Pengertian Hoax : Jenis, Dampak dan Cara Melaporkannya

Pengertian Hoax – Di era yang serba digital ini, hoax ialah istilah yang lumayan lumrah dan tidak jarang didengar. Kalau menyimak di kolom komentar akun berita di media sosial, sering hadir kata, “Paling ini hoaks saja” atau lainnya.

Faktanya, memang semakin tidak sedikit beredar berita bohong dan semakin susah pula guna menilai mana kenyataan yang benar dan bukan. Tanpa disadari, barangkali kamu pun pernah menyebarkan jenis berita ini.

Di dalam tulisan ini, anda akan mengejar penjelasan lebih lanjut tentang apa tersebut hoax, jenis-jenisnya yang dapat ditemukan di era serba digital ini, dampaknya terhadap perekrutanmu, dan tips supaya bisa menghindarinya. Yuk, simak lebih lanjut!

Pengertian Hoax

hoax adalah kabar, informasi, berita palsu atau bohong. Dalam KBBI dilafalkan bahwa makna hoax ialah berita bohong.

Hoax adalah informasi yang direkayasa guna menutupi informasi sebenarnya. Dengan kata lain, makna hoax juga dapat didefinisikan sebagai upaya pemutarbalikan kenyataan menggunakan informasi yang seakan-akan meyakinkan namun tidak bisa diverifikasi kebenarannya.

Hoax adalah ekses negatif kebebasan berkata dan berasumsi di internet. Khususnya media sosial dan blog.

Sedangkan menurut keterangan dari wikipedia, makna hoax ialah usaha guna menipu atau mencatut pembaca atau pendengarnya untuk meyakini sesuatu. Padahal pencipta berita itu tahu bahwa berita yang ia berikan ialah berita palsu.

Salah satu misal pemberitaan palsu yang sangat umum ialah mengklaim sesuatu barang atau kejadian dengan sebuah sebutan yang bertolak belakang dengan barang atau kejadian sejatinya.

Sejarah Perkembangan Hoax

Hoax diciptakan seseorang atau kumpulan dengan berbagai tujuan, mulai dari sebatas main-main, sampai tujuan ekonomi (penipuan), dan politik (propaganda/pembentukan opini publik) atau hasutan (hasutan).

Hoax seringkali muncul saat sebuah isu mencuat ke permukaan, namun tidak sedikit hal yang belum terungkap atau menjadi tanda tanya.

Di Indonesia, hoax mulai marak semenjak pemilihan presiden 2014 sebagai akibat gencarnya kampanye di media sosial. Hoax berlahiran guna menjatuhkan citra lawan politik alias kampanye hitam atau kampanye negatif.

Berdasarkan keterangan dari Dewan Pers, maraknya hoax di Indonesia pun karena adanya krisis keyakinan terhadap media mainstream.

Berdasarkan keterangan dari Yosep Adi Prasetyo selaku Ketua Dewan Pers, hoax merupakakan akibat berubahnya faedah media sosial dari media pertemanan dan berbagi sarana mengucapkan pendapat politik dan mengomentari pendirian orang lain.

Tujuan Hoax

Setelah memahami sejarah dan makna hoax, urusan selanjutnya ialah membahas tujuan pembuatan berita hoax. Hoax bertujuan menciptakan opini publik, menggiring opini, menyusun persepsi, pun untuk berfoya-foya yang menguji kepintaran dan ketelitian pemakai internet dan media sosial.

Tujuan penyebaran hoax terdapat beragam, namun pada lazimnya hoax disebarkan sebagai bahan lelucon atau sebatas iseng, menjatuhkan pesaing (black campaign), promosi dengan penipuan, ataupun anjuran untuk melakukan amalan-amalan baik yang sebetulnya belum ada alasan yang jelas di dalamnya.

Banyak penerima hoax terpancing guna segera menyebarkan berita tersebut untuk rekan sejawatnya, sampai-sampai akhirnya hoax dengan cepat tersebar luas. Orang lebih ingin percaya hoax bila kabarnya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki.

