Mahasiswa dan politik

Mahasiswa & Politik: Jantung Perubahan Bangsa

Mahasiswa dan politik adalah dua entitas yang seringkali tak terpisahkan dalam narasi pembangunan suatu bangsa. Kampus bukan hanya menara gading ilmu, melainkan juga kawah candradimuka bagi kesadaran sosial dan politik. Peran mahasiswa dalam dinamika politik suatu negara selalu signifikan, baik sebagai penggerak maupun penyeimbang.

Secara historis, mahasiswa kerap menjadi motor penggerak perubahan. Berbekal nalar kritis dan semangat keadilan, mereka mampu melihat celah dan ketidakberesan dalam sistem, lalu berani menyuarakannya. Dari reformasi hingga perjuangan hak asasi, suara mereka seringkali menjadi representasi kejujuran dan idealisme murni yang belum terkontaminasi kepentingan pragmatis. Mereka adalah "moral force" yang mengingatkan penguasa akan amanah rakyat.

Namun, keterlibatan mahasiswa dalam politik tidak melulu soal demonstrasi dan turun ke jalan. Ia mencakup partisipasi aktif dalam pemilu, advokasi kebijakan publik, gerakan sosial berbasis digital, hingga diskusi intelektual yang membentuk opini publik. Kampus adalah laboratorium demokrasi mini, tempat mereka belajar berorganisasi, bernegosiasi, dan memahami kompleksitas kekuasaan secara praktis.

Peran ini krusial karena mahasiswa adalah calon pemimpin dan pembuat kebijakan masa depan. Keterlibatan mereka memastikan adanya regenerasi gagasan dan semangat baru dalam kancah politik, mencegah stagnasi dan korupsi. Mereka adalah ‘watchdog’ yang mengingatkan bahwa kekuasaan harus melayani rakyat, bukan sebaliknya.

Singkatnya, mahasiswa dan politik adalah simpul tak terurai dalam pembangunan bangsa. Suara dan aksi mereka bukan sekadar riak, melainkan gelombang yang mampu mengukir arah sejarah. Oleh karena itu, kesadaran politik di kalangan mahasiswa perlu terus dipupuk, demi Indonesia yang lebih baik.

Exit mobile version