Pengertian Sejarah : Sumber, Konsep, Tahap dan Cara Berfikirnya

Pengertian Sejarah – Masa lalu mengajarkan banyak pengalaman bagi kita karena tanpa masa lalu kita tidak akan pernah sampai seperti saat ini, dari masa lalu lah kita mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman.

Masa lalu dalam ilmu pendidikan disebut sebagai sejarah, sejarah bisa kita pelajari di internet, sekolah, kampus dan lain sebagainya. Untuk lebih jelas nya mari kita simak artikel nya di bawah ini.

Pengertian Sejarah

Sejarah adalah peristiwa masa lalu, yang disusun atas dasar peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan ini disebut sumber sejarah. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah berarti history yang berarti masa lalu yaitu masa lalu umat manusia.

Dalam bahasa Arab, sejarah disebut Sajaratun (Syajaroh) yang berarti pohon dan keturunan. Jika kita membaca bahwa garis silsilah raja tampak seperti gambar pohon dari yang sederhana dan tumbuh menjadi besar, maka sejarah dapat diartikan sebagai garis silsilah para raja, yang berarti aturan keluarga kerajaan pada masa lalu.

Sejarah merupakan studi tentang semua peristiwa atau kejadian masa lalu dalam kehidupan manusia. Yang paling penting adalah bahwa masa lalu meliputi ( dulu, kemarin dan tadi).

Sedangkan tiga aspek terkait waktu dalam sejarah meliputi masa lalu, masa kini dan masa depan atau masa yang akan mendatang. Ini berarti bahwa cerita ini berkelanjutan dan memiliki periode waktu yang panjang dari masa lalu hingga sekarang dan di masa depan.

Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli

Berikut adalah pengertian sejarah menurut beberapa para ahli:

1. Muhammad Yamin

Menurut Muhammad Yamin sejarah adalah bagian dari pengetahuan yang diperoleh dengan mengumpulkan beberapa peristiwa masa lalu.

Peristiwa-peristiwa ini kemudian disatukan sehingga mengandung cerita yang lengkap dan dapat berfungsi sebagai referensi untuk pelajaran.

2. Moh. Ali

Menurut Moh. Ali sejarah adalah kisah setiap perubahan yang telah terjadi sejak zaman kuno hingga saat ini. Perubahan-perubahan ini diperiksa dan diteliti dengan cermat dan terstruktur.

Hal ini dilakukan agar hasil penelitian dari peristiwa masa lalu dapat berfungsi sebagai referensi untuk pengembangan kehidupan di masa depan.

3. Aristoteles

Sejarah Menurut Aristoteles adalah sistem yang didasarkan pada hasil peristiwa penelitian masa lalu, yang tentu saja benar-benar terjadi. Kemudian hasil dari sistem penelitian disusun dengan jelas dan dalam bentuk kronologi acara yang lengkap

4. Sartono Kartodirdjo

Menurut Sartono Kartodirdjo, sejarah adalah bentuk yang menggambarkan pengalaman kolektif masa lalu. Maka kisah-kisah sejarah dapat digunakan dengan cara verbal dalam transmisi, sehingga lebih mudah untuk dipahami.

5. Drs. Sidi Gazalba

Menurut Drs. Sidi Gazalba sejarah adalah peristiwa masa lalu pada manusia dan makhluk lain dalam bentuk fakta dan interpretasi yang menggambarkan peristiwa tersebut dan terstruktur secara ilmiah sehingga dapat dengan mudah dipahami.

6. Rochiati Wiriatmaja

Menurut Rochiati Wiriatmaja sejarah adalah tentang disiplin yang dijanjikan berdasarkan nilai-nilai etika, moral, budaya, dan spiritual untuk memberikan pedoman untuk mempelajari keseimbangan kehidupan.

Poin yang dia yakini adalah bahwa kita sebagai manusia dapat belajar pelajaran tentang hal-hal yang telah terjadi di masa lalu, baik secara moral, etis, maupun spiritual.

7. Ibnu Khaldun

Menurut Ibnu Khaldun, sejarah adalah catatan sebelumnya tentang orang, kelompok, atau organisasi masyarakat sebelumnya tentang apa yang pernah terjadi.

