Pengertian Liberalisme : Latar Belakang, Teori, Tokoh dan Cirinya

Pengertian Liberalisme – Berbicara tentang liberalisme tentu saja yang diingat yaitu negara Amerika Serikat. Amerika Serikat merupakan salah satu negara pertama yang mengadopsi dan meningkatkan sistem liberalisme di seluruh dunia.

Untuk meneruskan paham liberalisme ke negara-negara lain, Amerika Serikat rela mengeluarkan sejumlah uang untuk keperluan perang. Untuk lebih jelas nya mari simak artikel nya dibawah ini.

Pengertian Liberalisme

Liberalisme merupakan ideologi atau pemahaman yang menjaga kebebasan dan persamaan hak individu dalam berbagai aspek kehidupan, baik secara ekonomi, politik, sosial, agama, dan dengan cara lain yang memengaruhi kehidupan banyak orang.

Memahami liberalisme adalah pemahaman dan tradisi politik yang membawa kebebasan dan kesetaraan bagi semua orang di masyarakat.

Oleh karena itu, suatu negara dan pemerintahnya dapat menghormati dan melindungi kebebasan setiap warga negara di berbagai bidang kehidupan.

Latar Belakang Liberalisme

Liberalisme adalah suatu paham politik dan ekonomi yang menekankan pada kebebasan individu, hak asasi manusia, dan pemerintahan yang terbatas.

Paham ini muncul sebagai hasil dari perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi pada Abad Pencerahan di Eropa, terutama pada abad ke-17 dan ke-18.

Berikut adalah latar belakang dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan liberalisme:

1. Periode Abad Pencerahan (Enlightenment):

  • Paham liberalisme berkembang seiring dengan munculnya Abad Pencerahan, sebuah periode intelektual di Eropa pada abad ke-17 dan ke-18. Tokoh-tokoh seperti John Locke, Voltaire, dan Montesquieu memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan pemikiran liberal.

2. Pergolakan Agama dan Kekuasaan Absolut:

  • Abad Pencerahan menyaksikan pergolakan dalam hal kekuasaan gereja dan monarki absolut di Eropa. Reformasi Protestan dan Perang Tiga Puluh Tahun menyebabkan pergeseran dalam pemahaman tentang kekuasaan dan hak asasi individu.

3. Pemikiran John Locke:

  • John Locke, seorang filsuf Inggris, dianggap sebagai salah satu bapak pendiri liberalisme. Pemikirannya yang menekankan hak asasi manusia, hak atas properti, dan pemerintahan yang harus memperoleh legitimasi dari rakyat, berpengaruh besar terhadap perkembangan pemikiran liberal.

4. Revolusi Inggris dan Amerika:

  • Revolusi Inggris pada abad ke-17 dan Revolusi Amerika pada abad ke-18 memberikan landasan konkre untuk penerapan prinsip-prinsip liberal. Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat, misalnya, mencantumkan prinsip-prinsip liberal seperti hak-hak individu dan pemerintahan yang berasal dari persetujuan rakyat.

5. Pemikiran Ekonomi:

  • Liberalisme tidak hanya terbatas pada bidang politik, tetapi juga merambah ke ekonomi. Pemikir-pemikir seperti Adam Smith, dengan karyanya “The Wealth of Nations,” mengembangkan teori ekonomi liberal yang menekankan pada pasar bebas, persaingan, dan peran terbatas pemerintah.

6. Perubahan Sosial dan Teknologi:

  • Perubahan sosial dan teknologi pada masa Revolusi Industri juga memainkan peran dalam perkembangan liberalisme. Perubahan ekonomi yang cepat memerlukan adaptasi dalam struktur sosial dan politik, dan ide-ide liberal memberikan dasar untuk penerimaan perubahan tersebut.

7. Pemikiran Filosofis:

  • Tokoh-tokoh filosofis seperti Jean-Jacques Rousseau memberikan kontribusi pada pemikiran tentang hak-hak manusia dan kontrak sosial, yang pada gilirannya memengaruhi perkembangan liberalisme.

8. Humanisme:

  • Humanisme, sebuah gerakan intelektual yang menekankan pada kepentingan manusia dan potensi manusia untuk mencapai kemajuan, memberikan dasar bagi pemikiran liberal yang menekankan hak asasi manusia dan kebebasan individu.

Latar belakang ini menunjukkan bahwa perkembangan liberalisme bukanlah hasil tunggal dari satu faktor, tetapi merupakan gabungan dari berbagai perubahan sosial, politik, ekonomi, dan filosofis yang terjadi selama Abad Pencerahan dan seterusnya. Prinsip-prinsip liberalisme menjadi dasar bagi banyak sistem politik dan ekonomi di dunia modern.

Teori Liberalisme

Dengan kata lain, liberalisme merupakan doktrin politik yang bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan kebebasan individu sebagai inti masalah dalam politik.

Kaum liberal mendukung adanya beragam jenis pandangan yang terkait dengan liberalisme yang tergantung pada pemahaman mereka mengenai sebuah prinsip-prinsip liberalisme.

