Pengertian Kekerasan : Ciri, Jenis, Pemicu dan Contohnya

Pengertian Kekerasan – Tiap manusia yang ada di dunia ini pasti selalu bersebelahan dengan yang bernama ketidaksamaan, baik itu ketidaksamaan background (agama, ras, suku, dan budaya), ketidaksamaan fisik, ketidaksamaan tipe kelamin, dan ada banyak kembali.

Tidak ada kelirunya hidup bersebelahan dengan ketidaksamaan, bahkan juga dengan ketidaksamaan itu bisa membuat hidup jadi lebih bermacam dan warna.

Tetapi, disebelah yang lain, ketidaksamaan yang dekat sama kita ini rupanya menjadi pemicu berlangsungnya satu perselisihan yang terjadi antara pribadi dengan pribadi, pribadi dengan barisan atau barisan dengan barisan.

Lebih parahnya kembali, ketidaksamaan juga bisa jadi penyebab munculnya tindak kekerasan dalam sebuah lingkungan warga.

Sekarang ini, telah banyak tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan warga yang di mana tindak kekerasan yang terjadi akan memunculkan cedera pada korbannya, baik itu cedera fisik atau cedera mental.

Secara umum, kekerasan kerap muncul karena ada beragam jenis persoalan yang ada di satu warga, selanjutnya beberapa masalah itu benar-benar susah untuk dituntaskan.

Jumlahnya tindak kekerasan di suatu daerah mengisyaratkan jika daerah itu tidak sedang baik saja. Untuk beberapa korban tindak kekerasan, seharusnya selekasnya melapor kepada pihak berwajib, Instansi Pemerintahan, keluarga, Instansi Swadaya Warga (LSM). Dengan demikian, aktor tindak kekerasan dapat selekasnya diamankan dan dikasih hukuman.

Tindak kekerasan merupakan salah satunya hal yang tidak dibetulkan di bumi ini. Namun, tidak ada kelirunya kita untuk ketahui apakah itu kekerasan, beberapa ciri kekerasan, beberapa jenis kekerasan, sampai contoh kekerasan.

Dengan ketahui kekerasan lebih dalam, karena itu kita akan makin sadar jika tindak kekerasan harus dijauhi atau bahkan juga jangan dilaksanakan oleh semuanya orang.

Pengertian Kekerasan

Diambil dari buku M, Karunia yang dengan judul Ensiklopedi Perselisihan Sosial, dengan bahasa Latin, kekerasan ini kerap disebutkan dengan violentia yang bermakna kebengisan, kegarangan, aniaya, dan keganasan.

Kekerasan tersebut dapat disebut sebagai sikap yang tersengaja atau mungkin tidak tersengaja dengan arah untuk mencederai seseorang.

Oleh karenanya, kekerasan sebagai salah satunya perlakuan yang paling menyalahi Hak Asasi Manusia. Ini karena tindak kekerasan tak pernah menggambarkan etika-etika dan nilai-nilai yang menggambarkan Hak Asasi Manusia.

Karena aktor tindak kekerasan harus selekasnya dikasih hukuman supaya memperoleh dampak kapok.

Kekerasan ialah sebuah perlakuan yang menyengaja dilaksanakan oleh pribadi atau barisan dengan arah menindas yang kurang kuat supaya terus memperoleh kesengsaraan.

Kekerasan ini dapat berbentuk fisik atau juga bisa berbentuk mental. Adapun tindak kontak fisik, seperti seorang memukul atau menyepak, dan lain-lain.

Dan kekerasan mental, seperti memaksakan seseorang untuk lakukan hal yang tidak dicintainya. Ke-2 wujud itu sama mempunyai imbas yang dapat bikin rugi korbannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kekerasan ialah tindakan seorang atau barisan orang yang mengakibatkan luka atau matinya seseorang atau mengakibatkan kerusakan fisik atau barang seseorang.

Bila tindak kekerasan di suatu lingkungan warga, karena itu kemungkinan besar diri kita akan masuk ke diri kita, hingga tidak tutup peluang akan lakukan tindak kekerasan juga. Ditambah lagi, kita akan susah saat lakukan pembandingan pada tindak kekerasan sama yang bukan.

