada tahun 2004 silam.

Belum lagi tsunami lain sesudah itu, tergolong yang terjadi di Palu pada tahun 2018 lalu. Ketakutan masyarakat terhadap bencana ini paling tinggi, mengingat akibat yang dimunculkan sangat mengerikan.

Pengertian Tsunami

Tsunami adalah salah satu jenis bencana alam yang sehubungan dengan gelombang lautan. Gelombang lautan yang paling besar dan menerjang daratan ini dinamakan dengan tsunami. Tsunami berasal dari bahasa Jepang, Tsu yang berarti pelabuhan dan Nami yang berarti gelombang.

Secara harfiah, tsunami mempunyai makna ombak besar di pelabuhan. Lebih ilmiah lagi, yang dimaksud tsunami ialah perpindahan badan air yang diakibatkan oleh evolusi permukaan laut secara vertikal yang dilangsungkan dengan tiba- tiba.

Kenapa nama bencana ini ialah tsunami yang dipungut dari bahasa Jepang? Mungkin sebab negara Jepang adalahnegara yang paling rawan dengan adanya gempa, sampai-sampai terjadinya gelombang besar yang merupakan dampak dari gempa biasa terjadi.

Gelombang tsunami adalah jenis gelombang yang bisa bergerak ke segala arah sampai mencapai jarak ribuan kilometer. Daya kehancuran yang disebabkan gelombang ini bakal semakin kuat bilamana berada di daratan yang dekat dengan pusat gangguan.

Apabila di lautan, tinggi gelombang tsunami ini tidak terlampau tinggi, melulu sekitar 1 meter saja. Meski demikian, kecepatan yang dipunyai oleh gelombang ini dapat mencapai 500 sampai 1000 kilometer per jam, kecepatan ini menyamai dengan kecepatan pesawat jet.

Saking cepatnya gelombang ini, kapal yang sedang di lautan hingga tidak terasa bakal kehadiran gelombang ini.

Sebaliknya, semakin mendekati ekosistem pantai, kecepatan gelombang ini semakin menurun, melulu sekitar 35 sampai 50 kilometer per jam. Namun, tingginya gelombang bakal semakin naik, sampai mencapai 20 meter.

Dengan elevasi yang sedemikian ini, maka gelombang tsunami bisa masuk ke daratan sampai jarak puluhan kilometer. Inilah sekilas cerminan umum tentang gelombang tsunami.

Pengertian Tsunami Menurut Para Ahli

Berikut merupakan definisi tsunami menurut beberapa para ahli:

1. Simandjuntak

Tsunami ialah satu dari sekian kejadian alam yang ditandai dengan pasangnya air laut dalam skala besar dan terjadi secara mendadak, kejadian ini biasa terjadi sesudah adanya goncangan gempa bumi tektonik. Gelombang air laut yang didapatkan mampu menghancurkan lokasi pemukiman di dekat pantai.

2. Djunire

Tsunami ialah salah satu jenis bencana alam yang sering terjadi di area Indonesia. Menurutnya tsunami adalahgelombang besar yang terjadi dampak adanya gempa bumi di unsur dasar samudera, letusan gunung api, serta longsoran massa batuan di dekat kawasan basin samudera.

3. Sudrajat

Tsunami yang terjadi memiliki kaitan erat dengan terjadinya perubahan format di dasar laut dalam secara cepat yang disebabkan oleh sekian banyak faktor geologi. Faktor-faktor itu dapar berupa adanya letusan gunung berapi dan pun gempa bumi.

4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG (2006)

Definisi tsunami ialah bencana alam berupa gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut dan memiliki keterampilan untuk menjalar dengan kecepatan tinggi, bahkan kecepatannya dapat melebihi 900 km/jam.

Sejarah Tsunami

Berdasarkan keterangan dari Badan Meteorologi dan Geofisika, pemakaian istilah tsunami baru mulai dikenal dunia sesudah gempa besar mengguncang Jepang pada tanggal 15 Juni 1896.

Akibat dari gempa tersebut ialah naiknya gelombang tsunami yang menewaskan tidak cukup lebih 22.000 jiwa serta menghancurkan lokasi pantai unsur timur Honshu sejauh 280 kilometer.

