Pengertian Adab : Pentingnya, Kedudukan dan Cara Menjaganya

Pengertian Adab – Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak boleh bersikap semau-maunya. Ada tata krama yang mesti diacuhkan saat mengerjakan segala sesuatu. Begitupun yang diajarkan dalam Islam, terdapat adab yang mesti diatuhi oleh umat Muslim.

Secara keseluruhan, adab memiliki makna segala format sikap, perilaku atau tata cara hidup yang menggambarkan nilai sopan santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti atau akhlak.

Pengertian Adab

Dalam bahasa Arab, kata adab merupakan format kata benda dari kata kerja adaba yang berarti kesopanan, sopan santun, tata krama, moral, nilai-nilai, yang dirasakan baik oleh masyarakat.

Mengutip pengakuan Abu Isma’il al-Harawi, pengarang buku Manazil as-Sa’irin, yang dimaksud dengan adab ialah menjaga batas antara berlebihan dan meremehkan serta memahami bahaya pelanggaran. Keberhasilan seseorang seringkali ditentukan oleh adab yang dimiliki.

Berdasarkan keterangan dari Ensiklopedia Tasawuf Imam al-Ghazali karya Luqman Junaedi, adab menurut keterangan dari Rasulullah SAW ialah pendidikan tentang kebaikan yang adalahbagian dari keimanan.

Masih di kitab yang sama, al-Hujwiri berpendapat, adab adalah keindahan dan kepatutan sebuah urusan agama atau dunia.

Kesemuanya itu diprovokasi oleh tingkat pendidikan. Oleh sebab itu, edukasi mempunyai nilai kemanusiaan yang tinggi.

Nilai-nilai ketaatan untuk Allah SWT dan cinta untuk Rasulullah seringkali berdasar pada edukasi moral. Seseorang yang tidak peduli dengan edukasi moral, ia tidak akan dapat mencapai derajat kesalihan.

Untuk disukai oleh Allah, segala sesuatu dilaksanakan harus bersih dan terpuji. Sebab itu, adab adalahbagian dari keseluruhan pekerjaan ibadah.

Menutup aurat, berwudhu, mandi, bersuci, dan berdandan adalahbagian dari adab. Semata-mata urusan itu dilaksanakan karena mereka bakal menghadap Allah.

Adab atau kesopanan di hadapan Allah pun diperintahkan langsung. Ini laksana perintah berbusana yang baik dan sopan saat shalat. “Pakailah pakaian yang estetis ketika menginjak masjid.” (QS al-Araaf [7] : 31).

Dalam permasalahan berdoa sebagai contoh, ada sejumlah adab yang harus diacuhkan oleh Muslim. Ini dengan tujuan supaya doa itu dikabulkan oleh Tuhan.

Ahmad bin Muhammad bin Ajibah al-Hasani dalam Iqazh al- Himam Fi Syar al-Hikam menyampaikan ada empat adab yang dilaksanakan ketika memanjatkan doa.

Pertama, niat berdoa ialah ibadah. Berdoa merupakan format pengabdian, dengan kata lain doa harus mempunyai sifat meminta, bukan menuntut.

Hal tersebut karena ketetapan mencantol seseorang sudah tertulis semenjak zaman azali. Bahkan, sebelum permintaan mereka dipanjatkan. Tetapi, Allah berkuasa guna memberi, menahan, dan menampik permintaan hamba-Nya.

Kedua, pengusulan doa mesti dibarengi dengan ibadah yang tekun. Mengharap surga, pahala, dan status yang tinggi dapat tercapai bila kualitas ibadah semakin baik. Tidak dicemari dengan aneka perusak amal, laksana riya, ujub, dan tergesa-gesa.

Bila demikian, ibadah juga tidak sempurna. Bahkan, dapat tertolak di sisi-Nya. Ibadah yang bukan sebab Allah dapat dikategorikan sebagai penyekutuan Allah dengan makhluk-Nya. “Dan, tersebut termasuk dosa besar,” kata al-Hasani.

Ketiga, bersikap pasrah dan memberikan diri untuk Allah. Doa bakal mendapatkan minimal tiga respons yang berbeda.

Terkabul lantaran memang baik untuknya. Kedua, penundaan sebab belum memerlukan dan bisa diganti dengan yang beda atau diserahkan saat di akhirat. Dan ketiga, penolakan karena akan dominan mudharat pada yang bersangkutan.

Keempat, saat doa sudah terkabul maka apa yang sudah diminta mesti dipakai dengan sebaik-baiknya. Apa yang sudah dikabulkan mesti ditujukan pada tindakan baik yang diridhai oleh Allah.