Disamping itu, mengembangnya tehnologi membuat tindak kekerasan makin luas. Dalam kata lain, tindak kekerasan tidak cuma terjadi di dunia riil saja, tapi juga terjadi di jagat maya atau dunia sosial media.

Maka dari itu, supaya kita tidak jadi aktor kekerasan di jagat maya, karena itu kita perlu dalam memakai sosial media.

Pengertian Kekerasan Menurut Para Ahli

Adapun pengertian kekerasan menurut beberapa pakar, diantaranya;

1. WHO

Pengertian kekerasan ialah pemakaian semua kemampuan fisik untuk memperoleh kekuasaan yang umumnya dibarengi dengan teror, hingga menyebabkan rugi untuk faksi lain, seperti cedera bengkak, kematian, rugi secara psikis, dan lain sebaginya.

2. Soerjono Seokamto

Pemahaman kekerasan ialah peralukan yang diperguankan oleh pribadi atau barisan untuk memaksa kehendak pada pihak lain.

3. Thomas Hobbes

Menurut dia, makna kekerasan ialah karakter yang melakat pada manusia semenjak lahir (alami) hingga memerlukan pengaturan.

4. James B. Blue

Kekerasan ialah perlakuan yang sudah dilakukan oleh seorang secara beringas hingga membuat perlakuan yang primitis, karena kekerasan selalu disebar dengan anacaman.

5. Huraerah

Menurut dia, makna kekerasan ialah satu perlakuan yang sudah dilakukan secara berulang-ulang hingga dipandang seperti teror di pada proses kehidupan manusia.

6. Matlin (2008)

Pemahaman kekerasan seksual ialah kekerasan yang diakaukan dengan contact seksual yang dibarengi dengan penekanan fisik atai psikis.

7. Black

Menurut dia, kekerasan ialah wujud perilaku yang sudah dilakukan oleh seorang secara tidak adil, hingga dainggap sebagai pelanggaran dan tidak juga bisa dibetulkan dari sisi apa saja.

8. Colombijin

Kekerasan ialah perlakuan yang agresif dan melenggar hukum, karena dibarengi dengan teror dan kerusakan yang bikin rugi faksi yang berlawaman.

9. N.J. Smelser

Menurut dia kekerasan ialah perlakuan yang sudah dilakukan untuk mencederai faksi yang lain bersimpangan dengan ide atau pikirannya.

Jenis-jenis Kekerasan

Agar dapat mengategorikan kekerasan yang terjadi, karena itu kita perlu ketahui beberapa jenis kekerasan. Kekerasan yang berada di lingkungan warga, dipisah berdasar wujud dan aktornya.

1. Berdasar bentuknya

Wujud kekerasan ini dipisah jadi tiga, yakni kontak fisik, kekerasan sistematis, dan kekerasan psikis.

  • Kekerasan Fisik

Kontak fisik ialah satu kekerasan yang terjadi secara riil atau bisa disaksikan dan dirasa oleh badan langsung.

Kontak fisik ini sering tinggalkan sisa cedera untuk yang menerima kekerasan atau korban tindak kekerasan, hingga saat ingin memberikan laporan tindak kekerasan ini akan divisum lebih dulu.

Adapun bentuk dari kontak fisik, seperti pukulan, pembacokan, bahkan juga sampai hilangkan nyawa seorang.

Kontak fisik ini juga bisa disebutkan dengan kekerasan langsung karena langsung bisa mengakibatkan cedera pada korbannya.

Kontak fisik ini bukanlah cuma terjadi di lingkungan luar rumah saja, tapi juga bisa terjadi di lingkungan keluarga, seperti Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

  • Kekerasan Sistematis

Kekerasan sistematis ini dapat disebut sebagai kekerasan yang paling kompleks karena tidak cuma terkait dengan pribadi saja, tapi juga umum terjadi dengan satu barisan.

