Pengertian Pengetahuan : Jenis, Faktor, Ciri dan Syaratnya

Pengertian Pengetahuan – Informasi yang sudah diproses dan diorganisasikan untuk mendapat pemahaman, pembelajaran dan empiris yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan ke dalam masalah/ proses bisnis tertentu.

Informasi yang diproses guna mengekstrak implikasi kritis dan merefleksikan empiris masa lampau meluangkan penerima dengan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi.

Dalam kehidupan ini masing-masing harinya kita tidak jarang mendengar kata pengetahuan. Seperti yang telah diketahui, pengetahuan paling penting untuk peradaban insan baik dari sisi kemajuan teknologi, ilmu kesehatan, sosial, dan beda sebagainya.

Namun tidak sedikit dari anda belum memahami apa itu pengetahuan? nah, untuk memahaminya simak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan informasi atau maklumat yang diketahui atau dinyatakan oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak terbatas pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan formalitas yang Probabilitas Bayesian ialah benar atau berguna.

Dalam makna lain, pengetahuan ialah berbagai fenomena yang didatangi dan manusia didapatkan melalui akal pengamatan.

Pengetahuan muncul saat seseorang menggunakan kepintaran untuk mengenali obyek atau peristiwa tertentu yang tidak pernah menyaksikan atau rasakan sebelumnya.

Misalnya saat seseorang yang akrab rasa masakan baru, ia bakal mendapatkan pengetahuan mengenai bentuk, rasa, dan wewangian makanan.

Pengetahuan yaitu informasi yang telah digabungkan dengan pemahaman dan potensi guna menindaki; yang lantas tertanam dalam pikiran seseorang.

Secara umum, pengetahuan memiliki keterampilan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil dari pernyataan pola.

Ketika informasi dan data dari dapat untuk menginformasikan atau bahkan memunculkan kebingungan, pengetahuan dapat tindakan langsung. Ini ialah apa yang dinamakan potensi menindaki.

Pengertian Pengetahuan Menurut Para Ahli

1. Menurut Ahli dari Indonesia

  • Hatta

Pengertian ilmu pengetahuan menurut keterangan dari Moh. Hatta bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan atau studi yang tertata tentang kegiatan hokum umum, sebab dampak dalam suatu kumpulan masalah yang sifatnya sama baik disaksikan dari kedudukannya maupun hubungannya.

  • Dadang Ahmad S

Pengertian ilmu pengetahuan menurut keterangan dari Dadang Ahmad S, yaitu suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus sampai dapat menjelaskan gejala dan eksistensi alam tersebut sendiri.

  • Mappadjantji Amien

Menurutnya, definisi ilmu pengetahuan yakni sesuatu yang bermula dari pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan semesta yang mempunyai paradigma, objek pengamatan, metode, dan media komunikasi menyusun sains baru dengan destinasi untuk mengetahui semesta guna memanfaatkannya dan mengejar diri untuk mencari potensi fitrawi untuk mengenal Allah.

  • Syahruddin Kasim

Berdasarkan keterangan dari Syahruddin Kasim, bahwa definisi ilmu pengetahuan adalah pancaran hasil metabolisme ragawi sebagai hidayah sang pencipta yang berasal dari proses interaksi gejala fitrawimelalui dimensi hati, akal, nafsu yang rasional empirik dan hakiki dalam menyatakan hasanah alam semesta demi guna menyempurnakan tanggung jawab kekhalifaan.

  • Helmy A. Kotto

Pengertian ilmu pengetahuan menurut keterangan dari Helmy. A. Kotto sesungguhnya ilmu pengetahuan ialah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus hingga menjelaskan gejala dan eksistensi alam tersebut sendiri.

  • Sondang Siagian

Berdasarkan keterangan dari Sondang Siagian bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu objek, ilmiah yang mempunyai sekelompok prinsipol, dalil, rumus, yang melewati percobaan yang sistematis dilaksanakan berulang kali sudah teruji kebenarannya, dalil-dalil, prinsip-prinsip dan rumus-rumus mana yang bisa diajarkan dan dipelajari.

  • Soerjono Soekanto

Pengertian ilmu pengetahuan menurut keterangan dari Soerjono Soekanto yaitu pengetahuan yang tersusun sistematis dengan memakai kekuatan pemikiran, pengetahuan dimana tidak jarang kali dapat dicek dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh masing-masing orang beda yang mengetahuinya.

