Pengertian Divestasi : Tujuan, Jenis, Dampak dan Caranya

Pengertian Divestasi – Perusahaan atau individu yang melakukan divestasi didukung karena berbagai alasan. Salah satunya ialah menambah penghasilan perusahaan dan mengurangi beban aset.

Beban aset yang dimaksud ialah kepemilikan sesuatu yang berupa pajak, biaya pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya mari simak artikel tentang divestasi di bawah ini.

Pengertian Divestasi

Divestasi merupakan istilah yang sering digunakan dalam dunia ekonomi dan keuangan. Dalam dunia saham, divestasi berarti pengurangan jumlah saham pendiri perusahaan (founder) setelah penjualan sebagian sahamnya kepada pihak lain atau kepada publik.

Divestasi merupakan kebalikan dari investasi, ketika perusahaan membeli sejumlah aset yang diharapkan menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi di masa yang akan. Sedangkan divestasi adalah pengurangan aset perusahaan.

Tujuan dari divestasi itu sendiri adalah untuk mengumpulkan dana atau keuntungan. Perusahaan umumnya menjual perusahaan karena mereka sudah tidak menguntungkan dan dianggap berbahaya setiap saat. Pemilik juga menjual perusahaan untuk menghindari kerugian serius di masa yang akan datang.

Tujuan Divestasi

Berikut adalah tujuan dari divestasi:

  1. Bisnis tidak menguntungkan. Semakin jauh area bisnis dari kompetensi inti perusahaan, semakin besar kemungkinannya untuk gagal.
  2. Terkadang diyakini bahwa nilai sebuah perusahaan yang telah menjual bisnisnya lebih tinggi daripada nilai perusahaan sebelum penjualan. Dengan kata lain, nilai total aset likuid pribadi perusahaan melebihi nilai pasar perusahaan sebelum dijual. Hal ini memperkuat keinginan perusahaan untuk menjual apa yang masuk akal sebelum penjualan dan tidak dilikuidasi.
  3. Perusahaan akan membagikan (menjual) bisnis yang bukan bagian dari bisnis intinya sehingga perusahaan dapat fokus pada bisnis terbaik yang dapat dilakukannya. Misalnya, Eastman Kodak, Ford Motor Company dan banyak perusahaan lain telah menjual bisnis yang berbeda yang tidak ada hubungannya dengan bisnis inti mereka.
  4. Membuat keuntungan. Divestasi mengarah ke keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan, karena divestasi adalah upaya untuk menjual perusahaan untuk uang. Sebagai contoh, CSX Corporation telah membebaskan diri dari berkonsentrasi pada bisnis intinya membangun jalur kereta api dan ingin mendapatkan keuntungan sehingga dapat membayar utangnya pada saat itu.

Jenis-jenis Divestasi

Jenis-jenis divestasi dapat bervariasi tergantung pada skala dan sifat pelepasan aset atau unit bisnis. Berikut adalah beberapa jenis divestasi yang umum:

1. Divestasi Penuh (Full Divestiture):

  • Definisi: Penjualan seluruh bisnis atau aset perusahaan kepada pihak lain.
  • Contoh: Sebuah perusahaan sepenuhnya melepaskan divisi atau anak perusahaannya kepada pihak lain.

2. Divestasi Sebagian (Partial Divestiture):

  • Definisi: Penjualan sebagian saham atau aset bisnis, tetapi perusahaan tetap mempertahankan sebagian kepemilikan atau kontrol.
  • Contoh: Sebuah perusahaan menjual sebagian saham divisi tertentu, tetapi masih memegang sejumlah saham untuk tetap terlibat dalam keputusan strategis.

3. Spin-Off:

  • Definisi: Pembentukan perusahaan baru yang terpisah dari perusahaan induk, dan sahamnya didistribusikan kepada pemegang saham perusahaan induk.
  • Contoh: Perusahaan A membentuk perusahaan B sebagai entitas terpisah dan mendistribusikan saham perusahaan B kepada pemegang saham perusahaan A.

4. Asset Sale:

  • Definisi: Penjualan aset tertentu tanpa menjual seluruh bisnis.
  • Contoh: Perusahaan melepas sebagian asetnya, seperti gedung atau fasilitas produksi, kepada pihak ketiga.

