Pengertian Seni Pertunjukan : Macam, Unsur dan Fungsinya

Pengertian Seni Pertunjukan – Seni pertunjukan adalah sebuah karya yang melibatkan kelompok ataupun individu di waktu dan tempat tertentu. Tentunya banyak di antara kita yang sudah menyaksikan sebuah seni pertunjukan, entah itu pertunjukan puisi, drama, teater dan lain sebagainya.

Sudah banyak yang menyaksikan seni pertunjukan itu sendiri namun masih banyak juga yang belum mengetahui tentang hakikat sebenarnya dari seni pertunjukan itu sendiri.

Nah, maka dari itu kita akan membahas tentang seni pertunjukan secara detail dan lengkap agar kita benar-benar tau dan paham mengenai seni pertunjukan.

Pengertian Seni Pertunjukan

Seni pertunjukan merujuk pada berbagai bentuk ekspresi kreatif yang disajikan atau dipertunjukkan secara langsung di hadapan audiens.

Bentuk seni ini melibatkan kombinasi berbagai elemen seperti gerak tubuh, suara, dialog, musik, dan visual, yang digunakan untuk menyampaikan pesan, emosi, atau cerita.

Seni pertunjukan mencakup berbagai jenis, mulai dari teater, musik, tarian, opera, seni sirkus, stand-up comedy, hingga bentuk-bentuk pertunjukan kontemporer yang inovatif.

Berikut adalah beberapa elemen penting dalam pengertian seni pertunjukan:

1. Ekspresi Langsung

Seni pertunjukan melibatkan ekspresi dan penyajian langsung di depan audiens. Melalui interaksi langsung, seniman pertunjukan dapat berkomunikasi dengan penonton dan menyampaikan pengalaman secara mendalam.

2. Berbagai Medium

Seni pertunjukan mencakup berbagai bentuk medium, termasuk teater, musik, tarian, seni sirkus, dan lainnya. Setiap medium memiliki keunikan dan karakteristiknya sendiri dalam menyampaikan pesan artistik.

3. Kolaborasi dan Keterlibatan Tim

Sebagian besar seni pertunjukan melibatkan kolaborasi antarindividu yang berkontribusi pada elemen-elemen berbeda seperti penulisan skrip, komposisi musik, koreografi tarian, dan sebagainya. Tim yang berfungsi baik dapat menciptakan pengalaman pertunjukan yang kuat.

4. Penggunaan Ruang dan Waktu

Pertunjukan seringkali memanfaatkan ruang fisik tertentu, seperti panggung teater atau arena sirkus, dan diatur dalam waktu tertentu, seperti durasi pertunjukan atau penampilan tertentu.

5. Interaksi dengan Penonton

Beberapa bentuk seni pertunjukan, seperti stand-up comedy atau pertunjukan teater interaktif, melibatkan interaksi langsung dengan penonton. Hal ini dapat menciptakan pengalaman yang lebih intim dan terlibat.

6. Tujuan Artistik

Selain hiburan, seni pertunjukan sering bertujuan untuk menyampaikan pesan artistik, merangsang emosi, merayakan keindahan, atau merangsang pemikiran kritis penonton.

Seni pertunjukan memiliki sejarah panjang dan merupakan bagian integral dari budaya manusia. Melalui bentuk-bentuknya yang berbeda, seni pertunjukan tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menciptakan pengalaman budaya dan artistik yang berharga bagi masyarakat.

Macam-macam Seni Pertunjukan

Berikut merupakan macam-macam dari seni pertunjukan.

1. Tari Pendet

Pada awalnya tari pendet ini merupakan tarian pemujaan yang dipentaskan di pura. Tari pendat ini menggambarkan penyambutan atas turunnya dewata ke dunia.

Seiring dengan perubahan zaman tari pendet ini berubah nama menjadi “ucapan selamat datang” namun tanpa menghilangkan unsur-unsur religius dan sakral. Tari pendet ini merupakan tari yang berasal dari bali.

2. Tari Klasik dari Keraton Surakarta

Tari ini sudah ada sejak zaman kerajaan majapahit. Semua yang terkandung dalam tarian ini merupakan tradisi dari budaya lingkungan keraton.

Baik dari segi gerakan tari nya maupun aturan-aturan tersendiri. Di dalam setiap gerakanya pun memiliki makna dan pesan yang tersirat, begitu juga dengan iringan musik dan pakaiannya.

3. Angklung

Angklung merupakan alat musik yang berkembang di jawa barat sejak desember 1966. Angklung merupakan alat musik yang bernada ganda.

Dari desember 2010 angklung terdaftar sebagai karya seni warisan budaya nonbendawi dan lisan manusia dari UNESCO.

