Pengertian Sampah : Jenis, Dampak dan Upaya Pengelolaannya

Pengertian Sampah – Ada begitu banyak aktivitas manusia yang menyebabkan banyak material yang tidak berguna. Material ini akan terus meningkat setiap hari selama masyarakat terus melakukan aktivitasnya.

Jika kegiatan ini terus berlanjut, material limbah akan menumpuk dan menimbulkan masalah yang serius. Oleh karena itu, bahan sisa disebut sebagai sampah.

Penumpukan sampah di alam harus ditangani dengan pengelolaan yang baik, jika tidak maka akan berdampak negatif pada seluruh komponen kehidupan seperti hewan dan tumbuhan, termasuk manusia.

Pengertian Sampah

Sampah adalah benda apa saja yang sudah tidak digunakan lagi oleh makhluk hidup, sehingga sifatnya menjadi buangan. Oleh karena itu, barang sisa yang dihasilkan oleh manusia, hewan, dan bahkan tumbuhan dapat dianggap sampah selagi tidak digunakan lagi.

Sampah juga dapat diartikan sebagai limbah dari produksi domestik dan industri yang dibuang begitu saja. Material sisa dapat berupa padatan, cair dan gas. Tidak jarang bahan semacam itu menjadi penyebab polusi nomor satu.

Dampak Buruk dari Sampah

Berikut adalah dampak buruk dari sampah:

1. Dampak Bagi Lingkungan

Tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, sampah juga berbahaya bagi kesehatan lingkungan. Selain itu, rata-rata orang mengubah selokan dan sungai menjadi tempat pembuangan sampah, hal terseburt bisa mencemari ekosistem sungai.

    Makhluk hidup sejenis ikan yang hidup di air menjadi korbannya. Kualitas air yang buruk tidak hanya menurunkan pola makan ikan, tetapi juga dapat menyebabkan kematian dan kepunahan. Penumpukan sampah di saluran air juga dapat memicu bencana alam seperti banjir.

    Sebagian besar limbah di air juga berasal dari industri kimia, yang membuang bahan limbah ke laut atau sungai. Meskipun cairan kimia membutuhkan waktu lama untuk terurai dan semakin lama berada di limbah, mereka menghasilkan asam organik yang berbau busuk. Dalam beberapa kasus, limbah kimia yang ada di dalam air bahkan bisa meledak.

    2. Dampak Bagi Sosial dan Ekonomi

    Sampah yang tertinggal dalam waktu lama juga mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

    Misalnya, penyakit akibat lingkungan yang kotor seringkali membutuhkan penanganan yang serius oleh tenaga medis. Dalam kondisi seperti itu, tentunya dibutuhkan biaya perawatan yang lebih tinggi.

      Tugas pembersihan sampah tidak membutuhkan banyak biaya. Agar bisnis ini berjalan lancar, dibutuhkan biaya yang tinggi.

      Belum lagi kondisi infrastruktur perumahan dan pengelolaan sampah yang belum memadai. Alasannya, penumpukan sampah tidak lepas dari kinerja infrastruktur dan biaya uang.

      3. Dampak Bencana

      Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, orang cenderung membuang sampah di saluran air seperti selokan dan sungai. Jika kondisi ini dibiarkan, aliran air akan terhambat dan air justru akan tertampung dan semakin bertambah tinggi.

        Jika permukaan air terus naik dan kanal atau sungai tidak dapat lagi menyerapnya, maka air akan mengalir keluar. Semula hanya menggenangi wilayah sekitarnya, namun lambat laun bisa menimbulkan banjir, terutama saat musim hujan.

        4. Dampak Bagi Tanah

        Bahan sisa juga terutama diproduksi di pertanian dan perkebunan. Meski sampah dari sektor ini dianggap tidak berbahaya karena bersifat organik, namun mudah terurai. Namun kenyataannya, banyak bahan kimia yang saat ini digunakan di sektor ini.

          Dampaknya sangat besar dan mempengaruhi bumi dan makhluk yang hidup di bumi, hal tersebut bisa mengganggu ekosistem. Selain itu, banyak pula kegiatan industri yang menghasilkan residu hujan asam. Keasaman hujan tinggi, sehingga pH tanah bisa berubah.

          5. Dampak Bagi Kesehatan

          Sampah yang menumpuk dalam waktu lama menjadi tempat berkembang biaknya patogen berbahaya. Tak hanya itu, mahluk hidup lain yang menyukai tempat kotor pun akan masuk ke tumpukan sampah, seperti virus, bakteri, lalat, cacing, bahkan anjing dan kucing.

            Hewan-hewan tersebut berperan sebagai perantara dan penyebab penularan penyakit ke manusia. Apalagi saat tumpukan sampah berada di dekat tempat tinggal masyarakat.

            Banyak penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor seperti cacingan, jamur, tifus, diare, gastroenteritis, hepatitis A, dan kolera.

            Ada dua jenis cacing yang hidup di TPA dan juga bisa hidup di tubuh manusia yaitu cacing gelang dan cacing tambang. Apabila cacing tersebut menginfeksi manusia maka kondisi tersebut dinamakan cacingan.