Pada umumnya, kaum liberal mendukung berbagai ide atau program seperti kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan beragama, pasar bebas, pembatasan kekuasaan pemerintah, penerapan peraturan hukum, hak-hak sipil, masyarakat demokratis, pemerintahan sekuler, kesetaraan gender, sistem pemerintahan yang transparan dan demoktratis, dan perusahaan internasional.

Negara yang Menganut Sistem Liberalisme

Kita tidak dapat memastikan bahwa ideologi ini di dunia ini mempengaruhi bagaimana suatu negara menyelenggarakan acara nasional dan negara.

Ideologi yang digunakan juga harus sesuai dengan kebiasaan budaya masyarakat. Ketika sebuah ideologi ternyata tidak sesuai dengan kondisi masyarakat, ada pemberontakan di tengah-tengah masyarakat yang menyebabkan kondisi yang tidak menguntungkan.

Negara kami telah mencoba menggunakan ideologi ini. Ini terjadi pada tahun 1950. Implementasi sistem demokrasi-liberal sebenarnya tidak terlalu produktif.

Ini karena faktor-faktor yang tidak dapat dilewati adalah salah satu kondisi masyarakat kita. Karena kelebihan dan kekurangan demokrasi liberal, salah satu ideologi liberalisme tidak cocok untuk digunakan di negara ini.

Berikut ini adalah negara yang menggunakan sistem liberalisme sebagai ideologi:

1. Amerika Serikat

Ketika kita berbicara tentang liberalisme, Amerika Serikat pasti akan muncul sebagai negara yang pertama. Memang, negara ini dikenal karena kebebasannya yang luar biasa.

Dengan kebebasan ini, Amerika Serikat terlihat sangat progresif dan dikenal sebagai negara adikuasa. Proklamasi liberalisme di negara ini dinyatakan sebagai proklamasi liberalisme murni. Arti paling murni adalah bahwa kebebasan individu dijamin.

2. Australia

Negara australia juga negara yang menganut sistem ideologi liberalisme di dunia. Penerapan ideologi liberalisme di negara ini mungkin sama dengan di Amerika Serikat. Ini karena ideologi politik ini adalah warisan migran dari benua Eropa.

Liberalisme ada karena ia muncul dari model kehidupan sehari-hari rakyat negeri ini. Anda adalah masyarakat bebas, tetapi tetap berada dalam kerangka undang-undang. Antara lain, pemerintah negara ini telah menerapkan aspek kebebasan yang baik.

3. Jerman

Negara yang menganut ideologi liberalisme selanjutnya adalah Jerman. Keberadaan sistem ideologi liberalisme di negara ini semakin diperkuat dengan kedatangan Partai Demokrat Liberal, yang mendominasi kursi Bundestag Jerman.

Penggunaan liberalisme sebagai ideologi di negara Jerman menyebabkan runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989. Sistem parlementer yang membentuk inti dari pengembangan ideologi liberalisme secara resmi diadopsi pada tahun 1990.

Negara Jerman adalah negara parlementer yang terdiri dari 16 negara, yang masing-masing adalah negara bagian, konstitusi, dan pemerintahan yang sama. Antara lain, asosiasi memiliki kekuatan negara tertinggi.

Selain Bundestag, beberapa anggota Majelis Federal ditugaskan oleh negara untuk berpartisipasi dalam penyusunan undang-undang dan peraturan federal yang ada. Prinsip ini agak mirip dengan fungsi DPRD.

4. Inggris

Negara, yang dipimpin oleh Ratu Elizabeth II ini merupakan salah satu bagian dari negara yang menggabungkan sistem pemahaman liberalisme dalam perilaku kehidupan nasional dan negara mereka.

Intinya, negara ini menggunakan sistem monarki absolut di mana kekuasaan tertinggi ada di tangan raja yang berkuasa dan tidak ada batasan untuk kekuasaan raja.

Tokoh Liberalsime

  1. Montesquieu. Dalam bukunya Spirit of Law, ada pemisahan kekuasaan dalam pemerintahan, yaitu legislatif, yudikatif dan eksekutif. Tujuannya adalah pengawasan lintas lembaga untuk menghindari penyalahgunaan wewenang.
  2. John Locke. Dalam pandangannya, negara terdiri dari perjanjian sosial antara individu dan mereka yang hidup bebas dan berdaulat.
  3. Pemerintah Inggris bertekad untuk memahami liberalisme, khususnya dalam Magna Carta tahun 1215, dengan memastikan hak-hak individu melalui hukum.

Dalam peristiwa Revolusi Perancis 1789, ia berhasil menggulingkan monarki absolut dan digantikan oleh pembentukan negara liberal berdasarkan konstitusi.

Ciri-ciri Liberalisme

1. Setiap orang memiliki peluang yang sama

Salah satu nilai utama liberalisme adalah bahwa setiap orang memiliki peluang yang sama di semua bidang (menjaga kesetaraan mendasar semua orang).

Namun, ini tidak berarti bahwa setiap orang dapat mencapai hasil yang sama. Kesetaraan hak dan peluang adalah mutlak dalam ideologi ini.