Dan, adab tidak terbatas pada permasalahan personal dan transendental. Tetapi, pun mencakup tata krama berinteraksi dengan sesama.

Tentu bertolak belakang antara adab terhadap Allah dan Rasul-Nya dan adab untuk guru, murid, orang tua, atau tetangga, misalnya.

Pengertian Adab Menurut Para Ahli

Ada banyak pendefinisian dari kata adab menurut keterangan dari kamus-kamus Bahasa Indonesia, meskipun tidak sedikit pandangan yang bertolak belakang mengenai makna kata adab akan namun pengertiannya secara absolut tidak jauh berbeda. Dibawah ini ialah pengertian adab menurut para ahli dan cendikiawan, antara lain :

1. Al-Jurjani

Menurut keterangan dari Al-Jurjani adab merupakan proses mendapat ilmu pengetahuan yang dipelajari guna menangkal pelajar dari format kesalahan.

2. Ibrahim Anis

Berdasarkan keterangan dari Ibrahim Anis adab ialah ilmu yang objeknya membicarakan nilai-nilai yang sehubungan dengan tindakan manusia.

3. Soegarda Poerbakawatja

Menurut keterangan dari Soegarda Poerbakawatja adab yaitu budi pekerti, watak, kesusilaan, yakni kelakukan baik yang merupakan dampak dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia.

4. Hamzah Ya’qub

Berdasarkan keterangan dari Hamzah Ya’qub adab yakni ilmu yang menilai batas antara baik dan buruk, antara terpuji dan tercela, tentang ucapan atau perbuatan insan lahir dan batin.

Dan ilmu pengetahuan yang menyerahkan pengertian mengenai baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan insan dan mengaku tujuan mereka yang terakhir dari semua usaha dan kegiatan mereka.

5. Ibn Miskawaih (1030 M)

Menurut keterangan dari Ibn Miskawaih adab ialah suatu suasana yang melekat pada jiwa manusia, yang melakukan dengan mudah, tanpa melewati proses pemikiran atau pertimbangan (kebiasaan sehari-hari).

Kedudukan Adab dalam Islam

Mengutip kitab Adab dan Doa Sehari-Hari guna Muslim Sejati oleh Thoriq Aziz Jayana, status adab dalam Islam lebih tinggi dari ilmu.

Imam Malik pernah berbicara kepada muridnya, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.” Begitu pula yang diperintahkan ulama-ulama lainnya.

Islam lebih menyanjung dan menghormati orang-orang yang mempunyai adab/akhlak daripada mereka yang berilmu.

Ini pun yang menjadi tujuan utama kenabian Rasulullah SAW. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku diutus guna menyempurnakan akhlakul karimah.

” (HR. Bukhari).Banyaknya ilmu yang dipunyai oleh seseorang bakal menjadi sia-sia andai tidak mempunyai adab atau akhlak dalam dirinya.

Ia akan kendala menemukan jalan yang semestinya, sebab adab dan akhlak lah yang menjadi pembatas serta menyerahkan arahan bagaimana menyikapi ilmu tersebut.

Jadi, kualitas diri seseorang bukan disaksikan dari seberapa tidak sedikit ilmu yang dimiliki, namun bagaimana akhlaknya dalam memanfaatkan ilmunya.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik kalian ialah yang mulia akhlaknya.”

Adab menjadi urusan yang sangat urgen dalam kehidupan, baik kehidupan sendiri, keluarga, maupun sosial. Dengan adab, seorang Muslim yang sejati bakal menjadi mulia di hadapan Allah dan Rasul-Nya serta sesama manusia.

Tak melulu itu, adab menjadi di antara amal yang dapat ditanamkan untuk diri sendiri sebagai bekal pahala di akhirat kelak.

Disebutkan dalam hadits, “Tidak terdapat sesuatu juga yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang mulia.” (HR. Tirmidzi).

Pentingnya Adab

Adab merupakan bagian dari akhlak mulia yang menuntun insan untuk menjadi insan beradab. Manusia beradab yang dimaksud di sini ialah seorang insan bertanggungjawab terhadap keharusan maupun haknya.

Nantinya, insan beradab bakal menjadi individu yang adil sampai-sampai patut dijadikan sebagai pemimpin. Tak melulu itu, insan beradab bakal terus belajar dan membetulkan diri guna menyempurnakan akhlaknya.

