Pengertian Resistor : Jenis, Fungsi, Simbol dan Contoh Soalnya

Pengertian Resistor – Penggunaan resistor dalam dunia listrik mempunyai penyebaran yang nyaris merata pada seluruh perlengkapan dan instrumentasi.

Seperti halnya untuk memberi batas listrik tegangan tinggi supaya tidak terhubung ke ground atau tersentuh manusia maka pada konstruksinya dipakai resistor sebagai pembatas aliran listrik.

Pada contoh lain perlengkapan yang memakai daya listrik rendah pun memakai resistor untuk kebutuhan penyesuaian daya listrik tiap komponennya.

Begitu banyak pemakaian komponen elektronik mempunyai nama resistor ini, maka pengetahuan mengenai resistor menjadi penting kita miliki. Berikut ialah penjelasan mengenai resistor.

Pengertian Resistor

Resistor merupakan komponen dasar elektronika yang umumnya dipakai pada susunan elektronika ataupun susunan listrik lainnya dengan fungsi utama yakni menghambat atau membatasi jumlah arus input atau arus yang mengalir masuk ke dalam satu rangkaian, dimana keterampilan resistor dalam memberi batas arus masuk cocok dengan spesifikasi resistor tersebut. Sesuai dengan namanya resistor mempunyai sifat resistif dan lazimnya tercipta dari bahan karbon.

Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan untuk resistansi pada resistor dinamakan Ohm dengan simbol Ω (Omega).

Umumnya sekian banyak jenis pada resistor diciptakan dari bahan dan sifat atau ciri khas yang berbeda, disamping tersebut spesifikasi beda yang perlu diacuhkan saat memilih suatu resistor pada sebuah rancangan ialah besaran watt-nya.

Karena resistor bekerja dengan konsep dialiri arus listrik, maka bakal terjadi suatu situasi yang dinamakan disipasi daya yakni berupa panas sebesar W=I2R.

Semakin besar jasmani atau ukuran dari sebuah resistor, maka urusan ini bakal berbanding lurus dengan semakin besar keterampilan disipasi daya resistor tersebut.

Resistor yang terdapat dipasaran terdapat dengan ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt, dimana resistor yang mempunyai disipasi daya dari 5, 10 sampai 20 watt.

Tetapi lazimnya untuk jenis resistor yang berukuran lebih banyak (jumbo) nilai resistansi dicetak langsung dibadannya sampai-sampai dapat terlihat, contohnya 100Ω 5W.

Resistor lazimnya memiliki format kubik memanjang persegi empat yang mempunyai warna dasar putih, meskipun pun terdapat format lain laksana silinder.

Jenis-jenis Resistor

Resistor dipakai sebagai unsur dari susunan elektronik dan merupakan salah satu komponen yang sangat sering digunakan.

Resistor dapat diciptakan dari bermacam-macam bahan komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang diciptakan dari paduan resistivitas tinggi laksana nikel-kromium).

Pada lazimnya resistor bisa diklasifikasikan menjadi sejumlah jenis, diantaranya yakni jenis resistor tetap (Fixed Resistor), jenis resistor variabel atau nilai berubah (Variable Resistor), Thermistor, dan LDR.

1. Resistor Tetap (fixed resistor)

Fixed Resistor atau resistor tetap merupakan jenis resistor yang mempunyai nilai resistansi atau hambatan tetap. Resistor tetap tidak sedikit digunakan dalam susunan elektronika dan bermanfaat sebagai pembatas arus dan pembagi tegangan.

Nilai resistansi atau hambatan resistor ini seringkali ditandai dengan gelang kode warna yang ada pada badan resistor. Resistor tetap memiliki sejumlah ukuran atau batas maksimum daya yang bisa dilewatkan.

Berdasarkan batas keterampilan melewatkan daya itu resistor tetap dipecah dalam sejumlah ukuran kapasitas daya sebagai berikut ini :

  1. 1/16 watt
  2. 1/8 watt
  3. 1/4 watt
  4. 1/2 watt
  5. 1 watt
  6. 2 watt
  7. 3 watt
  8. 5 watt
  9. 10 watt
  10. 20 watt.

Di samping itu, jenis resistor menurut bahannya bisa diklasifikasikan menjadi resistor komposisi karbon, resistor film karbon, dan resistor film logam yang termasuk dalam Fixed resistor. resistor komposisi karbon, resistor film karbon, dan resistor film logam

  • Resistor Komposisi Karbon

Resistor komposisi karbon terdiri dari bagian resistif yang berbentuk tabung dengan kawat logam yang ada pada kedua ujungnya.

Jenis resistor ini tercipta dari komposisi karbon halus yang dibaur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikat atau badannya supaya mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Badan resistor dilapisi dengan plastik ataupun dicat dengan kode warna yang dicocokkan dengan nilai resistansinya.