Hal ini termasuk juga seperti peradaban manusia di masa lalu, seperti sifat dan karakter masyarakat masa lalu dan semua hal yang menyangkut kehidupan masa lalu.

Sumber Sejarah

1. Fosil

Fosil didefinisikan sebagai sisa-sisa makhluk hidup, baik hewan, tumbuhan atau manusia, yang telah menjadi mineral atau batu. Fosil ini terjadi karena berbagai hal, seperti dikubur, ditangkap atau tenggelam di sumur.

Fosil biasanya berumur lebih dari 10.000 tahun. Namun, ada juga hewan tua yang masih hidup sampai sekarang, seperti naga.

Komodo juga dikenal sebagai fosil hidup. Sebagai sumber sejarah, fosil dapat bermanfaat untuk mengetahui kondisi waktu, kondisi geografis serta kondisi lokal di jaman dahulu.

2. Benda

Sumber sejarah jenis benda ini adalah dalam bentuk semua benda yang merupakan karya manusia, baik dalam bentuk bangunan, sarkofagus dan monumen. Apa yang membuatnya berbeda dari artefak adalah artefak lebih kecil dan dapat dipindahkan.

Bahan bersifat umum dan termasuk semua peninggalan yang dibuat manusia. Di Indonesia sendiri, misalnya ada peninggalan dalam bentuk candi seperti Borobudur dalam gaya Budha dan dalam gaya Hindu Prambanan.

Piramida Mesir adalah contoh lain dari sumber sejarah benda-benda material. Piramida adalah bangunan bersejarah yang juga merupakan makam.

3. Tekstual

Sumber tekstual adalah peninggalan dalam bentuk naskah. Bentuk tulisan ini juga menggunakan berbagai jenis dan bukan hanya kertas. Media yang digunakan bisa dalam bentuk daun lontar, batu atau kulit binatang.

Menulis di media biasanya berisi satu atau lebih hal penting pada saat penulisan bukti. Sumber ini tidak hanya dalam bentuk surat, tetapi juga bisa dalam bentuk komposisi gambar untuk dikomunikasikan. Contoh dari bukti tekstual ini adalah surat hieroglif dari orang Mesir kuno.

4. Artefak

Artefak merupakan peninggalan orang-orang yang dibuat di masa lalu dan dapat dipindahkan. Artefak bisa dalam bentuk sendok, piring, kendi, tombak, perhiasan, dan sejenisnya. Artefak yang ditemukan biasanya disimpan di museum.

Konsep Ruang dalam Sejarah

Sejarah mengakui dua dimensi, yaitu spasial dan temporal. Spasial berarti ruang tempat peristiwa sejarah terjadi. Sementara itu, waktu berarti waktu yang berkaitan dengan ketika peristiwa sejarah terjadi.

Istilah ruang dan waktu kadang-kadang digunakan dalam dua konteks yang berbeda. Konteks pertama berarti bahwa ruang dan waktu terkait erat. Konteks lain mengatakan bahwa konsep ruang dan waktu hanya bersifat fisik.

Dalam sejarah, ruang dan waktu berkaitan erat. Ruang adalah tempat di mana berbagai peristiwa bersejarah terjadi tergantung pada waktu.

Oleh karena itu, studi peristiwa sejarah berdasarkan dimensi waktu tidak dapat dipisahkan dari dimensi ruang sejarah.

Waktu berfokus pada aspek ketika peristiwa sejarah terjadi. Sementara ruangan secara alami berfokus pada tempat acara berlangsung.

Konsep ruang dan waktu adalah elemen yang tidak terpisahkan, baik dari suatu peristiwa maupun dari perubahannya dalam sejarah. Semua aktivitas manusia harus dilakukan bersamaan dengan lokasi dan waktu kejadian.

Perjalanan manusia sebagai pelaku sejarah tidak dapat dipisahkan dari unsur ruang dan waktu, karena perjalanan manusia itu sendiri adalah perjalanan melalui waktu di tempat yang dihuni oleh manusia itu sendiri.

