RuangPengetahuan.Co.Id – Deuteromycota, juga dikenal sebagai jamur imperfek, merupakan salah satu divisi dalam dunia jamur yang memiliki sejumlah karakteristik unik dan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari ekologi hingga bidang kedokteran.
Meskipun dikenal sebagai “imperfek” karena kurangnya fase reproduksi seksual yang teramati, Deuteromycota tetap menjadi subjek penting dalam penelitian mikrobiologi dan biologi seluler.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang karakteristik, peran, serta signifikansi Deuteromycota dalam ekosistem dan kehidupan manusia.
Pengertian Deuteromycota
Deuteromycota merupakan jenis jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Deuteromycota juga bisa disebut jamur tidak lengkap. Jenis jamur ini tidak dapat dimasukkan dalam kelompok Ascomycota. Karena tidak memiliki ascus dan tidak dapat dibagi menjadi basidiomycota dan juga karena ia tidak memiliki basidium.
Jamur Deuteromycota juga merupakan jamur yang berkembang biak dengan konidia dan tidak memiliki tingkat seksual yang diketahui. Selain itu, reproduksi jamur Deuteromycota dapat dilakukan secara aseksual dan juga dapat dilakukan dengan membentuk tunas atau blastospora dan membentuk spora dengan hifa atau benang arthrospore.
Misalnya, kasus jamur oncom atau Monilia sitophila, di mana reproduksi seksual diklasifikasikan sebagai Deuteromycota.
Pada saat ini, bagaimanapun, juga diketahui bahwa produksi askospora dalam ascus atau peritesium meningkat. Itu diklasifikasikan dalam Ascomycota dan berganti nama menjadi Neurospora sitophila atau Neurospora crassa.
Siklus Hidup Deuteromycota
Jamur Deuteromycota memiliki sifat saprophytic dalam bahan organik, yaitu hidus sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi dan sebagai penyebab kerusakan pada beberapa tanaman tanaman. Deuteromycota dapat menyebabkan penyakit seperti tinea versikolor dan kurap pada manusia jika tanaman menyebabkan pelapukan kayu.
Dalam subdivisi buatan ada yang bereproduksi secara aseksual, seperti konidia yang terbentuk langsung pada hifa bebas di ujung konidiospora. Ada juga yang hidup dari daun dan residu pada tanaman yang terendam di aliran sungai dengan arus yang kuat.
Ciri-ciri Deuteromycota
Dibawah ini merupakan ciri-ciri atau karakteristik dari Deuteromycota, diantaranya sebagai berikut :
- Dinding sel terdiri dari kitin
- Multiseluler (memiliki banyak sel), tetapi ada berbagai jenis jamur yang merupakan organisme yang memiliki sel tunggal dan bahwa, dalam kondisi atau kondisi lingkungan yang menguntungkan dan membentuk pseudomisel (pseudomisel).
- Banyak yang bersifat parasit atau merusak di alam dan menyebabkan penyakit pada hewan ternak, manusia dan tanaman.
- Sebagian besar bersifat mikroskopis (artinya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang).
- Hidupnya bersifat saprofitik dan parasit.
- Hifa yang diisolasi dalam sel dengan nukleus juga ditemukan pada spesies tertentu, tetapi ada banyak nukleus dominan.
- Spora terbentuk secara vegetatif dan fase kawin belum diketahui, sehingga merupakan jamur yang tidak sempurna atau tidak sempurna.
- Proliferasi terjadi melalui pembentukan spora aseksual, yaitu melalui fragmentasi dan konidium uniseluler atau multiseluler. Reproduksi seksual belum diketahui.
- Biasanya hidup di tempat yang lembab.
Reproduksi Paraseksual dan Aseksual Deuteromycota
Dalam hal ini, walaupun deuteromycota tidak memiliki reproduksi seksual, tetapi rekombinasi genetik masih dapat terjadi dalam apa yang disebut parasexualitas. Dengan siklus parasexual ini, ia menjadi proses pengiriman materi genetik tanpa melalui pembagian meiosis dan pengembangan struktur seksual.
Reproduksi aseksual dapat terjadi melalui produksi konidia atau melalui produksi hifa khusus yang disebut Konidiophorn.
Peranan dan Contoh Deuteromycota
Berikut ini adalah beberapa peranan dan contoh dari Deuteromycota, antara lain yaitu:
1. Peranan Deutoromycota yang Menguntungkan
- Aspergillus oryzae dapat digunakan untuk melunakkan adonan roti
- Aspergillus wentii dapat digunakan sebagai bahan dalam produksi asam oksalat, tauco, kecap dan sake
- Monilia Sitophyla dapat memproses pembuatan oncom
- Tolypocladium inflatum dapat digunakan untuk menekan reaksi imun.
2. Peranan Deutoromycota yang Merugikan
- Epidermophyton Floocosum, yang dapat menyebabkan kutu air
- Bulu bulu melazasia yang bisa menyebabkan tinea versikolor
- Altenaria sp, yaitu parasit pada tanaman kentang
- Fusarium, yang dapat menjadikan tanaman tomat sebagai inang
- Trychophyton tonsuran dapat menyebabkan ketombe
- Tinea versikolor dapat menyebabkan kaki atlet pada manusia
- Trichophyton sp dapat menyebabkan penyakit kulit kurap pada manusia
- Helminthospora oryzae dapat menjadi parasit karena dapat merusak kecambah dan menyerang daun dan berbagai buah tanaman
- Ephidermophyton floocosum adalah jamur yang menyebabkan kutu air
- Mycrosporum sp dan Tryghophyton sp dapat menyebabkan kurap
- Sclerothium rolfsie dapat menyebabkan penyakit pembusuk pada tanaman
- Candida ablicans dapat menyebabkan infeksi vagina
- Curvularia sp, yaitu kehidupan parasit
- Chaclosporium sp, yaitu parasit dalam buah-buahan dan sayuran
- Trychophyton tonsurans, yang dapat menyebabkan ketombe di kepala
- Fusaarium sp, yang hidup pada tanaman tomat
- Altenaria sp, yang hidup dari tanaman kentang.
Kesimpulan
Deuteromycota, meskipun dikenal sebagai jamur “imperfek”, tetap memiliki peran penting dalam ekosistem dan kehidupan manusia.
Dengan berbagai kemampuan mereka dalam penguraian bahan organik, simbiosis dengan tanaman, produksi senyawa bioaktif, serta peran dalam penyakit dan kesehatan, Deuteromycota menjadi subjek penelitian yang menarik dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Pemahaman yang lebih mendalam tentang karakteristik dan peran mereka dapat memberikan wawasan yang berharga dalam upaya konservasi alam, pengembangan obat-obatan baru, dan pemecahan masalah lingkungan.
Demikianlah penjelasan tentang Deuteromycota dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.
Baca juga artikel lainnya :
- Pengertian Psikologi : Jenis-jenis, Manfaat dan Tipsnya
- Pengertian Propranolol : Manfaat, Interaksi dan Efek Sampingnya
- Pengertian Promosi : Tujuan, Jenis dan Contohnya
- Pengertian Peta : Tujuan, Jenis, Unsur dan Cara Membuatnya
- Pengertian Asteroid : Jenis, Ciri, Peran dan Cara Melihatnya
- Pengertian Ventolin : Interaksi, Harga, Dosis dan Manfaatnya