Pengertian Populasi & Sampel : Proses dan Tekniknya

Pengertian Populasi & Sampel – Apa yang dimaksud dengan Populasi dan Sampel? Secara simpelnya, Populasi ada borongan subjek penelitian, sementara sampel ialah sebagian dari populasi tersebut.

Mari kita kupas dalam tulisan kali ini secara rinci dan gamblang mengenai Populasi dan Sampel itu serta perbedaan diantara keduanya.

Perbedaan Populasi dan Sampel mesti dicerna secara jelas supaya tidak salah saat semua peneliti mengerjakan penelitian. Oleh karena itu penting untuk mengetahui populasi dan sampel di dalam konteks Metodologi Penelitian.

Pengertian Populasi

Populasi ialah keseluruhan, totalitas atau generalisasi dari satuan, individu, objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan ciri khas tertentu yang bakal diteliti, yang bisa berupa orang, benda, institusi, peristiwa, dan lain-lain yang di dalamnya dapat didapatkan atau dapat menyerahkan informasi (data) riset yang lantas dapat ditarik kesimpulan.

Populasi tidak saja orang atau makhluk hidup, bakal tetapi pun benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga tidak saja sekedar jumlah yang terdapat pada obyek atau subyek yang dipelajari, bakal tetapi mencakup semua karakteristik, sifat-sifat yang dipunyai oleh obyek atau subyek tersebut.

Bahkan satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, sebab satu orang itu memiliki sekian banyak karakteristik, contohnya seperti gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan beda sebagainya.

Dalam sebuah riset populasi mesti didefinisikan dengan jelas; apa atau siapa, dimana atau kapan. Apa atau siapa lebih untuk isi dari penelitian, sementara dimana ditafsirkan sebagai luasan penelitian, dan kapan dimaksudkan sebagai waktu.

Berikut pengertian dan definisi populasi riset dari sejumlah sumber buku:

  1. Berdasarkan keterangan dari Djarwanto (1994), populasi ialah jumlah borongan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya berkeinginan diteliti, dan satuan-satuan tersebut disebut unit analisis, bisa berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst.
  2. Berdasarkan keterangan dari Handayani (2020), populasi ialah totalitas dari masing-masing elemen yang akan dianalisis yang mempunyai ciri sama, dapat berupa pribadi dari sebuah kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang bakal diteliti.
  3. Berdasarkan keterangan dari Ismiyanto (2003), populasi ialah keseluruhan subjek atau totalitas subjek riset yang bisa berupa; orang, benda, sebuah hal yang di dalamnya dapat didapatkan dan atau dapat menyerahkan informasi (data) penelitian.
  4. Berdasarkan keterangan dari Sugiyono (2006), populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek atau subjek yang memiliki kuantitas dan ciri khas tertentu yang diputuskan oleh peneliti guna dipelajari dan lantas ditarik kesimpulannya.

Pengertian Sampel Penelitian

Sampel ialah wakil atau beberapa dari populasi yang mempunyai sifat dan ciri khas yang sama mempunyai sifat representatif dan mencerminkan populasi sehingga dirasakan dapat mewakili seluruh populasi yang diteliti.

Teknik pemungutan sampel bermanfaat untuk menolong para peneliti dalam mengerjakan generalisasi terhadap populasi yang diwakili.

Sampel adalah sebagai unsur kecil dari anggota populasi yang dipungut menurut keterangan dari prosedur tertentu yang bisa mewakili populasinya. Sampel dipakai jika populasi yang di analisis besar, dan peneliti tidak barangkali mempelajari semua populasi.

Kendala itu dapat terjadi sebab adanya keterbatasan biaya, tenaga dan masa-masa yang di miliki peneliti. Sampel yang akan dipakai dari populasi mestilah benar-benar bisa mewakili populasi yang diteliti.

Berikut pengertian dan definisi sampel riset dari sejumlah sumber buku:

  1. Berdasarkan keterangan dari Djarwanto (1994), sampel ialah sebagian dari populasi yang karakteristiknya berkeinginan diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya bisa dikenakan pada populasi, ialah sampel yang mempunyai sifat representatif atau yang bisa menggambarkan ciri khas populasi.
  2. Berdasarkan keterangan dari Siyoto dkk (2015), sampel ialah sebagian dari jumlah dan ciri khas yang dipunyai oleh populasi tersebut, ataupun unsur kecil dari anggota populasi yang dipungut menurut keterangan dari prosedur tertentu sampai-sampai dapat mewakili populasinya.
  3. Berdasarkan keterangan dari Arikunto (2006), sampel ialah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita melulu akan menganalisis sebagian dari populasi, maka riset tersebut disebut riset sampel.
  4. Berdasarkan keterangan dari Sudjana dan Ibrahim (2001), sampel ialah sebagian dari populasi tercapai yang mempunyai sifat yang sama dengan populasi.

Alasan Pengambilan Sampel

Sampling ialah kegiatan menilai sampel. Sebuah riset tidak butuh melibatkan seluruh populasi. Dengan pertimbangan akademik dan non-akademik, populasi bisa diwakili oleh beberapa anggotanya yang dinamakan sampel.