Asal usul angklung di ciptakan dan dimainkan untuk memanggil dewi sri agar turung ke bumi agar padi milik masyarakat tumbuh dengan subur dan lebat.

4. Sendratari Ramayana

Sendratari ramayana ini merupakan seni gabungan antara drama dan tarian tanpa dialog. Sendratari ramayana ini di angkat dari kisah ramayana dan asal usul seni sendratari ramayana ini dari GPH Djatikoesoemo untuk mengangkat wisata indonesia kepada dunia internasional.

Sendratari ramayana pertama kali di pertunjukan pada tahun 1961, biasanya sendratari ramayana ini di pentaskan di candi prambanan pada musim kemarau pada hari selasa, kamis dan sabtu.

5. Reog

Reog merupakan seni pertunjukan sejak tahun 1920 dari jawa timur kota ponorogo. Dalam seni reog ponorogo ini tampak yang di tampilkan berbentuk kepala singa atau biasa di sebut singa barong yang dihiasi banyak bulu-bulu hingga tampak seperti kipas raksasa.

Reog ini dikenal dengan berat nya sekitar 50 kg yang di bawakan oleh pemerannya menggunakan gigi. Selain latihan fisik pemerannya juga latihan spiritual seperti bertapa dan puasa. Reog ponorogo ini memang di kenal dengan ilmu gaib nya.

6. Tari Barong Bali

Tari barong ini di kenal dari kebudayaan pra-hindu dan merupakan tarian khas bali. Tari ini menggambarkan perkelahian antara kebaikan dan kebatilan.

Barong sendiri melambangkan kebaikan sedangkan rangda melambangkan kejahatan. Pertarungan dan perkelahian ini tidak akan pernah selesai hingga dunia berakhir. Anda bisa menyaksikan seni pertunjukan ini di bali tepatnya di denpasar.

7. Wayang

Seni pertunjukan wayang ini berkembang dan sudah ada sejak berabad-abad yang lalu yang dikenal di daerah jawa dan bali. Wayang ini merupakan media awal masuk agama hindu ke indonesia, awal cerita wayang ini yaitu di prasasti balitung pada abad ke IV dengan bunyi “si galigi mawayang” cerita wayang ini sendiri memakai cerita ramayana dan mahabharata.

Adapun jenis-jenis wayang yaitu wayang kulit, wayang golek, wayang orang, wayang motekar dan wayang rumput.

8. Tari Saman

Tari saman yang berasal Dari suku gayo ini merupakan tarian yang terkenal juga hingga ke mancanegara, tari saman ini menggambarkan tentang sopan santun, pendidikan, keagamaan, kepahlawanan dan kekompakan.

Tari saman ini tidak menggunakan alat musik sama sekali tetapi menggunakan anggota badan untuk iringan musik dan nada nya seperti tepuk tangan, memukul dada, paha dan sebagainya untuk sinkronisasi gerakan penarinya tersebut.

9. Tari Kecak

Tari Kecak ini merupakan tari yang berasal dari bali dengan beranggotakan puluhan laki-laki dengan berbaris melingkar kemudian menyerukan “cak” dengan irama tertentu dan lengan di angkat.

Tari ini Menceritakan kisah ramayana ketika pasukan kera Membantu rama melawan rahwana. Tari kecak ini di ciptakan pada tahun 1930an oleh wayan limbak.

Tarian ini di ciptakan menurut ritual sanghyang yaitu ketika penarinya dalam kondisi tidak sadar. Tari kecak menjadi terkenal dan populer ketika wayan limbak dan para penarinya keliling dunia. Anda bisa menyaksikan tari kecak atau seni pertunjukan ini di uluwatu.

Unsur-unsur Seni Pertunjukan

Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam pementasan atau pertunjukan teater yaitu sebagai berikut.

1. Tema

Tema adalah pikiran pokok yang mendasari kisah drama. Pikiran pokok tersebut dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi kisah yang seru dan menarik.

Tema bisa diambil dari mana saja, bisa dari permasalahan kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, lingkungan sosial masyarakat, percintaan, lingkungan alam, penyimpangan sosial dan budaya, kriminalitas, politik, isu globalisasi dunia, dan sebagainya.

Tema dapat dipersempit menjadi sebuah topik, kemudian topik tersebut dikembangkan menjadi kisah dalam teater dengan dialogdialognya. Sementara itu, judul dapat diambil dari isi ceritanya.

2. Plot

Plot adalah rangkaian peristiwa atau jalan kisah dalam drama. Plot terdiri atas konflik yang berkembang secara bertahap, dari sederhana menjadi kompleks, klimaks, sampai penyelesaian. Adapun tahapan plot yaitu sebagai berikut.

