Pengertian PLC – Mesin industri memerlukan operator supaya berjalan dengan lancar. Sistem yang sebelumnya manual lalu berpindah konvensional. Selanjutnya, sistem itu berkembang lagi dengan merealisasikan PLC.
Keberadaan mula dari PLC ini sebetulnya hanya dipakai untuk menggantikan sistem kontrol berbasis relay. Namun, seiring berjalannya waktu PLC sifatnya lebih luwes dan murah harganya, menjadi sering digunakan. Untuk lebih jelasnya mari simak artikel lengkapnya dibawah ini.
Pengertian PLC
PLC (Programmable Logic Controllers) merupakan suatu keterampilan menyimpan program ke dalam kenangan yang nantinya akan diolah untuk menjadi sejumlah fungsi.
Fungsi tersebut sehubungan dengan input data secara logic atau aritmatika. Maka tidak heran bilamana prinsip kerjanya berkutat pada menjumlahkan, mengurangi, membagi, mengalikan, dan masih tidak sedikit lagi.
Alat ini masuk dalam klasifikasi perlengkapan digital yang dapat menjalankan sebuah proses terus menerus. Proses itu akan dijalankan cocok dengan variabel dan keputusan yang sudah dimasukkan oleh programmer. Dengan begitu, proses industri yang dijalankan bakal mempunyai hasil yang cocok keinginan.
PLC dianggap mampu menjalankan proses secara berkelanjutan cocok dengan variabel dan instruksi yang diserahkan oleh programmer. Prinsip kerja PLC sendiri bertolak belakang dengan perlengkapan komputer sebab tidak memerlukan keterampilan elektronika tinggi dan sifatnya lebih fleksibel.
Fungsi PLC
Melalui prinsip kerjanya yang sederhana, PLC memiliki sejumlah fungsi atau kegunaan. Secara keseluruhan, fungsi dari perangkat ini dapat dikatakan tidak terbatas sebab dapat menerima instruksi laksana apapun. Untuk lebih jelas dalam mengetahui fungsinya, maka telah dipecah secara umum dan khusus.
1. Fungsi Umum
- Kontrol Sekuensial
Karena prinsip kerja PLC yaitu menerima sinyal masukan, dalam urusan ini kontrol sekuensial bakal berperan guna memproses sinyal biner secara berurutan.
Apabila programmer tidak dapat menciptakan atau memasukkan sinyal dengan baik, maka bukan tidak barangkali instruksi yang didapatkan akan kacau. Bagi itu, faedah pengurutan sinyal paling diperlukan.
- Monitoring Plant
Fungsi pantauan plant merupakan memantau berhubungan temperatur, tekanan, dan tingkat elevasi dari proses kontrol yang dilakukan.
Melalui proses pantauan tersebut nantinya dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam memungut keputusan. Hal ini bakal sangat menolong untuk menyerahkan pesan informasi untuk pihak operator.
2. Fungsi Khusus
Berbeda dengan fungsi umumnya, pada fungsi khusus PLC hanya dipakai sebagai pemberi masukan (input) ke pihak CNC (Computerized Numerical Control).
Tujuannya sehubungan dengan kepentingan pemrosesan secara berkelanjutan dan lebih mendetail. Dengan begitu, sinyal yang masuk bakal terintegrasi dengan perintah secara rapi.
Komponen PLC
Komponen PLC mempunyai sekitar lima komponen penyusun yang setiap mempunyai peran dan faedah yang tidak dapat diabaikan.
Tanpa adanya satu komponen saja, maka pastinya PLC tidak akan dapat bekerja dengan baik. Untuk itu langsung saja inilah kelima komponen yang perlu anda diketahui.
1. Unit CPU
Unit CPU merupakan bagian inti yang dapat disebut sebagai otak untuk sistem. Di dalam CPU sudah tersemat mikroprosessor yang memungkinkan guna menginterpretasi sinyal-sinyal input.
Tugas dari CPU pun untuk mengemban instruksi pengontrolan cocok dengan program yang sudah disimpan. Lewat berikut instruksi dapat dijalankan cocok perintah.
Cara kerja program memakai sistem scan yang memakan waktu paling cepat, yaitu 70 ms. Lama masa-masa scan tersebut dapat saja berubah bergantung pada tingkat panjang pendek dari program yang berkeinginan dijalankan.