Meskipun demikian hasil riset tidak bakal berkurang mutu dan akurasinya sebab sampel mempunyai karakter yang sama dengan populasi sampai-sampai informasi yang digali dari sampel sama dengan karakter yang berlaku pada populasi.

Sampling tidak mengurangi mutu hasil penelitian. Bobot hasil riset akan tetap terjamin asalkan sampling dilaksanakan dengan benar, sebagaimana diuraikan pada bagian beda bab ini. Hal tersebut sejalan dengan definisi bahwa sampel adalah nilai-nilai yang menggambarkan ciri khas sampel sebagai nilai statistik sampel itu.

Hal tersebut berarti bahwa hasil yang diputuskan menurut data yang didapatkan dari sampel bakal mewakili populasinya. Dengan kata lain, inferensi statistik bakal menjamin mutu hasil penelitian.

Berdasarkan keterangan dari Winarno (2013), beberapa dalil pertimbangan pemakaian dan pemungutan sampel penelitian ialah sebagai berikut:

1. Penghematan Biaya

Besaran jumlah anggota sampel dalam riset berimplikasi pada biaya. Pelibatan jumlah anggota populasi yang besar memerlukan ongkos yang lebih banyak dari pada pelibatan jumlah anggota populasi yang kecil.

Dengan memungut sebagian anggota populasi, penghematan ongkos dapat dilakukan. Makin tidak banyak jumlah anggota yang dipungut sebagai sampel, makin tidak sedikit penghematan yang bisa dilakukan.

2. Penghematan Waktu

Dengan sampling, masa-masa yang dipakai untuk mengemban penelitian bisa dihemat. Waktu yang dipakai dalam riset yang memakai sampel lebih tidak banyak daripada waktu riset yang tidak memakai sampel.

Hal tersebut juga berarti bahwa kian sedikit sampel yang dilibatkan, makin tidak sedikit waktu yang bisa dihemat.

3. Penghematan Tenaga

Dengan memakai sampling, maka tenaga yang diperlukan untuk riset dengan sampling lebih sedikit dikomparasikan dengan yang tanpa sampling. Makin tidak banyak sampel yang dilibatkan, maka tenaga yang diperlukan juga kian sedikit.

4. Jaminan Ketelitian dan Bobot Hasil

Dalam kaitan dengan garansi ketelitian, sampling memungkinkan hasil kerja riset lebih intens dan lebih teliti dikomparasikan dengan tanpa sampling.

Kegiatan riset dengan mencapai subjek yang tidak banyak memungkinkan diperolehnya tidak sedikit informasi yang relatif mendalam dikomparasikan dengan subjek riset yang besar.

Proses Pengambilan Sampel

Proses pemungutan sampel bermanfaat untuk menolong para peneliti dalam mengerjakan generalisasi terhadap populasi yang diwakili sampai-sampai sampel didefinisikan sebagai unsur dari populasi dari mana data dipungut secara langsung.

Generalisasi merupakan penarikan benang merah dari sebuah hal yang jumlah elemennya lebih tidak banyak sampel, ke sebuah hal yang jumlah elemennya lebih tidak sedikit atau lebih luas populasi.

Berdasarkan keterangan dari Handayani (2020), ada tiga tipe yang mesti dilewati dalam proses pemungutan sampel, yakni sebagai berikut:

1. Definisikan Populasi Sasaran

Populasi sasaran seharusnya telah ditemukan oleh peneliti saat menemukan masalah dan masalah penelitian. Populasi sasaran ialah kumpulan atau unsur yang mempunyai informasi penelitian.

Hasil riset dari populasi bakal menghasilkan sebuah benang merah inferensial untuk kumpulan atau populasi tersebut.

2. Tentukan Bingkai Sampel

Sample frame atau bingkai sampel adalahwakil dari kelompok atau unsur populasi sasaran. Contohnya peta provinsi dengan nama kabupaten atau susunan pustaka dengan judul kitab dan pengarangnya.

3. Tentukan Jumlah Sampel

Merupakan unsur yang bakal dimasukkan dalam sampel. Besaran jumlah sampel paling dipengaruhi sekian banyak faktor, diantaranya ialah tujuan penelitian.

Jika riset itu mempunyai sifat deskriptif, seringkali membutuhkan jumlah sampel yang besar. Namun bila melulu untuk menguji hipotesis, jumlah sampelnya tidak butuh besar.

Semakin besar jumlah sampel maka bakal semakin besar kekuatan statistiknya. Sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel tentunya bakal semakin kecil kekuatan statistiknya sampai-sampai akan memprovokasi hasil penelitian.

Teknik Pengambilan Sampel

Berdasarkan keterangan dari Handayani (2020) teknik pemungutan sampel atau biasa dinamakan dengan sampling ialah proses menyeleksi sebanyak elemen dari populasi yang dianalisis untuk dijadikan sampel, dan memahami sekian banyak sifat atau karakter dari subjek yang dijadikan sampel, yang nantikan dapat dilaksanakan generalisasi dari unsur populasi.