  • Abu Bakar

Pengertian ilmu pengetahuan menurut keterangan dari Abu Bakar adalah suatu pendapat atau buah pikiran, yang mengisi persyaratan dalam ilmu pengetahuan terhadap sebuah bidang masalah tertentu.

2. Menurut Ahli dari Luar Negeri

  • Asle Montagu

Pengertian ilmu pengetahuan menurut keterangan dari Asle Montagu dalam bukunya the cultured man merupakan sebagai pengetahuan yang dibentuk dalam satu sistem yang berasal dari pengalaman, studi dan eksperimen yang telah dilaksanakan dipakai guna menilai esensi prinsip mengenai hak yang sedang dipelajari.

  • Afayanev

Berdasarkan keterangan dari V. Afayanev, bahwa definisi ilmu pengetahuan dalam buknya Marxist Philosophy adalah pengetahuan insan tentang alam, masyarakat dan pikiran.

  • Ralp Ross dan Ernes Van Den Haag

Berdasarkan keterangan dari Ralp Ross dan Ernes Van Den Haag dalam bukunya yang berjudul The Fabric of Society, bahwa ilmu mempunyai kriteria empiris, rasional umum, kumulatif, dan keempatnya serentak terpenuhi.

Jadi Ilmu (pengetahuan) yaitu seluruh usaha sadar guna menyelidiki, mengejar dan menambah pemahaman insan dari sekian banyak segi fakta dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi supaya dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu menyerahkan kepastian dengan memberi batas lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu didapatkan dari keterbatasannya.

Jenis-jenis Pengetahuan

Pada lazimnya pengetahuan dipecah menjadi sejumlah jenis diantaranya:

1. Pengetahuan Langsung (immediate)

Pengetahuan immediate ialah pengetahuan langsung yang muncul dalam jiwa tanpa melewati proses pengartian dan pikiran. Kaum realis (penganut paham Realisme) mendefinisikan pengetahuan laksana itu.

Umumnya dibayangkan bahwa kita memahami sesuatu tersebut sebagaimana adanya, terutama perasaan ini sehubungan dengan realitas-realitas yang sudah dikenal sebelumnya laksana pengetahuan mengenai pohon, rumah, binatang, dan sejumlah individu manusia.

Namun, apakah perasaan ini pun berlaku pada realitas-realitas yang sama sekali belum pernah dikenal dimana guna sekali meilhat anda langsung mengenalnya sebagaimana hakikatnya?.

Apabila kita tidak banyak mencermatinya, maka bakal nampak dengan jelas bahwa urusan tersebut tidaklah demikian adanya.

2. Pengetahuan Tak Langsung (mediated)

Pengetahuan mediated ialah hasil dari pengaruh interpretasi dan proses beranggapan sertapengalaman-pengalaman yang lalu. Apa yang anda ketahui dari benda-benda ekstenrnal tidak sedikit berhubungan dengan pengartian dan pencerapan benak kita.

3. Pengetahuan Indrawi (perceptual)

Pengetahuan indrawi ialah sesuatu yang dijangkau dan diraih melewati indra-indra lahiriah. Sebagai contoh, kita menonton satu pohon, batu, atau kursi, dan objek-objek ini yang masuk ke alam pikiran melewati indra penglihatan akan menyusun pengetahuan kita.

Tanpa diragukan bahwa hubungan anda dengan alam eksternal melewati media indra-indra lahiriah ini, akan namun pikiran anda tidak seperti klise potret dimana gambar-gambar dari apa yang diketahui lewat indra-indra tersimpan didalamnya.

Pada pengetahuan indrawi terdapat sejumlah faktor yang berpengaruh, laksana adanya cahaya yang menerangi objek-objek eksternal, sehatnya anggota-angota indra badan (seperti mata, telinga, dan lain-lain), dan benak yang mengolah benda-benda partikular menjadi konsepsi universal, serta faktor-faktor sosial (seperti adat istiadat).

Dengan faktor-faktor itu tidak dapat dikatakan bahwa pengetahuan indrawi melulu akan didapatkan melalui indra-indra lahiriah.

4. Pengetahuan Konseptual (conceptual)

Pengetahuan konseptual pun tidak terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran insan secara langsung tidak dapat menyusun suatu konsepsi-konsepsi mengenai objek-objek dan perkara-perkara eksternal tanpa bersangkutan dengan alam eksternal.