Kekerasan sistematis ialah tipe kekerasan yang bisa terjadi dan aktornya dapat barisan atau seorang dengan menggunakan mekanisme hukum, mekanisme ekonomi, atau etika-etika yang terjadi di lingkungan warga.

Oleh karena itu, kekerasan sistematis ini sering mengakibatkan berlangsungnya tertimpangan sosial, baik itu pada pengajaran, penghasilan, ketrampilan, pengambil keputusan, dan sumber daya.

Dari beberapa hal itu dapat memberi dampak pada jiwa dan fisik seorang. Kekerasan sistematis ada yang dapat dituntaskan dengan bermusyawarah atau lewat lajur hukum.

  • Kekerasan Psikis

Kekerasan psikis ialah kekerasan yang di mana dilaksanakan untuk mencederai psikis atau jiwa seorang, hingga dapat mengakibatkan seorang menanggung derita masalah jiwa.

Kekerasan psikis ini lebih dikenali oleh warga banyak bernama kekerasan mental. Wujud dari kekerasan psikis umumnya, seperti perkataan yang menyakitkan hati, lakukan penghinaan pada seorang atau barisan, lakukan teror, dan lain-lain.

Kekerasan psikis ini bukanlah cuma dapat memunculkan ketakutan saja, tapi juga bisa mengakibatkan seorang memperoleh trauma secara mental.

Bila korban kekerasan mental cukup kronis, karena itu dia perlu dibawa ke psikolog atau psikiater. Disamping itu, beberapa orang disekelilingnya tetap harus memberi dukungan supaya memperoleh keadilan.

2. Berdasar Aktornya

Kekerasan tidak cuma bisa disaksikan dari wujud kekerasan saja, tapi bisa disaksikan berdasar aktornya. Adapun kekerasan berdasar aktornya dipisah jadi dua, yakni kekerasan individu dan kekerasan kelompok.

  • Kekerasan Individu

Kekerasan individu ialah tipe kekerasan yang di mana kekerasannya dilaksanakan oleh seorang ke seorang yang lain atau juga bisa lebih dari seorang.

Umumnya kekerasan individu ini terjadi berbentuk kekerasan, seperti pukulan, perampokan, penindasan, dan sebagainya.

Kekerasan individu ini bisa jadi terjadi di lingkungan paling dekat kita, hingga kita perlu selalu siaga supaya tidak jadi korban kekerasan.

  • Kekerasan Kelompok

Kekerasan kelompok ialah kekerasan yang di mana dilaksanakan oleh sebuah barisan atau massa. Umumnya kekerasan ini muncul karena ada konflik antara barisan, hingga memacu berlangsungnya tawuran, benturan, dan sebagainya.

Kekerasan kelompok ini dapat bikin rugi infrastruktur yang ada disekelilingnya. Lebih parahnya, kekerasan ini dapat memunculkan korban jiwa.

Oleh karena itu, saat kekerasan kelompok terjadi umumnya baru dapat dituntaskan oleh faksi berwajib . Maka, bila menyaksikan berlangsungnya kekerasan kelompok, seharusnya selekasnya memberitahu pada pihak berwajib.

Tersebut beberapa macam kekerasan yang dipisah berdasar wujud dan aktornya. Dari beberapa jenis kekerasan itu, kita dapat mengategorikan kekerasan yang terjadi dan bagaimanakah cara untuk menyelesaikannya.

Pemicu Kekerasan

Kekerasan yang sudah dilakukan oleh seorang atau oleh barisan tidak ada demikian saja. Dalam kata lain, ada pemicu kekerasan itu terjadi. Berikut pemicu kekerasan.

1. Lenyapnya Harga Diri

Tiap orang yang ada di bumi ini tentu mempunyai harga diri. Dalam kata lain, seorang tentu ingin dipandang oleh beberapa sesamanya khususnya yang berada di lingkungan paling dekatnya.

Tetapi, bila seorang telah kehilangan harga diri dan tidak dipandang kembali oleh lingkungan paling dekatnya, karena itu dia dapat lakukan tindak kekerasan yang umumnya akan diawali dari sikap dan sikap geram.