  • Resistor Film Karbon

Resistor film karbon atau disebut dengan resistor arang yaitu resistor yang diciptakan dengan bahan utama arang atau karbon.

Resistor film karbon terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan substrat isolator dan dicukur berbentuk spiral. Nilai resistansinya bergantung pada proporsi karbon dan isolator.

Semakin tidak sedikit bahan karbon yang dipakai maka semakin rendah resistansinya. Resistor film karbon memiliki keunggulan yaitu toleransi yang lebih rendah dan pun rendahnya kepekaan resistor terhadap suhu bila dikomparasikan dengan resistor komposisi karbon.

Resistor jenis ini ialah resistor yang tidak sedikit digunakan dan tidak sedikit diperjualbelikan. Di pasaran saya dan anda bisa menemukan jenis resistor ini dengan sejumlah nilai kapasitas daya yakni 1/16 watt, 1/8 watt, 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, 2 watt dan 3 watt.

  • Resistor Film Logam

Resistor film logam atau biasa disebut dengan metal film resistor yaitu resistor yang diciptakan dengan bahan utama metal atau logam yang memiliki ciri khas lebih baik.

Bentuk jasmani resistor film logam serupa dengan resistor film karbon, melulu saja ada perbedaan pada warna dan jumlah gelang warna yang dipakai dalam evaluasi resistor tersebut.

Sama seperti resistor film karbon, resistor ini juga dapat ditemukan dipasaran dengan dengan sejumlah kapasitas daya yakni 1/8 watt, 1/4 watt dan 1/2 watt. Resistor jenis ini tidak sedikit digunakan untuk kebutuhan pengukuran dan perlengkapan industri.

2. Resistor Nilai Berubah (variable resistor)

Variable Resistor yakni jenis resistor yang nilai resistansinya bisa ditentukan dan diubah-ubah cocok keinginan. Variable resistor bisa diklasifikasikan menjadi potensiometer, trimpot dan rheostat.

  • Potensiometer

Potensiometer merupakan jenis variable resistor yang nilai resistansinya bisa berubah-ubah dan ditata dengan teknik memutar porosnya melewati tuas yang ada pada potensiometer.

Nilai resistansi potensiometer seringkali tertulis pada badan potensiometer dalam format kode angka. Potensiometer tidak sedikit diaplikasikan pada penguat suara atau amplifier.

Di pasaran potensiometer dapat anda temukan dengan 2 jenis yang bertolak belakang yaitu potensiometer mono dan potensiometer stereo.

  • Trimpot

Trimpot atau Trimmer Potensiometer yaitu jenis variable resistor yang kegunaannya sama dengan potensiometer, akan namun trimpot mempunyai ukuran yang lebih kecil dan tidak mempunyai tuas laksana potensiometer.

Untuk menata nilai resistansinya, seringkali dibutuhkan sebuah alat tolong seperti obeng kecil guna dapat memutar porosnya.

  • Rheostat

Rheostat yakni jenis variable resistor yang bisa beroperasi pada tegangan dan arus yang tinggi. Rheostat tercipta dari lilitan kawat bahan resistif dan untuk menata nilai resistansinya memakai penyapu yang bergerak di unsur atas toroid.

3. Thermistor (thermal resistor)

Thermistor merupakan jenis resistor yang mempunyai kepekaan tinggi terhadap suhu atau temperature. Thermistor yaitu jenis resistor yang mempunyai kepekaan tinggi terhadap suhu atau temperature

Sampai-sampai nilai resistansi dari thermistor bisa ditentukan dan diprovokasi oleh suhu atau temperature. Terdapat 2 jenis thermistor yakni PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient).

4. LDR

LDR yaitu singkatan dari Light Dependant Resistor. LDR merupakan jenis resistor yang mempunyai kepekaan tinggi terhadap intensitas cahaya yang diterimanya. Semakin besar intensitas cahaya yang diterima maka semakin rendah resistansi resistor tersebut.

Fungsi Resistor

Resistor bermanfaat sebagai penghambat arus listrik. Jika ditinjau secara mikroskopik, unsur-unsur penyusun resistor mempunyai sedikit sekali elektron bebas.

Akibatnya pergerakan elektronya menjadi paling lambat. Sehingga arus yang terukur pada multimeter bakal menunjukan angka yang lebih rendah bila dikomparasikan rangkaian listrik tanpa resistor.

Namun meskipun contohnya kita merangkai rangkaian listrik tanpa resistor, bukan berarti tidak terdapat hambatan listrik didalamnya.

Karena masing-masing konduktor tentu mempunyai nilai hambatan, meskipun relatif kecil. Namun dalam perhitungan matematis, seringkali kita abaikan nilai hambatan pada konduktor tersebut, dan anda anggap konduktor dalam situasi ideal. Itu berarti besar resistansi konduktor ialah nol.