Sedangkan hasil yang dicapai oleh masing-masing individu tergantung pada banyak faktor seperti keterampilan, kerja keras, sumber daya dan lain-lain.

2. Hak atas perlakuan yang sama

Mengacu pada poin n.1, yang merupakan kesempatan yang sama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi individu, perlakuan yang sama akan diberikan (memperlakukan orang lain dengan cara yang sama), baik secara ekonomi, politik, sosial dan dengan cara lain .

3. Ada hukum yang berlaku

Setiap negara harus memiliki undang-undang yang bertujuan melindungi dan melindungi hak-hak warganya.

Negara liberal menetapkan standar hukum tertinggi yang menghormati hak kebebasan dan kesetaraan setiap individu dalam hukum (rule of law).

4. Pemerintah ditentukan oleh kesepakatan bersama

Di negara liberal, kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat, sehingga penentuan bagian-bagian yang mengelola negara harus mendapat persetujuan rakyat.

Ini berarti bahwa pemerintah harus bertindak sesuai dengan keinginan rakyat dan tidak dapat bertindak sendiri.

5. Alat keadaan tunggal

Negara-negara yang berkomitmen pada liberalisme percaya bahwa negara adalah mekanisme yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

6. Tidak menerima ajaran dogmantisme

Negara-negara yang berkomitmen pada liberalisme tidak menerima ajaran dogmantisme, yaitu ideologi yang mendukung kepercayaan dan menentang apa pun yang bukan keyakinan mereka.

Tujuan Liberalisme

Tujuan liberalisme mencakup sejumlah prinsip dan nilai yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang dianggap lebih adil, bebas, dan berdasarkan hak-hak individu. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari paham liberalisme:

1. Kebebasan Individu:

  • Salah satu tujuan sentral liberalisme adalah mempromosikan kebebasan individu. Ini mencakup kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, kebebasan berusaha, dan hak-hak individu lainnya. Liberalisme meyakini bahwa individu memiliki hak-hak inheren yang harus dihormati dan dilindungi.

2. Hak Asasi Manusia:

  • Liberalisme menekankan pentingnya hak asasi manusia. Ini mencakup hak-hak dasar seperti hak atas kehidupan, kebebasan, dan hak milik. Liberalisme percaya bahwa setiap individu, tanpa memandang latar belakang atau statusnya, memiliki hak-hak yang tidak dapat diabaikan.

3. Pemerintahan yang Terbatas:

  • Liberalisme mendukung ide pemerintahan yang terbatas, artinya pemerintah seharusnya memiliki kewenangan yang terbatas dan diawasi oleh hukum. Pemerintahan yang terbatas dianggap sebagai jaminan terhadap potensi penyalahgunaan kekuasaan dan perlindungan terhadap hak-hak individu.

4. Demokrasi Representatif:

  • Liberalisme mendukung sistem demokrasi representatif di mana warga memiliki hak untuk memilih wakil-wakil mereka. Demokrasi dianggap sebagai cara terbaik untuk menciptakan pemerintahan yang mewakili kepentingan sebagian besar masyarakat.

5. Pasar Bebas dan Ekonomi Kapitalis:

  • Liberalisme dalam ranah ekonomi menekankan pentingnya pasar bebas dan ekonomi kapitalis. Liberalisme ekonomi percaya bahwa pasar yang bebas menghasilkan efisiensi ekonomi dan memberikan kesempatan kepada individu untuk mengejar keberhasilan ekonomi.

6. Pendidikan Universal:

  • Liberalisme memandang pendidikan sebagai hak dasar yang harus diakses oleh semua individu. Pendidikan dianggap sebagai sarana untuk memberdayakan individu, meningkatkan mobilitas sosial, dan mengembangkan masyarakat yang terinformasi.

7. Pluralisme dan Toleransi:

  • Liberalisme mendorong keberagaman dan toleransi dalam masyarakat. Ini mencakup pengakuan dan penghormatan terhadap perbedaan-perbedaan budaya, agama, dan pandangan politik.

8. Perdamaian dan Kerjasama Internasional:

  • Liberalisme mempromosikan ide perdamaian dan kerjasama internasional. Prinsip-prinsip liberalisme diterapkan dalam hubungan internasional untuk menciptakan masyarakat dunia yang lebih damai, adil, dan berdasarkan hukum internasional.

9. Kesejahteraan Sosial:

  • Beberapa aliran liberalisme mendukung prinsip kesejahteraan sosial yang melibatkan tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan perlindungan sosial, seperti kesehatan dan pendidikan, untuk mendukung warga negara.

Tujuan-tujuan ini merefleksikan keyakinan bahwa kebebasan individu, hak asasi manusia, dan kesejahteraan masyarakat dapat diwujudkan melalui struktur sosial dan politik yang didasarkan pada prinsip-prinsip liberal.

Meskipun ada variasi dalam interpretasi dan penerapan prinsip-prinsip ini, liberalisme tetap menjadi dasar bagi banyak sistem politik di berbagai negara di seluruh dunia.

Demikian artikel kali ini. Semoga artikel ini dapat membantu kamu untuk mempelajari Liberalisme lebih baik lagi. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.