Contohnya, andai seorang pengikut paham bumi datar memperoleh tulisan yang membicarakan tentang sekian banyak teori konspirasi mengenai potret satelit, maka secara naluriah orang itu akan gampang percaya sebab mendukung teori bumi datar yang diyakininya.

Secara alami, perasaan positif bakal timbul dalam diri seseorang andai opini atau keyakinannya mendapat afirmasi sehingga ingin tidak bakal mempedulikan apakah informasi yang diterimanya benar. Hal ini bisa diperparah andai si penyebar hoax mempunyai pengetahuan yang tidak cukup dalam memanfaatkan internet guna menggali informasi lebih dalam atau sekadar guna cek fakta.

Jenis Kabar Hoax yang Perlu Diwaspadai

1. Hoax Virus

Hoax jenis ini seringkali dikembangkan oleh hacker dan mengerjakan penyebarannya lewat email atau software chatting. Hoax jenis ini seringkali berisi mengenai adanya virus riskan di komputer atau smartphone kita yang sebetulnya tidak terinfeksi.

2. Hoax Kirim Pesan Berantai

Pengguna aktif software chatting WhatsApp atau BBM, tentu sering mendapat pesan guna melanjutkan pesan ke sejumlah teman beda dengan sekian banyak alasan.

Biasanya, pesan tersebut mengenai mendapat hadiah tertentu atau merasakan hal buruk andai tidak mengirimkannya.

3. Hoax Urban Legend

Banyak orang yang suka menciptakan hoax soal kisah urban legend angker tentang tempat, benda, atau pekerjaan tertentu.

Hoax jenis ini seringkali menghimbau netizen guna tidak mengunjungi, membeli, atau mengerjakan hal yang telah dilafalkan pembuat hoax tadi.

Hoax jenis ini bisa berimbas negatif pada si objek kabar hoax, laksana mulai dijauhi hingga nilai ekonomisnya menurun. Sekilas hoax ini serupa dengan black campaign.

4. Hoax Hadiah Gratis

Hoax satu ini modusnya serupa dengan penipuan online. Oknum akan mengantarkan pesan boradcast atau pop-up message berisikan pemberitahuan pemberian hadiah gratis.

Di sini, memang korban jarang terdapat yang merasakan kerugian uang, tetapi mereka terpedaya dengan memenuhi survei-survei internet guna iklan.

Dampak negatif bakal semakin besar bilamana si korban tidak sengaja memakai email kantor atau email utama guna mendaftarkan diri di survei tersebut. Jika terjadi, maka email-email iklan dijamin mengalir deras dan sulit untuk dihentikan.

5. Hoax Kisah Menyedihkan

Hoax satu ini berupa surat yang berisikan mengenai kabar dari seseorang yang tengah sakit dan memerlukan dana untuk operasi atau obat. Hoax jenis ini seringkali menggunakan potret dari Google demi menemukan simpati.

Oknum dari penyebar hoax ini turut menyertakan nomor rekening supaya korban yang tertipu dapat mengirimkan sejumlah jumlah uang.

6. Hoax Pencemaran Nama

Sifat hoax ini paling berbahaya. Karena dari berita palsu dapat dengan gampang tersebar di dunia maya dan dapat menghancurkan hidup seseorang dalam sekejab.

Dampak Negatif yang Timbul Akibat Hoax

1. Buang-buang Waktu dan Uang

Berdasarkan keterangan dari perhitungan pada website cmsconnect.com, menyimak kabar hoax dapat memunculkan kerugian yang tidak sedikit untuk individu atau kantor lokasi Anda bekerja. Hal ini terjadi berkat produktivitas yang menurun dampak efek mengejutkan dari kabar hoax.

Bagi perusahaan, kerugian yang biasa dikeluarkan minimal menjangkau Rp 10 juta per tahun. Sementara individu dapat mencapai Rp 200 ribu per tahun. Semua ini dapat terjadi bila masing-masing pekerja menguras waktu 10 detik masing-masing hari untuk menyimak email atau pesan hoax.