Bisakah dibayangkan andai konduktor yang ada pada susunan listrik tidak mempunyai hambatan sama sekali. Ya, proses transfer daya tentunya akan optimal, andai kita aplikasikan pada komputer maka kecepatan komputer bakal meningkat tajam dengan spesifikasi prosesor yang sama.

Hal berikut yang sejumlah dekade terakhir menjadi bahan perbincangan semua ilmuwan bagaimana membuat konduktor tanpa hambatan, atau lebih dikenal dengan sebutan superkonduktor.

Simbol Resistor

Setiap komponen elektronika mempunyai simbol-simbol menarik untuk kebutuhan memudahkan membedakannya dalam susunan elektronika, begitu pun resistor. Berikut ialah simbol-simbol resistor dalam susunan elektronika.

Simbol tersebut biasanya digambarkan sebagai garis zigzag atau persegi panjang yang mewakili komponen resistor. Berikut adalah deskripsi simbol resistor beserta variasinya:

1. Simbol Resistor Dasar

Simbol paling umum untuk resistor adalah garis zigzag atau persegi panjang sederhana. Ini digunakan untuk menunjukkan keberadaan resistor dalam rangkaian. Simbol ini biasanya disertai dengan nilai atau label untuk mewakili resistansi dalam ohm.Contoh:Copy code──┐ │ ──┘

2. Resistor dengan Nilai Resistansi

Untuk menentukan nilai resistansi, simbol dasar sering kali disertai dengan nilai numerik atau label yang mewakili resistansi dalam ohm (Ω).Contoh:Copy code──┐ 10Ω ──┘

3. Resistor Variabel (Rheostat atau Potensiometer)

Resistor yang dapat diatur, seperti potensiometer atau rheostat, memiliki panah atau simbol mirip panah untuk menunjukkan bahwa resistansinya dapat diatur.Contoh:Copy code──┐ 10kΩ ──┤ │ ──┘

Penting untuk dicatat bahwa simbol resistor ini standar dan diakui secara internasional, sehingga tidak terlalu berbeda antara berbagai bahasa termasuk bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Cara Menghitung Resistor

1. Menggunakan Alat Ukur

Dalam menghitung besarnya hambatan yang terdapat dalam resistor, anda punya sejumlah teknik perhitungan. Pertama yaitu cara yang sangat gampang, yakni dengan memakai multimeter digital.

Setelah anda menyetel multimeter digital dalam mode “ohm”, kemudian kedua terminal multimeter anda tempelkan dikedua kaki resistor. Dengan itu seketika hadir besar hambatan dari resistor yang anda ukur.

Cara kedua yakni dengan memakai multimeter analog. Untuk memakai alat ukur ini maka perlu sedikit kemahiran dalam menyimak skala pada multimeter.

Pada multimeter analog, lazimnya kita bakal menemukan sejumlah skala yang dapat dipakai sesuai keperluan ketelitian perhitungan.

2. Membaca Kode Warna

Dan satu lagi, pastinya pasti kamu juga bertanya-tanya bagaimana teknik menghitung resistor film karbon yang memilki tidak sedikit gelang warna.

Biasanya teknik ini telah lama ditinggalkan sebab para Teknisi lebih sering memakai alat ukur supaya lebih cepat mengerjakan reparasi.

Tetapi bagi kamu yang belajar dan untuk praktik atau tugas sekolah sebagai berikut penjelasan lengkap teknik membaca Kode Warna pada Film Karbon Resistor secara manual.

Cara gampang menghafal nilai dari kode warna Resistor yakni dengan teknik menghafalkan warna menurut dari urutan pada tabelnya yakni dengan singkatannya.

“Hi Co Me O Ku, Hi Bi U A Pu” bakal lebih mudah dikenang untuk menghafal, yang seringkali digunakan guna praktikum murid pada ruang belajar jurusan Teknik Audio Video, Elektronika dan segala jurusan yang mempunyai materi latihan dasar elektronika.

Contoh Soal Kode Warna Resistor dan Jawabannya

  1. Coklat, Merah, Merah, Emas = 1, 2, x100, 5% = 1200Ω 5%
  2. Perak, Hijau, Ungu, Merah = 10%, x1, 7, 2 = 27Ω 10%
  3. Biru, Abu Abu, Kuning, Emas = 6, 8, x10k, 5% = 680kΩ 5%
  4. Emas, Orange, Biru, Hijau = 5%, x10k, 6, 5 = 560kΩ 5%
  5. 3k3Ω 10% = 3, 3, x100, 10% = Orange, Orange, Merah, Perak
  6. 27kΩ 5% = 2, 7, 1k, 5% = Merah, Ungu, Orange, Emas
  7. 0,5Ω 1% = 5, 0, (x0,01), 1% = Hijau, Hitam, Perak, Cokelat
  8. 22k2 10% = 2, 2, 2, x100, 10% = Merah, Merah, Merah, Merah, Perak.

Demikianlah penjelasan tentang Resistor dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.