Tahap Penelitian Suatu Sejarah

Berikut ini adalah tahapan yang harus dilakukan ketika akan meneliti suatu sejarah:

1. Mencari Topik

Topik yang dipilih untuk penelitian harus sesuai untuk penelitian. Topik tidak boleh duplikat dari penelitian yang sudah ada sebelumnya, topik harus benar-benar baru.

2. Heuristik

Heuristik berarti menemukan. Dalam fase ini, sumber atau data dikumpulkan yang relevan dengan topik penelitian. Ini penting untuk mengetahui bentuk peristiwa sejarah di masa lalu.

Beberapa langkah yang dapat diambil, termasuk menggunakan metode literatur, mengunjungi situs bersejarah dan melakukan wawancara untuk melengkapi data dan mendapatkan data yang baik.

Sumber sejarah sendiri dapat dibagi menjadi dua sumber, sumber sejarah primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber asli atau sumber yang dibuat pada tangan pertama atau sumber yang dibuat pada saat acara. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang dibuat oleh pihak ketiga, seperti tesis, buku, dan lainnya.

3. Kritik dan Verifikasi

Ulasan ini adalah penilaian sumber sejarah. Langkah ini berarti meninjau dan memverifikasi laporan acara bersejarah. Ada dua aspek dalam penilaian ini yaitu eksternal dan internal.

Aspek eksternal membahas apakah sumber itu asli atau salah, sementara aspek internal memeriksa apakah konten yang terkandung dalam sumber dapat memberikan informasi yang diperlukan.

4. Interpretasi

Interpretasi adalah langkah yang harus dilakukan setelah review. Interpretasi berarti menafsirkan fakta-fakta sejarah dan menggabungkannya menjadi suatu keseluruhan yang seragam, saling berhubungan (masuk akal).

Proses interpretasi bersifat selektif karena tidak semua fakta dapat dimasukkan dalam cerita sejarah. Peneliti harus memilih data yang relevan dengan topik dan yang mendukung kebenaran cerita itu sendiri.

5. Historiografi

Historiografi berarti menulis sejarah. Langkah ini adalah tahap akhir penelitian tentang penulisan sejarah. Menulis sejarah membutuhkan keterampilan dan kemampuan khusus.

Menulis sejarah bukan hanya tentang mengumpulkan fakta dari hasil penelitian. Selain itu, penyusun harus menyampaikan pemikiran melalui interpretasi historis berdasarkan fakta-fakta penelitian.

Cara Berfikir Sejarah

1. Berpikir Sinkronik

Berpikir sinkronik berarti bahwa pemikiran meluas di ruang, tetapi terbatas dalam waktu. Pendekatan ini biasanya lebih banyak digunakan dalam ilmu sosial. Sinkronisasi lebih penting untuk struktur atau ruang.

Pendekatan sinkron ini hanya menganalisis hal tertentu pada waktu tertentu. Artinya, pendekatan ini tidak berupaya menarik kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi hingga saat ini.

Contoh cara berpikir ini adalah acara proklamasi kemerdekaan Indonesia, menggambarkan berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, politik, budaya, dll.

2. Berpikir Diakronik

Diakronik dapat diartikan sebagai perpanjangan dari waktu ke waktu, tetapi secara spasial terbatas. Berpikir diakronis ditafsirkan sebagai pemikiran atau urutan kronologis ketika menganalisis sesuatu.

Kronologis peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi serangkaian peristiwa bersejarah. Selain itu, pemikiran diakronis dapat membantu membandingkan berbagai peristiwa bersejarah di tempat yang berbeda secara bersamaan.

Melalui cara berpikir ini, sejarah mencoba dari waktu ke waktu untuk menganalisis perubahan dalam berbagai hal. Ini dapat memungkinkan seseorang untuk menilai bahwa sesuatu telah berubah seiring waktu.

Contoh cara berpikir ini adalah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Untuk memahami peristiwa ini, perjuangan para pahlawan sejak zaman penjajahan Belanda harus diikuti. Oleh karena itu, pemikiran diakronik sangat menekankan proses terjadinya.

Demikianlah artikel tentang Sejarah ini Ingatlah bahwa kedalaman pengetahuan yang berkelanjutan membuat sejarah menjadi basis pembelajaran yang disukai, Semoga bermanfaat terimakasih.

Baca juga artikel lainnya :