Sebenarnya tidak terdapat sejarah tentu yang menceritakan tentang mula mula bencana tsunami. Akan namun sejauh sejarah pengetahuan, Jepang ialah negara yang sangat sering merasakan gempa dan tsunami.

Jadi sejarah timbulnya tsunami tidak jarang kali merujuk untuk negara matahari keluar tersebut, lagipula didukung dengan asal usul istilah tsunami tersebut sendiri.

Walau tidak sedikit negara beda yang pun telah merasakan tsunami semenjak lama, tergolong Indonesia. Namun nenek moyang pada masa tersebut belum mengenal istilah tsunami hingga terjadinya bencana di Jepang tahun 1896.

Sebagai contoh, masyarakat Sulawesi Tengah tidak jarang menyebut kejadian itu sebagai ‘air laut berdiri’.

Di Indonesia, tsunami diduga kesatu kali terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 1618. Sejak saat tersebut jumlah tsunami yang terjadi di Indonesia terus meningkat dan sepanjang tahun 1600 sampai 2018 minimal Indonesia telah merasakan tsunami lebih dari 110 kali.

Hal bertolak belakang justru diungkapkan oleh Badan Sains Amerika Serikat dalam urusan ini National Oceanic Atmospheric Administration atau NOAA.

Berdasarkan keterangan dari badan tersebut, tsunami kesatu di Indonesia terjadi pada tahun 416 dan sejak ketika itu sampai akhir Desember 2018 tercatat telah ada 246 kali tsunami terjadi.

Meski ada sejumlah pernyataan bertolak belakang mengenai sejarah tsunami di Indonesia, namun dapat dijamin bahwa bencana alam tersebut dirangsang oleh gempa dan letusan gunung berapi.

Disebutkan bahwa kira-kira 90% tsunami terjadi dampak gempa tektonik, 9% disebabkan oleh letusan gunung berapi, dan 1% diakibatkan tanah longsor.

Karakteristik Tsunami

Pembahasan tentang tsunami tidak bakal lepas dari ombak yang terjadi di lautan. Sebab baik tsunami ataupun ombak, dua-duanya sama-sama mengindikasikan kejadian berupa gelombang air laut.

Akan namun pada dua-duanya ada perbedaan, di mana ombak adalahkejadian normal dan tsunami ialah bencana.

Ombak ialah gelombang air laut yang terjadi sebab adanya tiupan angin, sedangkan tsunami ialah gelombang air laut yang diakibatkan oleh adanya kegiatan geologi bumi.

Berikut ini ialah beberapa ciri khas dari gelombang tsunami menurut pemantauan dari bencana tersebut, yaitu:

  1. Panjang gelombang air laut pada tsunami bisa melebihi 150 kilometer dari bibir pantai.
  2. Kecepatan gelombang tsunami menyamai kecepatan pesawat jet yaitu tidak cukup lebih 800 km/jam. Pada dasarnya kecepatan tersebut paling bergantung terhadap kedalaman laut, andai terjadi di laut dalam maka kecepatannya dapat mencapai 1.000 km/jam.
  3. Panjang gelombang antara dua puncak gelombang tsunami di laut lepas dapat melebihi 100 kilometer dan selisih masa-masa terbentuknya kedua puncak gelombang tersebut tidak cukup lebih 10 menit sampai 1 jam.
  4. Kecepatan gelombang bakal menurun saat sudah menjangkau area pantai dangkal, teluk, dan muara sungai. Namun tinggi gelombang malah akan terus bertambah, sampai-sampai resiko kehancuran yang dimunculkan semakin besar.
  5. Perubahan tinggi gelombang tsunami diakibatkan oleh terjadinya konversi energi yang tadinya berbentuk energi kinetik kemudian menjadi energi potensial. Konversi energi ini jugalah yang menyebabkan penurunan kecepatan gelombang dan penambahan tinggi gelombang.

Jenis-jenis Tsunami

Jenis-jenis tsunami bisa diklasifikasikan menurut sejumlah aspek eksternal, laksana waktu terjadinya dan penyebabnya. Secara umum tsunami diakibatkan oleh dua hal, yakni gempa tektonik dan gempa vulanik yang terjadi pada struktur geologi bumi.