Teknik sampling terdapat dua bagian, yakni probability sampling dan non probability sampling. Adapun keterangan dan jenis-jenis teknik pemungutan sampel atau sampling ialah sebagai berikut:

1. Teknik Sampling secara Probabilitas (Probability Sampling)

Berdasarkan keterangan dari Kuntjojo (2009), kiat sampling probabilitas atau acak sampling adalahteknik sampling yang dilaksanakan dengan menyerahkan peluang atau kesempatan untuk seluruh anggota populasi guna menjadi sampel.

Dengan demikian sampel yang diperoleh diinginkan adalahsampel yang representatif. Teknik sampling ini lebih dapat untuk dilaksanakan generalisasi pada hasil penelitian. Namun seringkali dilakukan guna populasi yang anggotanya dapat dihitung.

Adapun jenis-jenis kiat sampling secara probabilitas ialah sebagai berikut:

  • Sampling acak simpel (Simple acak sampling). Dikatakan simple atau simpel sebab pemungutan sampel anggota populasi dilaksanakan secara acak, tanpa menyimak strata yang ada dalam populasi tersebut. Teknik pemungutan sampel jenis ini dilaksanakan jika anggota populasi yang kecil dan dirasakan homogen. Cara sangat populer yang digunakan dalam proses penarikan sampel acak sederhana ialah dengan melewati undian. Hasil riset mempunyai tingkat generalisasi yang tinggi tetapi tidak seefisien stratified sampling.
  • Sampling sistematic (Sistematic sampling). Hampir sama dengan acak sampling, melulu saja sistematis memilih angka acak dari tabel. Prosedur ini berupa penarikan sampel dengan teknik mengambil setiap permasalahan (nomor urut) yang ke sekian dari susunan populasi. Sampling jenis ini gampang untuk dipakai bila sampel frame populasinya baik. Kelemahannya terjadi bias lumayan tinggi.
  • Sampling secara rambang proporsional (Proportionate stratified acak sampling). Salah satu kiat yang dipakai jika populasi memiliki anggota atau bagian yang tidak homogen serta berstrata secara proporsional. Adapun teknik pengambilannya dapat dilaksanakan secara undian maupun sistematis. Populasi mesti ditafsirkan sesuai segmennya: Proporsional dipungut dari anggota populasi yang sebetulnya Populasi dipungut dari anggota populasi lainnya.
  • Sampling secara kluster (Cluster sampling). Ada kalanya peneliti tidak tahu persis ciri khas populasi yang hendak dijadikan subjek penelitian sebab populasi tersebar di distrik yang amat luas. Untuk tersebut peneliti melulu dapat menilai sampel wilayah, berupa kumpulan klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pemungutan sampel semacam ini dinamakan cluster sampling atau multi-stage sampling. Teknik sampling ini digunakan untuk menilai sampel andai objek yang akan dianalisis atau sumber data paling luas, seperti contohnya penduduk dari sebuah negara, provinsi atau dari sebuah kabupaten.

2. Teknik Sampling secara Non-probabilitas (Non Probability Sampling)

Berdasarkan keterangan dari Kuntjojo (2009), kiat sampling non-probabilitas ialah teknik pemungutan sampel yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut keterangan dari pertimbangan pakar.

Sampling ini ialah teknik yang tidak menyerahkan peluang/kesempatan sama untuk setiap bagian atau anggota populasi guna dipilih menjadi sampel.

Adapun jenis-jenis kiat sampling secara non-probabilitas ialah sebagai berikut:

  • Sampling Sistematis. Suatu teknik pemungutan sampel menurut urutan dari anggota populasi yang sudah diberi nomor urut.
  • Sampling Kuota. Teknik guna menilai sampel yang berasal dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu hingga jumlah kuota yang diinginkan. Seperti misalnya, jumlah sampel laki-laki sejumlah 70 orang maka sampel perempuan pun sebanyak 70 orang.
  • Sampling aksidental. Suatu kiat penentuan sampel menurut kebetulan, yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila di anggap orang yang kebetulan didatangi itu sesuai untuk dijadikan sebagai sumber data.
  • Purposive Sampling. Suatu kiat penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau seleksi khusus. Seperti contohnya misalnya, anda meneliti kriminalitas di Kota atau wilayah tertentu, maka anda mengambil informan yakni Kapolresta kota atau wilayah tersebut, seorang pelaku kriminal dan seorang korban kriminal yang terdapat di kota tersebut.
  • Sampling Jenuh. Suatu kiat penentuan sampel andai semua anggota populasi dipakai sebagai sampel. Hal ini tidak jarang sekali dilaksanakan jika jumlah populasi relatif kecil atau sedikit, yaitu tidak cukup dari 30 orang, atau riset yang hendak membuat generalisasi dengan kekeliruan yang relatif kecil.
  • Sampling Snowball. Teknik penentuan sampel yang terdahulu jumlahnya kecil atau sedikit, lalu lantas membesar. Atau sampel menurut pencarian dari sampel yang sebelumnya. Seperti misalnya, riset mengenai permasalahan korupsi bahwa sumber informan kesatu mengarah untuk informan kedua kemudian informan seterusnya.

Demikianlah penjelasan tentang Populasi dan Sampel dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.

Baca juga artikel lainnya :