2. Pengalihan Isu

Di dunia maya, khususnya untuk para penjahat siber, hoax dapat dipakai untuk memuluskan aksi ilegal mereka. Penjahat siber diketahui tidak jarang menyebar hoax soal adanya kerentanan sistem di suatu layanan internet, contohnya Google Gmail.

Nah, di dalam pesan hoax tadi, hacker dapat saja menyertakan tautan tertentu yang dianjurkan untuk diklik supaya terhindar dari kerentanan sistem Gmail tadi. Padahal, tautan tadi malah mengandung virus yang dapat membajak Gmail Anda.

3. Penipuan Publik

Di samping kehebohan, terdapat jenis hoax yang diciptakan untuk menggali simpati dan uang. Di Indonesia sendiri, kabar hoax yang tidak sedikit menipu publik sejumlah waktu lalu ialah pesan pendahuluan pendaftaran CPNS nasional yang dikirim lewat WhatsApp.

Setelah ramai tersebar, barulah pemerintah mengklarifikasi bila pihaknya belum bakal membuka pencatatan CPNS.

4. Pemicu Kepanikan Publik

Berita bencana alam atau kejadian pada sebuah transportasi sering dijadikan bahan guna menyebarkan kabar hoax. Hal ini adalah salah satu destinasi hoax yang paling tidak sedikit diminati oleh oknum pembuat kabar hoax, merangsang terjadinya kepanikan publik.

Bagi menghentikan kepanikan, seringkali media massa atau media online mesti menolong masyarakat dan mengklarifikasi bila kabar-kabar tadi melulu hoax.

Langkah Identifikasi Kabar Hoax

1. Hati-hati dengan Judul yang Provokatif

Kabar hoax kerap memakai judul yang sensasional dan provokatif. Isinya pun dapat diambil dari berita media resmi, yang diubah-ubah supaya menimbulkan persepsi cocok yang dikehendaki dari pembuat kabar hoax.

2. Cermati Alamat Situs

Untuk informasi yang didapatkan dari situs atau menyematkan link, cermatilah alamat URL website yang dimaksud.

Apabila berasal dari website yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi, misalnya memakai domain blog, maka informasinya dapat dibilang meragukan. Menurut daftar Dewan Pers, di Indonesia ada sekitar 43.000 website yang mengklaim sebagai portal berita.

3. Periksa Fakta

Anda perlu menyimak dari mana kabar yang didapatkan. Apakah dari institusi resmi laksana KPK atau Polri. Sebaiknya Anda tidak boleh mudah cepat percaya bilamana informasi yang berasal dari pegiat ormas, figur politik, atau pengamat.

4. Cek Keaslian Foto

Di era teknologi digital ketika ini , tidak saja konten berupa teks yang dapat dimanipulasi, melainkan pun konten beda berupa potret atau video. Ada kalanya pembuat kabar palsu pun mengedit potret untuk mempengaruhi pembaca.

5. Ikut Serta ke Dalam Grup Diskusi Anti Hoax

Di Facebook terdapat sebanyak fanpage dan grup diskusi anti hoax, contohnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.

Cara Melaporkan Kabar Hoax

Jika Anda mengejar kabar hoax, guna mencegah supaya kabar itu tidak tersebar dapat melaporkan kabar hoax tersebut melewati sarana yang terdapat pada setiap media.

Media sosial Facebook, dapat memakai fitur Report Status dan kategorikan informasi hoax sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening atau kelompok lain yang sesuai. Jika tidak sedikit aduan dari pemakai, Facebook bakal menghapus kedudukan tersebut.

Untuk Google, Anda dapat menggunakan fitur feedback untuk mengadukan situs dari hasil pencarian bilamana berisi kabar palsu. Twitter mempunyai fitur Report Tweet untuk mengadukan twit yang negatif, demikian pun dengan Instagram.

Kemudian, untuk pemakai internet kita dapat melaporkan konten negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan mengayunkan e-mail ke alamat [email protected].

Demikianlah penjelasan tentang Hoax dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.

Baca juga artikel lainnya :