            Ada juga parasit Toxoplasma gondii, yang ditemukan pada kotoran kucing atau daging mentah. Parasit ini bisa menyerang dan hidup di dalam tubuh manusia, meski sistem imun masih bisa melawannya. Gejala infeksi parasit ini berkisar dari flu hingga demam hingga pembengkakan kelenjar getah bening.

            Jenis-jenis Sampah

            Jenis sampah sendiri dibagi menjadi dua, yaitu:

            1. Jenis Sampah Berdasarkan Wujudnya

            Pengelompokan sampah menurut bentuknya dihasilkan dari bentuk fisik bahan sisa. Ada tiga jenis sampah jika dilihat dari wujudnya, yaitu padat, cair, dan gas.

              • Sampah padat adalah semua limbah padat yang telah dibuang oleh manusia. Banyak contoh sampah ini seperti sisa dapur, pecahan kaca, kaleng bekas, botol, plastik dan kemasan makanan.
              • Sampah cair merupakan bahan sisa berupa zat cair. Sampah jenis ini sering menyebabkan pencemaran di sungai, parit, dan lautan. Beberapa contohnya adalah air sabun, air cucian, dan minyak goreng.
              • Sampah gas merupakan sampah gas yang tidak lagi dibutuhkan masyarakat. Jenis sampah ini antara lain adalah gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari gas buang dan karbon monoksida (CO) sebagai sisa pembakaran.

              2. Jenis Sampah Berdasarkan Sifatnya

              Pengelompokan sampah menurut sifatnya ada dua yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

                • Sampah organik adalah bahan sisa yang terbuat dari bahan biologis sehingga mudah diuraikan secara alami oleh mikroba. Sampah jenis ini sangat mudah membusuk dan biasanya berasal dari sisa makanan, buah, sayur, daun, dan kayu. Bahan seperti ini sering dibuat di dapur dan pasar rumah tangga.
                • Sampah anorganik adalah residu yang terbuat dari bahan tak hidup berupa hasil tambang dan sintetik yang membuatnya sulit terurai. Jenis ini tidak mudah diurai oleh mikroba, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk terurai. Sampah ini bisa terdiri dari plastik, kaca, logam, keramik dan kertas.

                Upaya Pengelolaan Sampah

                Berikut adalah upaya untuk pengelolaan sampah agar menjadi barang yang berguna:

                1. Metode Sanitary Landfill

                Metode Sanitary Landfill merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan pada landfill. Alasannya, dengan metode ini, tanah dilapisi dengan geotekstil anti karat sebelum digunakan sebagai tempat pembuangan sampah.

                  Dengan cara ini, infiltrasi air dapat terbawa dari bedengan menuju tangki sehingga tanah tidak tercemar. Hanya saja cara ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan ada juga risiko racun tumpah.

                  2. Energi dari Sampah

                  Masih banyak cara untuk mengubah sampah menjadi energi, tidak hanya dengan metode gas metan. Sebelum melakukan ini, ingatlah bahwa 66% sampah berasal dari produk organik seperti sisa makanan.

                  Sisanya adalah sampah anorganik baik yang bisa didaur ulang seperti kertas dan plastik sehingga bisa digunakan kembali seperti besi.

                    Konversi sampah organik basah menjadi kompos juga dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengekstraksi kandungan biogas yang akan digunakan sebagai listrik.

                    Proses ini dikenal sebagai wet anaerobic digestion (AD) pada gester. Sisanya yang berbentuk cair atau padat dapat digunakan sebagai pupuk dan pakan ikan.

                    Sampah basah di TPA juga bisa diubah menjadi listrik dan bahan bakar minyak (BBM). Proses ini berbeda dengan metode gas metana. Teknologi yang diperlukan adalah perlakuan panas mekanis atau autoklaf, perlakuan mekanis-biologis dengan AD kering, gasifikasi hidrotermal dan plasma.

                    3. Metode Gas Metana

                    Sampah juga dapat digunakan secara efektif untuk pembangkit energi dengan menerapkan metode gas metana menggunakan fermentasi anaerobik. Dalam proses ini, sampah dibagi menjadi anorganik dan organik.

                      Cara ini hanya dapat mengubah sampah organik menjadi energi. Sampah ditempatkan dalam wadah kedap udara dan dicampur dengan air selama dua minggu. Hasil dari proses ini adalah gas metan (CH4) yang dapat digunakan sebagai listrik.

                      4. Metode System Open Dumping

                      Metode System Open Dumping merupakan salah satu bentuk pengelolaan sampah yang paling luas di Indonesia. Dalam proses ini, material yang tersisa dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

                      Hanya saja kebijakan pemerintah sudah melarang cara ini sejak 2013, padahal sebenarnya masih banyak.

                        Kerugian dari metode ini adalah penumpukan sampah di TPA yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

                        Selain itu, kemungkinan terjadinya infiltrasi air ke saluran limbah juga besar yang dapat mengakibatkan pencemaran jangka panjang. Selain itu, pemulihan tidak dapat dilakukan secara singkat saat Anda menggunakan metode ini.

                        Demikianlah artikel tentang Sampah ini semoga bisa memberi manfaat dan menambah wawasan bagi kalian, terimakasih.

                        Baca juga artikel lainnya :