5. Equity Carve-Out:

  • Definisi: Penawaran saham perusahaan anak perusahaan kepada publik, tetapi perusahaan induk tetap memegang sebagian besar saham.
  • Contoh: Perusahaan A menjual sebagian saham perusahaan anak B kepada publik, tetapi masih mempertahankan mayoritas saham.

6. Liquidasi:

  • Definisi: Penjualan semua aset perusahaan dengan tujuan membayar kewajiban dan mengakhiri operasi.
  • Contoh: Perusahaan yang menghadapi kesulitan keuangan serius dan tidak dapat melakukan divestasi yang selektif dapat memilih untuk menghentikan operasinya dan menjual semua asetnya.

7. Joint Venture (Kemitraan Bisnis):

  • Definisi: Bentuk kerjasama di mana dua perusahaan atau lebih membentuk entitas baru atau menggabungkan aset untuk berbisnis bersama.
  • Contoh: Dua perusahaan bekerjasama membentuk joint venture untuk mengembangkan proyek tertentu, dan kemudian membagi hasil atau kepemilikan sesuai kesepakatan.

8. Management Buyout (MBO):

  • Definisi: Tim manajemen perusahaan membeli bisnis atau aset dari perusahaan yang ada, sering kali dengan bantuan dari investor atau pembiayaan eksternal.
  • Contoh: Tim manajemen sebuah divisi perusahaan membeli divisi tersebut dari perusahaan induk.

Setiap jenis divestasi memiliki keuntungan dan risiko yang terkait, dan pilihan tergantung pada tujuan strategis perusahaan, kondisi pasar, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi keputusan manajemen.

Alasan Divestasi

1. Fokus pada Bisnis Inti

Divestasi memungkinkan perusahaan untuk fokus pada bisnis intinya. Dengan menjual aset atau unit bisnis yang tidak terkait langsung dengan kegiatan inti, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan sumber daya.

2. Mengurangi Utang

Penjualan aset atau bisnis dapat digunakan untuk membayar utang perusahaan. Ini adalah cara efektif untuk meningkatkan struktur modal dan mengurangi beban keuangan.

3. Pengembalian Modal

Divestasi dapat memberikan pengembalian modal yang signifikan. Dana yang dihasilkan dari penjualan aset dapat digunakan untuk investasi lebih lanjut dalam bisnis inti atau untuk memperoleh keuntungan langsung.

4. Respon terhadap Perubahan Pasar

Kadang-kadang, perubahan kondisi pasar atau industri dapat mendorong perusahaan untuk menyesuaikan portofolio bisnisnya. Divestasi dapat menjadi langkah strategis untuk mengatasi perubahan tersebut.

5. Pengoptimalan Portofolio

Melalui divestasi, perusahaan dapat mengoptimalkan portofolio bisnisnya dengan menyesuaikan atau menghapus unit bisnis yang kurang menguntungkan atau tidak sesuai dengan visi jangka panjangnya.

Cara Divestasi

Beberapa perusahaan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi proses divestasi lintas departemen.

Mereka memposting informasi tentang divisi yang ingin mereka jual di situs web resmi mereka sehingga perusahaan lain yang tertarik untuk membeli divisi tersebut dapat melihatnya.

Misalnya, Alcoa telah membuat ruang pamer online yang menunjukkan unit bisnis yang dijualnya. Melalui komunikasi online, Alcoa telah mengurangi biaya pembiayaan area bisnis di hotel, perusahaan transportasi, dan ruang pertemuan.

Dampak Divestasi

  1. Perbaikan Keuangan: Divestasi dapat meningkatkan pernyataan keuangan perusahaan dengan mengurangi utang atau meningkatkan likuiditas.
  2. Peningkatan Fokus Strategis: Fokus yang lebih besar pada bisnis inti dapat meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan di pasar.
  3. Perubahan Struktur Perusahaan: Divestasi dapat merubah struktur perusahaan dan hubungan dengan pemegang saham, karyawan, dan pelanggan.
  4. Dampak Pada Pasar Keuangan: Keputusan divestasi dapat memengaruhi harga saham perusahaan dan memberikan sinyal kepada pasar tentang arah strategis perusahaan.
  5. Dampak Karyawan: Proses divestasi dapat mempengaruhi karyawan terlibat, baik yang tetap bekerja di perusahaan atau yang terkait dengan unit bisnis yang dijual.

Demikianlah penjelasan tentang Divestasi dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.