Adab adalahsalah satu urusan yang urgen dalam menumbuhkan kerinduan kepada sang Pencipta maupun untuk manusia. Tak melulu itu, adab ini pun penting dalam mencegah insan untuk melakukan hal buruk.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Adab

Pemahaman berhubungan adab memang tidaklah instan dan semuanya perlu proses. Di samping itu, adab manusia sendiri sebenarnya diprovokasi oleh sejumlah faktor, yaitu:

1. Ajaran Agama

Agama pada dasarnya ialah pondasi dalam kehidupan keseharian maupun bekal hidup kedepannya. Mereka yang mendapatkan edukasi agama yang tepat bakal tahu alangkah pentingnya adab dalam kehidupan.

Mereka yang beriman bakal patuh terhadap aturan agamanya dan ingin takut mengerjakan perbuatan buruk sampai-sampai lebih gampang menanamkan adab. Bahkan, insan yang patuh terhadap hukum syara hidupnya bakal lebih tenteram, damai dan bahagia.

2. Adat-Istiadat

Adat-istiadat merupakan salah satu urusan yang memengaruhi sikap insan dan nantinya bisa dominan pada adab.

Adat-istiadat identik dengan sikap yang turun-temurun dan sudah dijaga sejak lama. Oleh sebab itu, urusan ini memengaruhi kelaziman manusia sehari-hari.

Sayangnya, pada sejumlah kondisi adat ini tidak cocok dengan hukum maupun doktrin agama. Mereka ingin membenarkan apa yang menurut keterangan dari mereka benar, bukan kebenaran sesungguhnya.

Oleh sebab itu, perlu guna memilah masing-masing adat-istiadat yang terdapat dalam belajar menjadi insan beradab.

3. Nafsu

Nafsu yaitu salah satu hal pendorong insan untuk menemukan sesuatu laksana makan, ambisi, hubungan biologis sampai kemewahan.

Nah, nafsu manusia ialah hal yang sangat sering mencelakakan mereka terutama andai tidak dikendalikan oleh nurani ataupun berpegang teguh pada agama.

Untuk membetulkan adab, insan harus senantiasa menjaga nafsu baik pada jiwanya. Anda pun harus rajin menjalankan perintah dalam agama dan menjauhi larangannya.

4. Undang-undang

Undang-undang yakni sebuah aturan dasar dalam kehidupan bernegara. Aturan ini diciptakan sebaik barangkali demi kemakmuran rakyatnya.

Tidak adanya aturan undang-undang yang mempunyai sifat negatif. Oleh sebab itu, insan beradab pasti akan berperilaku cocok dengan aturan undang-undang.

Adab dalam Hubungan Sosial

Adab dalam hubungan sosial merupakan aspek yang sangat penting dalam membentuk interaksi yang positif dan harmonis antarindividu.

Penerapan adab dalam konteks ini melibatkan sikap, tata krama, dan perilaku yang menciptakan lingkungan sosial yang sehat dan penuh saling penghormatan. Berikut adalah beberapa aspek adab dalam hubungan sosial:

1. Tata Krama dan Sopan Santun:

  • Hormat dan Menghargai: Adab mengajarkan untuk menghormati orang lain tanpa memandang status, usia, atau latar belakang. Menghargai perbedaan dan mengenali nilai-nilai setiap individu merupakan langkah awal untuk menciptakan hubungan yang baik.
  • Kesopanan Berbicara: Menggunakan kata-kata yang sopan, menghindari kata-kata kasar, dan berbicara dengan lembut menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi.

2. Empati dan Keterbukaan:

  • Empati: Adab mencakup kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Dengan bersikap empati, kita dapat menjalin hubungan yang lebih dalam dan memperkuat ikatan sosial.
  • Keterbukaan: Berbagi pemikiran dan perasaan dengan terbuka menciptakan kepercayaan dan mengurangi kesalahpahaman dalam hubungan sosial.

3. Tanggung Jawab dan Kejujuran:

  • Tanggung Jawab: Menerapkan adab berarti bertanggung jawab terhadap tindakan dan perkataan kita. Tanggung jawab ini menciptakan kepercayaan di antara individu dalam suatu kelompok atau masyarakat.
  • Kejujuran: Adab melibatkan kejujuran dalam segala hal. Berbicara dengan jujur dan terbuka membentuk dasar kepercayaan yang kuat dalam hubungan sosial.