Alam luar dan konsepsi saling dominan satu dengan lainnya dan pemisahan salah satu keduanya merupakan kegiatan pikiran.

5. Pengetahuan Partikular (particular)

Pengetahuan partikular sehubungan dengan satu individu, objek-objek tertentu, atau realitas-realitas khusus. Misalnya saat kita merundingkan satu buku atau pribadi tertentu, maka urusan ini bersangkutan dengan pengetahuan partikular tersebut sendiri.

6. Pengetahuan universal (universal)

Pengetahuan yang mencakup keseluruhan yang ada, semua hidup manusian misalnya; agama dan filsafat.

Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan diprovokasi oleh sejumlah faktor, di antaranya :

1. Pendidikan

Pendidikan yaitu proses evolusi sikap dan kode etik dari seseorang atau sekelompok orang bisnis yang matang dan pun melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas saya dan anda bisa kerucutkan visi edukasi yang mendidik manusia.

2. Media

Media yang secara eksklusif dirancang untuk menjangkau masyarakat yang paling luas. Jadi misal dari media massa ialah televisi, radio, surat kabar, dan majalah.

3. Informasi

Definisi informasi menurut keterangan dari Oxford English Dictionary, ialah “”that of which one is apprised or told: intelligence, news”. Kamus lain mengaku bahwa informasi ialah sesuatu yang bisa diketahui, tetapi ada pun yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan.

Di samping informasi jangka pun memiliki makna lain laksana yang didefinisikan oleh tagihan teknologi informasi yang mengartikannya sebagai sebuah teknik guna mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mempublikasikan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk destinasi tertentu.

Sementara informasi tersebut sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, basis data. Perbedaan besar dalam pengertian informasi sebab pada dasarnya informasi tidak bisa diuraikan (intangible), sementara informasi yang didatangi dalam kehidupan sehari-hari, yang didapatkan dari data dan pemantauan dari dunia di dekat kita dan diteruskan melewati komunikasi.

Ciri-ciri Pengetahuan

Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah menurut keterangan dari The Liang Gie (1987) (dalam Surajiyo, 2010) memiliki lima ciri pokok antara lain:

  1. Empiris, pengetahuan itu didapatkan menurut pemantauan dan percobaan.
  2. Sistematis, sekian banyak keterangan dan data yang tersusun sebagai kelompok pengetahuan tersebut mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur;
  3. Objektif, ilmu berarti pengetahuan tersebut bebas dari prasangka perseorangan dan kesenangan pribadi;
  4. Analitis, pengetahuan ilmiah berjuang membeda-bedakan pokok soalnya kedala unsur yang terperinci guna memahami sekian banyak sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu;
  5. Verifikatif, dapat dicek kebenaranya oleh siapapun.

Adapun Van Melsen (1985) (dalam Surajiyo, 2010) menyampaikan ada delapan ciri yang menandai ilmu, yakni sebagai berikut:

  1. Ilmu pengetahuan secara metodis mesti menjangkau suatu borongan yang secara logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam riset (metode) maupun mesti (susunan logis).
  2. Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena urusan tersebut erat kaitannya dengan tanggung jawab ilmuwan.
  3. Universal ilmu pengetahuan.
  4. Objektivitas, dengan kata lain setiap ilmu terpimpin oleh object dan tidak didistorsi oleh prasangka-prasangka subjektif.
  5. Ilmu pengetahuan mesti bisa di verifikasi oleh seluruh peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena tersebut ilmu pengetahuan mesti bisa dikomunikasikan.
  6. Progresivitas, dengan kata lain suatu jawaban ilmiah baru mempunyai sifat ilmiah sungguh-sungguh, bila berisi pertanyaan baru dan memunculkan problem baru lagi.
  7. Kritis, dengan kata lain tidak terdapat teori yang definitif, masing-masing teori terbuka untuk suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru.
  8. Ilmu pengetahuan mesti dapat dipakai sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan praktis.

Syarat-syarat Pengetahuan

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan eksklusif dimana seseorang memahami apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu bisa disebut sebagai ilmu.

Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu tidak sedikit terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang sudah ada lebih dahulu.

