Intermittent Fasting untuk Pemula yang Sehat dan Tepat

RuangPengetahuan.Co.Id – Terdapat beberapa kiat sukses menjalani diet puasa atau intermittent fasting untuk pemula yang mudah, cepat, dan juga sehat tentunya. IF atau intermittent fasting sendiri merupakan istilah baru yang menjadi cara menurunkan berat badan paling populer sekarang ini.

Intermittent fasting dapat diartikan sebagai jenis pengaturan pola makan dalam periode waktu yang terstruktur. Cara melakukan diet puasa ini berbeda-beda, tetapi konsep dan prinsipnya hampir sama, yaitu mengurangi jumlah kalori harian yang masuk dalam tubuh.

Pilihan Jenis Intermittent Fasting untuk Pemula

Intermittent fasting adalah salah satu cara untuk menurunkan berat badan dengan cara berpuasa. Puasa di sini berbeda dengan puasa yang biasa dilakukan dalam keperluan beribadah.

Waktu untuk melakukan intermittent fasting sendiri bisa selama 12 jam sehari, 16 jam sehari atau bahkan 24 jam dalam seminggu.

Jenis diet ini tengah menjadi metode menurunkan berat badan yang populer di kalangan masyarakat. Bukan hanya untuk menurunkan berat badan, penerapan IF juga mendukung laju metabolisme tubuh, bahkan bisa memperpanjang usia seseorang.

Metode dalam intermittent fasting berbeda dengan kebanyakan metode diet yang ada. Intermittent fasting hanya akan mengatur pola makan dan kapan waktu untuk makan maupun berpuasa.

Artinya, penekanan diet ini bukan pada jenis makanan apa yang boleh dikonsumsi atau tidak, tetapi lebih ke pembatasan waktu makan.

Untuk pemula yang baru ingin menerapkan metode IF dalam program penurunan berat badannya, berikut ini terdapat jenis intermittent fasting yang bisa dijadikan sebagai pilihan.

1. Puasa 12 Jam

Metode diet intermittent fasting yang dapat menjadi pilihan pertama adalah puasa 12 jam dalam sehari. Cara melakukannya cukup mudah, pemula hanya perlu berpuasa atau berhenti makan dan hanya boleh minum air putih selama 12 jam, kemudian 12 jam berikutnya akan seperti biasa.

Meski dalam 12 jam sisanya diperbolehkan untuk makan, usahakan untuk makan makanan yang bergizi dan sehat. Sebab, jika hanya asal-asalan makan tanpa memperhatikan sehat atau tidaknya makanan tersebut, maka 12 jam puasa hari itu juga akan sia-sia.

Agar dapat menjalani waktu berhenti makan atau puasa dengan lebih mudah, lakukan cara ini di waktu malam hari. Sebab, ketika malam kebanyakan orang menggunakannya untuk tidur atau beristirahat, jadi lebih mudah menahan nafsu makan.

2. Puasa 16 Jam

Puasa 16 jam sehari atau puasa 16:8 merupakan metode intermittent fasting lain yang bisa dilakukan untuk pemula. Metode ini sering juga disebut dengan istilah Leangains.

Bagi pemula yang merasa puasa 12 jam tidak memberikan perubahan untuk tubuh, metode 16:8 ini adalah alternatif yang tepat. Cara melakukannya mirip seperti puasa 12 jam, hanya saja waktu untuk melakukannya berbeda.

Contoh untuk melakukan puasa 16:8 adalah dengan berhenti makan setelah pukul 8 malam hingga pagi. Kemudian, makan lagi di siang hari hingga petang dan melakukan puasa lagi pada malam sampai pagi hari.

3. Puasa 24 Jam dalam Seminggu

Puasa 24 jam atau Eat-to-Eat merupakan metode intermittent fasting yang bisa menjadi pilihan diet untuk pemula. Cara untuk melakukan puasa ini adalah dengan cara melakukan puasa penuh selama satu atau dua hari dalam satu minggu.

Ketika menjalani hari puasa ini pemula masih bisa mengkonsumsi minuman, seperti air putih, teh tanpa gula, atau minuman bebas kalori lainnya. Kemudian, hari lainnya dapat digunakan untuk makan dengan asupan gizi yang sehat dan seimbang.

4. Puasa Alternatif

Metode puasa ini dapat dilakukan dengan cara puasa untuk tidak makan makanan padat atau memberikan tubuh asupan makanan sebanyak 500 total kalori setiap harinya.

Metode puasa alternatif cukup efektif menurunkan berat badan sekaligus untuk menjaga kesehatan jantung untuk orang dewasa dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Puasa alternatif dapat dikatakan sebagai metode intermittent fasting yang paling ekstrem. Jadi, tidak sesuai untuk pemula.

Itulah beberapa jenis intermittent fasting untuk pemula lengkap dengan cara melakukan dan gambarannya. Untuk mengurangi risiko dalam menjalaninya, lakukan konsultasi dengan dokter ahli gizi terlebih dahulu.

Ini akan membantu pemula untuk mendapatkan saran serta arahan untuk melakukan jenis intermittent fasting mana yang paling tepat dan tidak membuat tubuh kekurangan asupan gizi harian.

Baca juga artikel lainnya :