Di samping itu, tingkat kerumitan pemrosesan program pun sangat memprovokasi lamanya masa-masa pemindaian.
2. Unit Memori
Sama laksana pada perlengkapan lainnya, kenangan yang sedang di dalam PLC dipakai untuk menyimpan sinyal atau masukan.
Bentuk kenangan tersebut yang dipakai secara fisik ialah chip sebab di samping fleksibel, harganya pun lebih terjangkau. Lalu, guna sistem pengamannya sudah dipasangi dengan baterai back-up.
Terdapat dua jenis unit kenangan yang digunakan. Pertama Volatile Memory yang bakal menghilangkan semua data di dalamnya bilamana sumber tegangan dilepas.
Karena data dapat hilang, kenangan ini tidak dijadikan sebagai kenangan utama, dan melulu sebagai penyimpanan data dalam jangka masa-masa pendek.
Jenis yang kedua ialah Non-Volatile Memory yang memiliki teknik kerja terbalik dari jenis sebelumnya. Pada kenangan ini data bakal tetap tersimpan meskipun sumber tegangannya dilepas.
Maka tidak heran bila kegunaannya dijadikan sebagai kenangan permanen. Namun, kenangan ini tidak dapat diolah isinya dan melulu mencakup data pokok saja.
3. Unit Power Supply
Dalam unit berikut sumber daya bisa bekerja. Keberadaannya dibutuhkan untuk mengkonversi ukuran tegangan menjadi lebih rendah.
Sumber tegangan yang semula AC (220 Volt – 50Hz) butuh dikonversi lagi menjadi DC 5 Volt. Pengonversian diperlukan oleh masing-masing processor dan pun rangkaian output interface.
Apabila tegangan tidak dapat diisi sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan, maka melulu akan mengakibatkan kegagalan pada sistem operasi PLC tersebut sendiri. Bagi itu, eksistensi baterai cadangan paling diperlukan supaya data tidak di dalam kenangan tidak hilang ketika sistem down.
4. Programmer
Programmer bermanfaat sebagai perangkat yang nantinya dapat bersangkutan langsung dengan PLC lewat komunikasi.
Terdapat empat komponen penyokong yang sudah disusun supaya programmer bisa berkomunikasi dengan baik. Keempat komponen tersebut ialah Run, Off, Monitor, dan Program.
Masing-masing dari komponen itu memegang peranannya tersendiri. Seperti contohnya Run yang berperan guna mengendalikan sebuah proses saat program sedang aktif.
Lalu ada pun Off yang bermanfaat untuk mematikan PLC bilamana program berlalu dijalankan. Jika menu Off telah diaktifkan, maka program PLC tidak akan bermanfaat lagi.
Sedangkan fungsi monitor yaitu untuk memahami setiap pross yang sedang terjadi di dalam PLC. Monitor ini akan bersangkutan dengan programmer sebab mempunyai tugas untuk mengadukan apa saja proses yang terjadi. Dengan begitu programmer dapat menciptakan suatu program yang tepat.
5. Unit Input dan Output
Untuk perlengkapan input PLC kegunaannya dikaitkan dengan sejumlah alat digital dan analog. Diantaranya laksana potensiometer, strain gauge, saklar mekanis, dan masih tidak sedikit lagi.
Beberapa perlengkapan tersebut akan beraksi sebagai sensor dan dituntut guna menghasilkan perlengkapan output (digital).
Pada perlengkapan output, perangkat yang dipakai berupa port-port dengan tipe isolator-optik yang disambungkan lewat transistor.
Fungsinya ialah menangkap sinyal dari input dan diproses untuk lantas dikendalikan. Pada unit ini, sinyal listrik juga diolah menjadi sejumlah gerakan mekanis yang bertujuan guna mengendalikan prosesnya.
Perlu diketahui bilamana setiap input/output mempunyai nomor eksklusif yang dipakai untuk menandai program.
Lewat nomor eksklusif tersebut pun setiap kegiatan input dan output yang terdapat pada PLC dapat dipantau atau dimonitoring.
Tujuannya ialah memberikan fasilitas ketika sedang mengerjakan pengecekan proses di dalam PLC tersebut sendiri.