Meski begitu, terdapat lima jenis tsunami yang sangat umum diketahui, yakni sebagai berikut:

1. Tsunami Lokal

Tsunami lokal ialah jenis tsunami yang sehubungan dengan episentrum gempa yang terjadi di dekat area pantai. Dengan begitu masa-masa tempuh yang dibutuhkan dari titik kejadian sampai tiba di bibir pantai selama 5-30 menit.

Umumnya gempa lokal dominan cukup besar, sebab gelombangnya paling terasa walau telah menjangkau area daratan.

    Di samping tsunami lokal seringkali terjadi dalam jarak yang lumayan dekat dari titik pemicu tsunami. Misalnya terjadi di lokasi pesisir pantai atau selama 100 kilometer dari titik tsunami.

    Pemicu tsunami ini biasanya ialah gempa bumi dan longsor di bawah laut dampak erupsi gunung berapi. Durasi yang singkat menciptakan orang akan kendala menyelamatkan diri.

    2. Tsunami Regional

    Tsunami regional ialah jenis tsunami yang 10 kali lebih banyak dari tsunami lokal. Jarak yang dapat dicapai oleh tsunami jenis ini tidak cukup lebih 100 sampai 1.000 kilometer dari titik terjadinya. Biasanya masa-masa yang diperlukan gelombang menjangkau daratan lumayan lama.

      Setidaknya butuh satu sampai tiga jam guna menggulung daratan. Dengan begitu orang-orang memiliki lumayan waktu untuk mengamankan diri sesudah ada informasi.

      Hanya saja jarak tempuh tsunami yang menjangkau 1.000 kilometer hampir mustahil untuk dijangkau dalam masa-masa tiga jam. Jadi lebih baik segera menggali tempat tinggi guna berlindung.

      3. Tsunami Jarak

      Tsunami jarak pun biasa dinamakan sebagai ocean wide tsunami atau tele tsunami adalahtsunami desktruktif. Artinya jarak tempuh yang dapat dicapai terhitung dari titik tsunami bawah laut melebihi 1.000 kilometer. Dengan begitu paling tidak perlu waktu tiga jam guna tiba di daratan.

        Meski begitu, hampir mustahil untuk mengamankan diri dari bencana alam ini. Jenis ini adalahyang sangat sering terjadi di area pantai yang langsung bertemu dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.

        Misalnya distrik Indonesia yang bertemu langsung dengan samudera menjadi di antara negara langganan tsunami.

        4. Tsunami Meteorologi

        Tsunami meteorologi pun biasa dinamakan meteo-tsunami atau tsunami atmosfer adalah suatu gejala alam yang serupa tsunami.

        Hanya saja tsunami ini diakibatkan oleh adanya gangguan pada atmosfer atau meteorologis laksana gelombang gravitasi atmosfer, lompatan tekanan, angin topan, drainase depan badai, dan sebagainya.

          Skala spasial dan skala temporal yang didapatkan oleh tsunami meteorologi sama dengan tsunami pada lazimnya dan dampaknya juga dapat sampai menghancurkan pesisir pantai.

          Apalagi pesisir yang sedang di teluk atau ceruk dengan amplifikasi kuat. Sebenarnya gejala ini pun dikenal dengan sebutan rissaga.

          5. Microtsunami

          Microtsunami ialah jenis tsunami yang berukuran paling kecil, sampai-sampai akan susah untuk diketahui dengan mata telanjang atau visual. Meski begitu tsunami pun cukup riskan karena susah terdeteksi. Dibutuhkan perangkat tertentu bila hendak mendeteksi eksistensi microtsunami.

            Penyebab Terjadinya Tsunami

            Seperti sudah disebutkan, penyebab utama tsunami ialah gempa vulkanik dan gempa tektonik. Akan tetapi banyak sekali gempa yang terjadi diakibatkan oleh adanya gempa tektonik di bawah laut.