  1. Ilmu mesti mempunyai objek kajian yang terdiri dari satu kelompok masalah yang sama sifat hakikatnya, terlihat dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat mempunyai sifat ada, atau barangkali ada sebab masih mesti diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari ialah kebenaran, yaitu persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya dinamakan kebenaran objektif; bukan subjektif menurut subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
  2. Metodis ialah upaya-upaya yang dilaksanakan untuk meminimalisasi bisa jadi terjadinya pembiasan dalam menggali kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini ialah harus terdapat teknik tertentu untuk memastikan kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti cara tertentu yang dipakai dan lazimnya merujuk pada cara ilmiah.
  3. Dalam perjalanannya mengupayakan mengetahui dan menyatakan suatu objek, ilmu mesti terurai dan terumuskan dalam hubungan yang tertata dan logis sehingga menyusun suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dapat menjelaskan susunan sebab dampak menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam susunan sebab dampak adalahsyarat ilmu yang ketiga.
  4. Kebenaran yang berkeinginan dicapai merupakan kebenaran universal yang mempunyai sifat umum (tidak mempunyai sifat tertentu). Contoh: seluruh segitiga bersudut 180º. Karenanya universal adalahsyarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya bertolak belakang dengan ilmu-ilmu alam menilik objeknya ialah tindakan manusia. Karena tersebut untuk menjangkau tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, mesti terdapat konteks dan tertentu pula.
  5. Pandangan ini sejalan dengan pandangan Parsudi Suparlan yang mengaku bahwa Metode Ilmiah ialah suatu kerangka landasan untuk terciptanya pengetahuan ilmiah. Selanjutnya ditetapkan bahwa riset ilmiah dilaksanakan dengan berlandaskan pada cara ilmiah. Sedangkan riset ilmiah mesti dilaksanakan secara sistematik dan objektif (Suparlan P., 1994). Penelitian ilmiah sebagai pelaksanaan cara ilmiah mesti sestematik dan objektif, sedang cara ilmiah adalahsuatu kerangka untuk terciptanya ilmu pengetahuan ilmiah. Maka jelaslah bahwa ilmu pengetahuan pun mempersyaratkan sistematik dan objektif.
  6. Sebuah teori pada dasarnya adalahbagian utama dari cara ilmiah. Suatu kerangka teori menyajikan cara-cara mengorganisasikan dan menginterpretasi-kan hasil-hasil penelitian, dan menghubungkannya dengan hasil-hasil riset yang diciptakan sebelumnya.

Jadi peranan cara ilmiah ialah untuk menghubungkan penemuan-penemuan ilmiah dari masa-masa dan lokasi yang berbeda. Ini berarti peranan cara ilmiah melandasi corak pengetahuan ilmiah yang sifatnya akumulatif.

Dari uraian itu di atas dapatlah disebutkan bahwa proses terbentuknya ilmu pengetahuan ilmiah melewati metode ilmiah yang dilaksanakan dengan penelitian-penelitian ilmiah.

Pembentukan ilmu pengetahuan ilmiah pada dasarnya adalahbagian yang urgen dari cara ilmiah. Suatu ilmu pengetahuan ilmiah menyajikan cara-cara pengorganisasian dan penginterpretasian hasil-hasil penelitian, dan menghubungkannya dengan hasil-hasil riset yang diciptakan sebelumnya oleh peneliti lain.

Ini berarti bahwa ilmu pengetahuan ilmiah adalahsuatu proses akumulasi dari pengetahuan. Di sini peranan cara ilmiah urgen yaitu menghubungkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah dari masa-masa dan lokasi yang berbeda.

Dalam ilmu-ilmu sosial prinsip objektivitas adalahprinsip utama dalam cara ilmiahnya. Hal ini diakibatkan ilmu sosial bersangkutan dengan pekerjaan manusia sebagai mahluk sosial dan kebiasaan sehingga tidak terlepas adanya hubungan perasaan dan emosional antara peneliti dengan pelaku yang diteliti.

Proses Terbentuknya Pengetahuan

Perkembangan pengetahuan seperti saat ini tidaklah dilangsungkan secara mendadak, tetapi terjadi secara bertahap, evolutif. Oleh sebab untuk mengetahui sejarah pertumbuhan ilmu inginkan tidak inginkan harus mengerjakan pembagian atau klasifikasi.