  • Eksposisi. Perkenalan tokoh melalui adegan-adegan dan dialog yang mengantarkan penonton pada keadaan yang nyata.
  • Konflik. Pada tahapan ini mulai ada kejadian atau peristiwa atau insiden yang melibatkan tokoh dalam masalah.
  • Komplikasi. Insiden yang terjadi mulai berkembang dan menimbulkan konflik-konflik semakin banyak, rumit, dan saling terkait, tetapi belum tampak ada pemecahannya.
  • Klimaks. Berbagai konflik telah sampai pada puncaknya atau puncak ketegangan bagi para penonton. Di sinilah konflik atau pertikaian antartokoh mencapai puncaknya.
  • Penyelesaian. Tahap ini merupakan akhir penyelesaian konflik. Di sini, penentuan ceritanya akan berakhir menyenangkan, mengharukan, tragis, atau menimbulkan sebuah teka-teki bagi para penonton.

3. Penokohan

Penokohan dalam teater mencakup hal-hal yang berkaitan berikut.

  • Aspek Fisikologis. Aspek ini berkaitan dengan penamaan, pemeranan, dan keadaan fisik tokoh. Keadaan fisik antara lain tinggi, pendek, warna rambut, rambut panjang atau pendek, gemuk, kurus, dan warna kulit.
  • Aspek Sosiologis. Aspek ini berkaitan dengan keadaan sosial tokoh, yakni interaksi atau peran sosial tokoh dengan tokoh lain.
  • Aspek Psikologis. Aspek ini berkaitan dengan karakter yaitu keseluruhan ciri-ciri jiwa atau kepribadian seorang tokoh. Jenis karakter dalam sebuah pementasan teater antara lain baik hati, keras, sombong, munafik, rendah diri, ramah, dan pemarah.

4. Dialog

Dialog adalah percakapan antartokoh (yang bersamaan dalam satu gerak atau adegan) untuk merangkai jalannya kisah. Dialog harus mendukung karakter tokoh, mengarahkan plot, dan mengungkap makna yang tersirat.

5. Bahasa

Bahasa merupakan bahan dasar naskah/skenario dalam wujud kata dan kalimat. Kata dan kalimat harus dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan secara komunikatif dan efektif.

6. Ide dan Pesan

Ide dan pesan dalam pertunjukan harus bisa dituliskan oleh penulis dan diimplementasikan di atas panggung oleh pemeran. Ide bisa didapat dengan cara merekayasa secara logis sehingga selain dapat menghibur, dapat juga menampilkan pesan moral melalui nilai-nilai pendidikan.

7. Setting

Setting atau latar adalah keadaan tempat dan suasana terjadinya suatu adegan.

Fungsi Seni Pertunjukan

Berikut merupakan fungsi dari seni pertunjukan.

1. Fungsi Kesehatan

Seni pertunjukan berfungsi untuk kesehatan contohnya penderita penyakit psikologis dan semacamnya, pasien tersebut akan disuguhkan terapi musik yang sesuai masalah yang dialami pasien tersebut.

2. Fungsi Hiburan

Tentu saja fungsi seni pertunjukan yaitu salah satu nya untuk hiburan semata ketika seseorang jenuh dengan kegiatan dan pekerjaan sehari-hari nya.

3. Fungsi Ekonomi

Dikatakan fungsi ekonomi yaitu ketika seni pertunjukan mendatangkan keuntungan, biasanya seni-seni yang diundang ke masyarakat luas dan telah memenuhi syarat sehingga pertunjukan tersebut bernilai dan hihargai dengan sejumlah uang.

4. Fungsi Estetik

Fungsi estetik ini biasanya untuk media ekspresi seniman dalam menunjukan karya nya, misalnya seni tari, seni musik, seni teater, seni drama dan sebagainya.

5. Fungsi Pendidikan

Ya tentu saja fungsi pendidikan ini ada di dalam seni pertunjukan misalnya seni musik angklung ketika seseorang memainkanya secara tidak langsung orang tersebut telah melakukan nilai sosial, pembelajaran, edukasi, dan kerjasama.

6. Fungsi Sosial

Seni pertunjukan sangat hangat di dalam fungsi sosial karena di dalam nya mengandung pesan-pesan moral seperti contohnya seni wayang yang di dalam nya tersirat pesan pendidikan, moral, agama dan sebagainya.

7. Fungsi Religius

Fungsi religius sendiri tumbuh karena awal mula seni pertunjukan yaitu untuk media ritual. Dikatakan sebagai media ritual yaitu menggunakan gerak tertentu suara dan tindakan untuk upacara dan hari kebesaran suatu agama tertentu yang masih menggunakan nya maka bisa dikatakan sebagai fungsi religius.

Demikianlah artikel tentang Seni Pertunjukan dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bisa memberi manfaat bagi kita semua, Terimakasih.

Baca juga artikel lainnya :