            Berikut ini ialah beberapa kriteria yang berpotensi tsunami menurut keterangan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, yaitu:

            1. Pusat gempa tektonik atau gempa vulkanik mesti terjadi di bawah dasar laut.
            2. Kedalaman pusat gempa tidak menjangkau 60 kilometer.
            3. Magnitude atau kekuatan gempa melebihi 6.0 Skala Richter.
            4. Patahan yang menyebabkan gempa ialah sesar naik dan sesar turun.

            Badan Meteorologi dan Geofisika (2010) memiliki pendapat yang sedikit bertolak belakang mengenai kekuatan gempa dan kedalaman yang merangsang tsunami.

            Kekuatan gempa yang merangsang tsunami ialah melebihi 7.0 Skala Richter dan kedalaman pusat gempa di bawah laut tidak menjangkau 70 kilometer, serta terdapat deformasi vertikal yang terjadi di dasar laut.

            Sementara itu, King (1972) dan Anhert (1996) sependapat mengenai hal yang merangsang terjadinya tsunami. Berdasarkan keterangan dari keduanya, terdapat tiga hal utama yang menjadi penyebab bencana alam ini, yaitu:

            1. Ada retakan yang terjadi di dasar laut dan diiringi dengan sebuah gempa bumi. Retakan yang dimaksud ialah zona planar yang mempunyai sifat lemah dan bergerak melewati wilayah kerak bumi.
            2. Ada tanah longsor yang terjadi baik di atas lautan atau di bawah laut, lantas longsoran itu menimpa air dengan keras.
            3. Ada kegiatan dari gunung api yang tempatnya dekat dari pantai atau memang terletak di bawah air. Gunung api tersebut dapat terangkat atau merasakan tekanan layaknya pergerakan pada sebuah retakan.

            Dampak Tsunami

            Bencana tsunami telah dipastikan dominan buruk untuk situasi alam, khususnya area pantai. Dampak yang dimunculkan tidak melulu kerusakan material, melainkan pun selalu memakan korban jiwa.

            Berikut ini ialah beberapa akibat yang disebabkan oleh tsunami, antara lain:

            1. Kerusakan di mana-mana laksana menghancurkan bangunan yang ada di dekat pantai tergolong usaha masyarakat setempat.
            2. Rusaknya lahan pertanian dan perikanan.
            3. Kegiatan perekonomian terhambat, karena kegiatan produksi seperti perniagaan tidak dapat berjalan untuk sedangkan waktu.
            4. Jumlah kerugian material yang dirasakan oleh masyarakat mulai dari hancurnya bangunan sampai usaha mereka.
            5. Gangguan kejiwaan, seringkali korban yang menghadapi tsunami terutama anakkecil merasakan trauma yang memerlukan terapi guna menyembuhkannya.
            6. Munculnya sekian banyak penyakit baik yang diakibatkan oleh sisa-sisa tsunami maupun situasi di evakuasi yang tidak sehat.

            Tsunami di Indonesia

            Indonesia ialah negara ketiga sebagai area rawan terhadap bencana tsunami sesudah Jepang di urutan kesatu dan Amerika Serikat di urutan kedua.

            Ketiga negara itu rawan karena dilewati oleh ring of fire atau cincin api. Selain tersebut Indonesia dijepit tiga lempeng aktif, yakni lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.

            Ketiga lempeng tersebut menyebabkan risiko terjadinya gempa dan tsunami di Indonesia semakin meningkat.

            Beberapa area yang rawan gempa dan tsunami di Indonesia ialah bagian barat Pulau Sumatera, unsur selatan Pulau Jawa, Nusa Tenggara, unsur utara Papua, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, dan unsur timur Pulau Kalimantan.

            Berdasarkan keterangan dari Yulianto (2008), Indonesia paling tidak merasakan gempa bumi rata-rata sejumlah 15 kali dalam satu hari. Gempa itu ada yang berpotensi tsunami dan ada pun yang tidak. Selama satu tahun terjadi tidak cukup lebih satu kali tsunami di Indonesia.