Secara periodik, sebab setiap periode menampilkan karakteristik tertentu dalam pertumbuhan ilmu pengetahuan. Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepadaperadaban Yunani.

Oleh karena tersebut periodisasi pertumbuhan ilmu disini dibuka dari kemajuan Yunani dan diselesaikan pada zaman kontemporer.

1. Zaman Pra Yunani Kuno

Pada zaman ini ditandai oleh :

  • Know how dalam kehidupan keseharian yang didasarkan pada pengalaman.
  • Pengetahuan yang menurut pengalaman tersebut diterima sebagai kenyataan dengan sikap receptive mind, penjelasan masih dihubungkan dengan kekuatan magis.
  • Kemampuan mengejar huruf dan sistem bilangan alam telah menampakkan pertumbuhan pemikiran insan ke tingkat abstraksi.
  • Kemampuan menulis, berhitung, merangkai kalender yang didasarkan atas sintesa terhadap hasil abstraksi yang dilakukan.
  • Kemampuan meramalkan sebuah peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa sebelumnya yang pernah terjadi. (Rizal Muntazir, 1996).

2. Zaman Yunani Kuno

Zaman Yunani Kuno di anggap sebagai zaman keemasan filsafat, sebab pada masa ini orang memiliki kemerdekaan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu dirasakan sebagai gudang ilmu dan filsafat, sebab Bangsa Yunani pada masa tersebut tidak lagi meyakini mitologi-mitologi.

Bangsa Yunani pun tidak bisa menerima empiris yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikapmenerima begitu saja), tetapi menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menginvestigasi sesuatu secara kritis).

Sikap belakangan berikut yang menjadi cikal akan tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis berikut menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli-ahli pikir familiar sepanjang masa. Beberapa filsuf pada masa tersebut antara beda Thales,Phytagoras, Sokrates, Plato,Aristoteles.

3. Zaman Abad Pertengahan

Zaman Abad Pertengahan ditandai dengan tampilnya semua theolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini nyaris semua ialah para theolog, sehingga kegiatan ilmiah berhubungan dengan kegiatan keagamaan.

Semboyan yang berlaku untuk ilmu pada masa ini ialah Ancilla Theologia atau abdi agama. Namun demikian mesti dinyatakan bahwa tidak sedikit juga temuan dalam bidang ilmu yang terjadi pada masa ini.

4. Zaman Renaissance

Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan pulang pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama.

Renaissance merupakan zaman peralihan saat kebudayaan Abad Pertengahan mulai pulang menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini ialah manusia yang memimpikan pemikiran yang bebas.

Manusia hendak mencapai peradaban atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan canggih sudah mulai dirintis pada Zaman Renaissance.

Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini ialah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal laksana Roger Bacon, Copernicus, Johannes Keppler, Galileo Galilei.

5. Zaman Canggih (17-19 M)

Zaman canggih ditandai dengan sekian banyak penemuan dalam bidang ilmiah.Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman canggih sesungguhnya telah dirintis semenjak zaman Renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoph yang familiar sebagai bapak filsafat modern.

Rene Descartes pun seorang berpengalaman ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti ialah sistem koordinat yang terdiri dari dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar.

Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya struggle for life (perjuangan guna hidup). J.J Thompson dengan temuannya elektron.

6. Zaman Kontemporer (Abad 20 dan seterusnya)

Fisikawan termashur abad keduapuluh ialah Albert Einstein. Ia mengaku bahwa alam tersebut tak berhingga besarnya dan tak terbatas, tetapi pun tak berubah kedudukan totalitasnya atau mempunyai sifat statis dari masa-masa ke waktu.

Einstein percaya akan keabadian materi. Ini berarti bahwa alam semesta itu mempunyai sifat kekal, atau dengan kata beda tidak mengakui adanya pembuatan alam.

Disamping teori tentang fisika, teori alam semesta, dan lain-lain maka Zaman Kontemporer ini ditandai dengan penemuan sekian banyak teknologi canggih.

Teknologi komunikasi dan informasi termasuk di antara yang mengalami peradaban sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer, sekian banyak satelit komunikasi, internet, dan beda sebagainya.

Bidang ilmu lain pun mengalami peradaban pesat, sampai-sampai terjadi spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam.

Demikianlah penjelasan tentang Pengetahuan dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.

Baca juga artikel lainnya :