4. Batas Pribadi dan Hukum Etika:

  • Menghormati Batas Pribadi: Adab mengajarkan untuk menghargai batas-batas pribadi orang lain. Ini mencakup penghargaan terhadap privasi dan kebebasan individu.
  • Penerapan Hukum Etika: Mengikuti prinsip-prinsip etika dalam hubungan sosial membantu mencegah konflik dan membangun fondasi yang kokoh untuk interaksi yang positif.

5. Kontrol Diri dan Kesabaran:

  • Kontrol Diri: Mampu mengendalikan emosi dan tindakan merupakan bagian penting dari adab. Ini membantu mencegah konflik dan memastikan komunikasi yang lebih efektif.
  • Kesabaran: Adab mengajarkan kesabaran dalam menghadapi perbedaan pendapat atau situasi sulit. Kesabaran menciptakan ruang untuk mencari solusi yang bijaksana.

6. Komitmen terhadap Kesejahteraan Bersama:

  • Kerja Sama: Adab mencakup semangat kerja sama dan keinginan untuk berkontribusi pada kesejahteraan bersama. Ini melibatkan sikap saling membantu dan mendukung dalam situasi sulit.

7. Penerimaan Terhadap Keanekaragaman:

  • Menerima Perbedaan: Adab mengajarkan untuk menerima keanekaragaman budaya, agama, dan nilai-nilai. Ini menciptakan masyarakat yang inklusif dan menghargai pluralitas.

Penerapan adab dalam hubungan sosial bukan hanya menciptakan hubungan yang harmonis, tetapi juga membentuk karakter individu dan kontribusi positif pada masyarakat secara keseluruhan. Adab menciptakan fondasi yang kokoh untuk membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai saling menghormati dan saling mendukung.

Menjaga Adab di Era Modern

Menjaga adab di era modern melibatkan penyesuaian terhadap perubahan zaman tanpa mengorbankan nilai-nilai etika dan moral yang mendasari adab. Berikut adalah beberapa cara untuk tetap menjaga adab dalam era modern:

1. Pendidikan Adab di Era Digital:

  • Pendidikan Online: Menyelaraskan pendidikan adab dengan perkembangan teknologi dan menyediakan konten pendidikan online yang mengajarkan nilai-nilai adab di dunia digital.

2. Penggunaan Media Sosial yang Bertanggung Jawab:

  • Etika dalam Bermedia Sosial: Mengajarkan etika penggunaan media sosial, termasuk bagaimana berkomunikasi secara positif, menghormati privasi, dan menghindari menyebarkan informasi palsu.

3. Penerapan Adab dalam Bisnis dan Profesionalisme:

  • Pelatihan Etika Bisnis: Menerapkan pelatihan etika bisnis untuk mengajarkan prinsip-prinsip adab dalam konteks profesionalisme, integritas, dan tanggung jawab sosial perusahaan.

4. Konservasi Lingkungan dan Keberlanjutan:

  • Sikap Bertanggung Jawab terhadap Lingkungan: Mengintegrasikan adab dalam perilaku terhadap lingkungan, seperti mengurangi limbah plastik dan mendukung keberlanjutan.

5. Penerapan Teknologi dengan Bijak:

  • Penggunaan Teknologi yang Bermoral: Mengajarkan cara menggunakan teknologi dengan bijak dan bermoral, termasuk memahami konsekuensi etika dari penggunaan teknologi tertentu.

6. Inklusivitas dan Penghargaan terhadap Keanekaragaman:

  • Promosi Inklusivitas: Mendorong sikap inklusif dalam masyarakat, menghargai dan merayakan keanekaragaman budaya, agama, dan latar belakang.

7. Keterlibatan Sosial dan Kebersamaan:

  • Mendukung Inisiatif Sosial: Mendorong partisipasi dalam kegiatan sosial dan inisiatif yang memajukan kesejahteraan masyarakat.

8. Penekanan pada Pendidikan Karakter:

  • Program Pendidikan Karakter: Mengintegrasikan program pendidikan karakter di sekolah-sekolah untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan etika kepada generasi muda.

9. Pemberdayaan Peran Keluarga:

  • Pendidikan Keluarga: Mendorong keluarga untuk menjadi agen pendidikan adab pertama, memberikan contoh dan mendidik anak-anak tentang pentingnya etika dan nilai-nilai moral.

Menjaga adab di era modern memerlukan upaya bersama dari individu, keluarga, lembaga pendidikan, dan pemerintah.

Penerapan nilai-nilai adab dapat membantu masyarakat untuk tetap saling menghormati, berkomunikasi dengan baik, dan bersama-sama membangun lingkungan yang berkelanjutan secara etis.

Demikianlah penjelasan tentang Adab dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.