            Berikut ini ialah daftar tsunami di Indonesia dari tahun 1961 sampai 2018, yaitu:

            1. Tsunami Flores Tengah, Nusa Tenggara Timur pada tahun 1961 menelan korban luka-luka sejumlah 6 orang dan korban meninggal 2 orang.
            2. Tsunami Sumatera pada tahun 1964 memakan 479 jiwa korban terluka dan 110 jiwa korban meninggal.
            3. Tsunami Maluku, Sanan, dan Seram pada tahun 1965 menelan 71 orang korban meninggal. Tsunami dengan elevasi 4 meter ini dirangsang oleh gempa bermagnitudo 7,5 Skala Richter (SR).
            4. Tsunami Tinambung, Sulawesi Selatan pada tahun 1967 memakan 100 korban terluka dan 58 korban meninggal. Tsunami ini diakibatkan oleh gempa bumi berkekuatan 5,8 SR.
            5. Tsunami Tambo, Sulawesi Tenggara pada tahun 1968 menelan 392 jiwa yang meninggal. Tsunami ini memiliki elevasi 10 meter dan dirangsang oleh gempa bermagnitudo 7,4 SR.
            6. Tsunami Majene, Sulawesi Barat pada tahun 1969 memakan 97 korban terluka dan 64 korban meninggal. Tsunami ini diakibatkan oleh gempa 6,9 SR dan ketinggiannya 10 meter.
            7. Tsunami Pulau Sumbawa dan Nusa Tenggara Barat pada tahun 1977 menelan 316 jiwa korban yang meninggal. Gelombang tsunami ini memiliki elevasi 15 meter dan diakibatkan gempa 8 SR.
            8. Tsunami Nusa Tengara Timur, Flores, dan Pulau Atauro pada tahun 1977 menelan 2 korban meninggal dan 25 korban terluka.
            9. Tsunami Sumbawa, Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Barat pad atahun 1979 memakan 200 korban terluka dan 27 korban meninggal.
            10. Tsunami Larantuka, Nusa Tenggara Timur pada tahun 1982 diakibatkan oleh gempa 5,9 SR serta menelan 400 korban luka-luka dan 13 orang korban meninggal.
            11. Tsunami Flores Timur, Pulau Pantar, dan Nusa Tenggara Timur pada tahun 1987 menelan 108 korban luka-luka dan 83 jiwa melayang.
            12. Tsunami Pulau Alor dan Nusa Tenggara Timur pada tahun 1989 mengakibatkan 7 nyawa melayang.
            13. Tsunami Flores, Pulau Babi, dan Nusa Tenggara Timur pada tahun 1992 memakan 2.126 korban terluka dan 1.952 jiwa meninggal. Bencana ini terdaftar sebagai tsunami sangat dahsyat sebelum tsunami Aceh dengan elevasi 26 meter dan gempa 7,5 SR.
            14. Tsunami Banyuwangi, Jawa Timur pada tahun 1994 memiliki elevasi gelombang 14 meter yang dirangsang gempa 6,8 SR serta menyebabkan 400 orang terluka dan 38 orang meninggal.
            15. Tsunami Palu, Sulawesi Tengah pada tahun 1996 diakibatkan oleh gempa 7,7 SR serta memakan 63 korban terluka dan 3 nyawa melayang.
            16. Tsunami Pulau Biak di Irian Jaya pada tahun 1996 setinggi 12 meter diakibatkan oleh gempa 8 SR dan menyebabkan 107 jiwa melayang.
            17. Tsunami Tabuna Maliabu, Maluku pada tahun 1998 setinggi 3 meter dan diakibatkan gempa 7,7 SR serta memakan 34 nyawa yang meninggal.
            18. Tsunami Banggai, Sulawesi Tengah pada tahun 2000 menyebabkan empat orang meninggal.
            19. Tsunami Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara pada tahun 2004 sebagai tsunami terdahsyat memakan lebih 250.000 jiwa melayang. Penyebab tsunami berketinggian 34,5 meter ialah gempa dengan skala 9,2.
            20. Tsunami Pulau Nias pada tahun 2005 yang diakibatkan gempa 8 SR tidak memakan korban jiwa.
            21. Tsunami Pangandaran di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta yang diakibatkan gempa 7,7 SR mempunyai tinggi gelombang 8,25 meter pada tahun 2006 menelan korban tewas sejumlah 668 jiwa.
            22. Tsunami Bengkulu dan Sumatera Barat pada tahun 2007 dengan tinggi 3,8 meter diakibatkan gempa 8,4 SR dan pun tidak memakan korban jiwa.
            23. Tsunami Mentawai pada tahun 2010 setinggi 7 meter diakibatkan gempa 7,2 SR serta menyebabkan 448 orang luka-luka dan 413 nyawa melayang.
            24. Tsunami Palu, Sulawesi Tengah pada tahun 2018 pun adalahsalah satu tsunami dahsyat di Indonesia dengan elevasi 11,3 meter yang diakibatkan oleh gempa berkekuatan 7,4 SR dan mengakibatkan lebih 2.000 jiwa melayang.
            25. Tsunami Selat Sunda di Serang, Pandeglang, dan Lampung pada tahun 2018 yang menelan 431 korban meninggal.