Prinsip Kerja PLC
PLC dirancang supaya bisa menggantikan fungsi dari sistem kontrol berbasis relay menjadi lebih fleksibel.
Kelebihan dari perangkat ini tidak melulu terletak pada fasilitas pemrogramannya, namun juga dapat dikendalikan cocok dengan kebutuhan.
Terlebih lagi, perangkat ini mempunyai prinsip kerja yang gampang sehingga tidak perlu kemahiran tingkat tinggi dalam bidang elektronika guna mengoperasikannya.
Pada dasarnya, prinsip kerja PLC ialah dengan teknik menerima sinyal. Sinyal itu akan dikendalikan atau diproses di dalam kenangan penyimpanan.
Setelah tersebut akan disusun serangkaian instruksi logika terhadap sinyal tersebut supaya nantinya dapat menjalankan faedah atau program cocok dengan instruksi yang tersimpan.
Kelebihan dan Kekurangan PLC
Kelebihan dan kekurangan PLC sehubungan dengan fungsi, komponen, dan tujuan. Keuntungan menggunakan PLC ialah proses kerja lebih efisien.
Kita tidak perlu mengerjakan monitoring manual. Jika terdapat yang salah, periksa program dan logika yang diterapkan. Perbaikan pun lebih cepat dan praktis.
Di lain pihak, kelemahan PLC ialah hanya guna kerja atau mesin tertentu. Anda mesti menciptakan dari mula atau modifikasi yang telah ada ketika hendak memakai di tugas yang beda yang tidak berkaitan. Pastikan, controller dan logika berlangsung baik sebelum mengerjakan perubahan tersebut.
Konsep PLC
Pada dasarnya konsep PLC terdiri dari tiga urusan yang menjadi unsur dari PLC tersebut sendiri. Ketiga urusan tersebut ialah Programmable, Logic, dan Controller atau yang disingkat menjadi PLC. Berikut keterangan dari setiap konsep.
1. Programmable
Konsep dari programmable merupakan menunjukkan keterampilan menyimpan program di dalam memori. Ketika program disimpan, sifatnya tidak permanen. Artinya masih dapat diubah dalam hal faedah dan kegunaannya.
2. Logic
Pada konsep logic, input yang masuk nantinya bakal diproses secara aritmatik dan logic. Karena diproses secara aritmatik dan logic, maka variabel yang digunakan ialah menjumlah, membagi, mengurangi, menambahkan, dan hal-hal lainnya yang sejenis.
3. Controller
Pada konsep controller, PLC akan menolong dalam mengontrol dan menata setiap proses yang berjalan.
Tujuannya supaya output yang dihasilkan dapat sesuai dengan keinginan. Controller memang memegang peranan yang paling tinggi sebab akan memprovokasi hasil akhir.
Pemrograman PLC
Sesuai dengan namanya, Programable Logic Control, saya dan anda bisa memprogram PLC supaya dapat bekerja cocok dengan kemauan kita. Atau dengan kata lain, supaya PLC bisa bekerja, maka saya dan anda butuh memprogramnya.
Belajar PLC Programming lumayan mudah, produsen telah mempersiapkan modul dan manual book supaya kita bisa dengan gampang mempelajarinya.
Forum PLC Indonesia untuk bertukar pikiran antar sesama pemakai PLC juga tidak sedikit membantu anda dalam memprogram PLC dan mengerjakan troubleshooting.
Bahasa Program PLC
PLC merupakan komponen yang mempunyai bahasa program. Ada lima jenis bahasa program yang biasa digunakan untuk menciptakan PLC bisa bekerja. Meskipun semuanya tidak di-support oleh PLC. Berikut bahasanya:
- Bahasa Program LD (Ladder DIagram)
- Bahasa Program IL (Instruction List) atau SL (Statement List)
- Bahasa Program SFC / Grafcet (Sequential Block Diagram)
- Bahasa Program FBD (Function Block Diagram)
- Bahasa Program High Level, contohnya seperti Visual Basic.
Dan untuk menciptakan sebuah rancangan sistem sendiri mesti diperlukan hal-hal berikut:
- Identifikasi Permasalahan
- Membuat Flow Chart
- Membuat program dalam format diagram.
Demikianlah penjelasan tentang PLC dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.