Kekerasan yang dikarenakan oleh lenyapnya harga diri bermotif yang paling kuat. Disamping itu, tidak cuma dapat dilaksanakan secara pribadi saja, tapi juga bisa dilaksanakan secara barisan.

2. Tingkat Ekonomi Berlainan

Pemicu kekerasan setelah itu tingkat ekonomi yang lain atau dapat disebut sebagai kemiskinan. Pemicu ini juga bisa disimpulkan sebagai susahnya memperoleh akses ke pusat ekonomi khususnya pada saat-saat krisis.

Ada peralihan sosial ini mendatangkan tingkat ekonomi yang lain juga. Bahkan juga, seorang yang susah hadapi peralihan sosial dapat memacu dianya untuk lakukan tindak kekerasan khususnya saat hadapi tingkat ekonomi yang lain.

Ini bisa muncul karena seorang telah kehilangan akan sehat supaya bisa penuhi tuntutan hidupnya, hingga berani untuk lakukan kekerasan, seperti mencuri, menjambret, dan lain-lain.

3. Tidak Dapat Mengontrol Emosi

Tiap orang memang tidak dapat lepas dari yang bernama permasalahan, hingga dapat munculkan yang bernama emosi. Pemicu kekerasan setelah itu seorang atau barisan yang tidak dapat mengontrol emosi.

Bila emosi yang berada di pada diri susah dikontrol, karena itu emosi akan semakin meningkat, hingga bisa gampang geram dengan persoalan yang remeh. Dari situlah, tindak kekerasan dapat terjadi dan dapat memunculkan korban jiwa.

4. Sakit hati

Sakit hati sebagai salah karakter yang bisa mengakibatkan seorang lakukan kekerasan. Timbulnya rasa sakit hati ini dikarenakan oleh seorang tidak terima dengan sikap yang dulu pernah menerpa dianya, hingga memacu rasa kemarahan pada diri.

Dari hati geram tersebut, seorang akan ngotot untuk lakukan kekerasan untuk dapat membalasnya apa yang dulu pernah diterimanya di saat itu.

Pemuasan kemarahan yang dituangkan lewat kekerasan ini sangat tidak bagus sebab bisa bikin rugi diri kita dan seseorang. Bahkan juga, dengan rasa sakit hati bisa jadi memunculkan terjadi korban jiwa.

Dari sakit hati ini bisa jadi terus mendatangkan kekerasan pada angkatan-generasi seterusnya yang dapat membuat perseteruan susah untuk ditiadakan.

5. Sudah Jadi Adat

Kekerasan juga bisa dikarenakan oleh telah ada adat kekerasan pada suatu lingkungan. Kekerasan yang dikarenakan oleh adat benar-benar susah untuk ditiadakan, hingga terus akan lanjut ke angkatan seterusnya.

Adapun contoh dari tindak kekerasan yang sudah dilakukan karena adat ialah aktivitas periode tujuan atau yang lebih dikenali oleh beberapa orang dengan panggilan ospek.

Ospek ini berlaku pada pelajar atau mahasiswa baru yang hendak tempuh pengajaran di instansi pengajaran baru.

Pada aktivitas ospek sering terjadi tindak kekerasan, hingga memunculkan perasaan takut pada peserta ospek.

Dari perasaan takut itu, korban ospek ini ada kemauan untuk membikin pelajar atau mahasiswa baru rasakan apa yang dulu pernah dirasa, hingga ospek juga jadi adat.

Tetapi, sekarang ini ospek telah dilarang dan ditukar dengan aktivitas yang lebih positif saat pelajar atau mahasiswa baru masuk ke instansi pengajaran baru. Dengan demikian, adat ospek juga pelan-pelan akan lenyap.

6. Pemabuk atau Pemakai Narkoba

Pemicu kekerasan juga bisa dipacu dari pola hidup yang tidak bagus dan kurang sehat, seperti minuman mengandung alkohol terlalu berlebih dan pemakai narkoba.

Saat seorang telah pada kondisi mabok dan tidak bisa mengontrol dianya, baik itu karena minuman mengandung alkohol atau narkoba, karena itu dapat membuat kacau yang memacu berlangsungnya tindak kekerasan. Bahkan juga dapat lakukan penganiayaan pada lebih satu korban.