            Tsunami Terdahsyat

            Ada lima bencana tsunami sangat dahsyat yang terjadi di Indonesia, yakni tsunami Selat Sunda tahun 1883, tsunami Flores tahun 1992, tsunami Aceh tahun 2004, tsunami Pangandaran tahun 2006, dan tsunami Palu tahun 2018. Tiga dari tsunami itu bahkan pun masuk ke dalam 5 tsunami terdahsyat yang terdapat di dunia sampai tahun 2018.

            1. Tsunami Selat Sunda

            Tsunami Selat Sunda terjadi sudah lumayan lama, yakni pada tahun 1883 yang disebabkan oleh letusan Gunung Krakatau. Tsunami ini menerjang Pulau Jawa dan Pulau Sumatera serta memakan korban jiwa sejumlah 36.000 jiwa.

              Ketinggian gelombangnya sangat luar biasa karena menjangkau 41 meter dan menjadi di antara pemicu menurunnya populasi badak bercula satu.

              2. Tsunami Flores

              Tsunami Flores pada tahun 1992 pun tercatat sebagai tsunami sangat dahsyat di Indonesia. Bencana ini diakibatkan oleh gempa berkekuatan 7,8 SR dan gelombang yang terjadi menerjang sekian banyak daerah di samping Flores.

                Ketinggian gelombang di Flores memang melulu 1,8 meter, namun di wilayah lain berkisar antara 2 meter, 3 meter, 5 meter, 7 meter, dan 12 meter.

                3. Tsunami Aceh

                Tsunami Aceh pada tahun 2004 dikenal sebagai tsunami sangat dahsyat di dunia yang dirangsang oleh gempa berkekuatan 9,3 SR yang dinamakan setara bom dengan mutu 100 giga ton.

                  Gempa itu berpusat pada kedalaman 30 kilometer di unsur bawah kerak bumi. Gempa ini menyebabkan lempeng Australia dan lempeng Hindia menyeret lempeng Eurasia.

                  Akibatnya, beberapa lempeng Eurasia masuk ke unsur dalam melewati pergerakan tektonik lempeng. Tidak hingga itu, pergeseran lempeng itu secara seketika menyebabkan di antara lempeng bergerak ke atas, sampai-sampai terjadilah gelombang tsunami di pantai yang berbatasan dengan selat Hindia laksana Myanmar, Maladewa, dan Aceh.

                  4. Tsunami Pangandaran

                  Tsunami Pangandaran, Jawa Barat tahun 2006 pun tercatat sebagai tsunami sangat dahsyat di dunia dengan pusat gempa di Samudera Hindia atau selama 225 kilometer dari arah barat daya Pangandaran.

                  Ketinggian tsunami tersebut ialah 5 meter dan kerusakannya menjangkau sebagian distrik Jawa Tengah.

                  5. Tsunami Palu

                  Tsunami di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah baru terjadi pada tahun 2018 lalu, tetapi pun menjadi di antara bencana tsunami terbesar di dunia.

                  Tsunami ini menjadi paling parah karena pun terjadi bersamaan dengan likuifikasi atau pergerakan tanah di Petobo yang mengakibatkan ratusan nyawa hilang begitu saja.

                    Demikianlah penjelasan tentang Tsunami dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.

                    Baca juga artikel lainnya :