Kekerasan yang dikarenakan oleh mabok dan menggunakan narkoba ini juga bisa terjadi antara barisan dengan barisan, hingga dapat memacu berlangsungnya tawuran atau bentrokan yang hendak susah ditiadakan.

Bahkan juga, dari tawuran itu dapat memunculkan korban jiwa, benar-benar benar-benar sayang jika hal semacam itu bisa terjadi.

Contoh Kekerasan

Beberapa contoh kekerasan seperti berikut.

  1. Lakukan perampokan atau pencurian.
  2. Lakukan pembacokan atau pembegalan.
  3. Mencederai hati seseorang, baik berbentuk mengejek, menghina, dan mencaci.
  4. Mencederai badan seseorang, seperti lakukan pukulan, lakukan penusukan, lakukan pemerkosaan, dan lakukan penghinaan seksual.

Ciri-ciri Korban Kekerasan

Korban kekerasan memang seharusnya selekasnya memperoleh pengatasan yang bagus. Oleh karenanya, kita perlu ketahui beberapa ciri korban kekerasan, salah satunya:

1. Ada Peralihan Sikap

Seorang yang menjadi korban kekerasan akan alami peralihan sikap yang jauh dari umumnya. Peralihan sikap yang diartikan, dapat seperti jadi lebih takut saat ingin beraktivitas di luar rumah. Disamping itu, juga bisa disaksikan dari yang umumnya hidup dengan tenang jadi pendendam.

2. Jadi Lebih Pendiam

Korban kekerasan sering takut untuk mengungkapkannya ke seseorang, hingga cuma diam diri saja. Hal dapat muncul karena korban kekerasan ini terserang trauma, hingga keadaan mentalnya terkena. Bahkan juga, dia akan kurangi intensif bicara sama orang lain.

3. Cepat Muram dan Kuatir

Selainnya jadi pendiam, korban kekerasan akan beralih menjadi seorang yang muram dan kuatir. Bila ada beberapa orang paling dekat kamu yang kelihatan semacam itu, seharusnya selekasnya dikasih support kepribadian supaya keadaan jiwanya tidak jadi kronis.

4. Tertutup

Perasaan takut terus akan mendekati korban kekerasan, hingga dia akan usaha semaksimal kemungkinan untuk tutup dianya dari pihak lain.

5. Takut Berjumpa dengan Orang Lain

Trauma pada korban kekerasan akan susah ditiadakan, hingga dia akan takut berjumpa sama orang lain atau berjumpa dengan aktor kekerasan. Bahkan juga, korban kekerasan akan berasa jika seseorang benar-benar beresiko untuk dianya.

Imbas Kekerasan

  1. Dapat mengakibatkan seorang alami trauma yang susah ditiadakan.
  2. Takut bertemu dengan aktor kekerasan atau bahkan juga seseorang.
  3. Dapat menghancurkan keadaan mental atau stres.
  4. Dapat tinggalkan sisa cedera fisik yang susah ditiadakan.
  5. Membuat emosi jadi tidak konstan.

Ringkasan

Kekerasan sebagai satu perlakuan yang tidak menggambarkan Hak Asasi Manusia. Maka dari itu, untuk aktor kekerasan harus selekasnya diberi ancaman hukum yang telah berlaku.

Disamping itu, untuk tiap anggota warga harus sama-sama membuat perlindungan supaya tindak kekerasan dapat dihindarkan.

Walau tindak kekerasan telah banyak dan bisa jadi terjadi di dekat kita, tapi kita jangan turunkan rasa simpati pada korban kekerasan.

Ini perlu dilaksanakan supaya korban tidak berasa trauma dan mempunyai keberanian saat menjalankan hidup. Selain itu, kita harus juga menuntut keadilan supaya aktor kekerasan diberi ancaman tegas.

Demikian artikel kali ini. Semoga artikel ini dapat membantu kamu untuk mempelajari Kekerasan lebih baik lagi. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.