Pengertian NTPN : Fungsi, Cara dan Langkahnya

Pengertian NTPN – Pengertian NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) adalah nomor bukti transaksi pendapatan yang dikeluarkan melalui Modul Penerimaan Negara (MPN).

Setiap yang membayar pajak ke Bank Persepsi atau Kantor Pos Persepsi harus menerima Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN).

NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) biasanya ditunjukkan pada Surat Setoran Pajak (SSP) atau dapat dicetak pada kertas terpisah.

Surat Pembayaran Pajak atau badan administratif lainnya yang posisinya sesuai dengan Surat Pembayaran Pajak akan diakui oleh kantor pajak sebagai bukti pembayaran yang sah jika mereka telah menerima NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara).

Jadi, jika wajib membayar pajak melalui bank kognitif atau kantor pos persepsi, ia harus memastikan bahwa NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) telah ditentukan.

Pengertian NTPN

Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) adalah tanda terima untuk yang dikeluarkan melalui Modul Penerimaan Negara (MPN).

Setiap yang melakukan pembayaran pajak ke Bank Persepsi atau Kantor Pos Persepsi akan menerima kode NTPN. Nomor transaksi pajak penjualan negara bagian itu sendiri biasanya dicetak pada pembayaran pajak (Pembayaran Pajak, SSP) atau pada kertas terpisah. Kombinasi huruf dan angka dalam kode NTPN adalah 16.

SSP atau sarana administrasi lain yang kedudukannya disamakan oleh kantor pajak sebagai bukti pembayaran yang sah jika mereka telah menerima NTPN.

Jadi, jika wajib pajak melakukan pembayaran pajak melalui Bank Persepsi atau Kantor Pos Persepsi, Anda harus terlebih dahulu mengonfirmasi bahwa Anda telah menerima nomor pendapatan pemerintah atau tidak.

Namun, jika Anda ingin memverifikasi keaslian SSP di kantor pajak, tetapi data yang ditampilkan pada monitor bukan data Anda, Anda tidak langsung menganggap bahwa SSP Anda palsu.

Pastikan bahwa data lain yang terkait dengan kode nomor PPN adalah data wajib pajak (NPWP, nama, jumlah setoran). Setelah melihat data pertama, cobalah untuk melihat data karena 1 kode NTPN mungkin milik lebih dari satu NPWP. Anda hanya harus berhati-hati.

Cara Agar NTPN Anda Tidak Terbaca Oleh Orang Lain

1. Bukti Penerimaan Surat (BPS)

Sebelum pengenalan sistem e-billing pajak, pembayaran pajak hanya dilakukan secara manual. Bukti Penerimaan Surat (BPS), atau bukti kuning, karena kertas berwarna kuning hanya dapat disimpan dalam folder atau brankas oleh orang atau pihak pajak. Sehingga bukti bayar pajak mudah terselip, hilang dan berisiko lenyap jika terjadi musibah.

Dengan diperkenalkannya sistem e-billing pajak resmi pada tahun 2016, wajib pajak dapat membayar pajak secara online melalui ATM, perbankan Internet, bank persepsi dan aplikasi bekerja sama dengan bank persepsi (bank yang disetujui pemerintah menerima pembayaran pajak).

2. Bukti Penerimaan Negara (BPN)

Dokumen pajak terbaru, Bukti Penerimaan Negara (BPN), dapat diunduh dan disimpan secara online. Seperti halnya BPS, BPN ini juga mencantumkan NTPN.

Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua saluran pembayar pajak online dapat menyimpan nomor transaksi pendapatan pemerintah untuk waktu yang lama. Idealnya, pemberitahuan pajak harus disimpan maksimal 10 tahun.

3. Cara Mengecek NTPN

Masukkan NPWP setoran pajak Anda (default system adalah NPWP Anda). Untuk memeriksa terhadap beban pajak mitra / toko tempat Anda menjadi kolektor wajib, ganti NPWP default dengan mitra / toko NPWP.

Kemudian lihat di bidang “Berbasis Filter” dan pilih “Kode Tagihan”. Kemudian masukkan kode tagihan untuk setoran pajak di bidang “Penagihan / NTPN”. Terakhir, klik “Konfirmasi” dan kode untuk nomor transaksi pergantian status akan ditampilkan.

Fungsi NTPN

NTPN berfungsi sebagai pengakuan untuk fungsi administrasi perpajakan seperti membayar pajak, BPN, setoran elektronik, file, baik file fisik maupun digital yang memiliki lokasi yang sama. Pembayaran pajak atau file pembayaran ini dianggap sah oleh kantor pajak jika sudah memiliki NTPN.

NTPN adalah singkatan dari Nomor Transaksi Perbendaharaan Negara. Nomor ini merupakan identifikasi unik yang digunakan untuk memproses transaksi keuangan negara di Indonesia. Fungsi utama NTPN adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Transaksi Keuangan

NTPN digunakan untuk mengidentifikasi setiap transaksi keuangan negara yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran dana dari kas negara. Dengan memiliki nomor ini, setiap transaksi dapat dilacak dan dikenali secara unik.

2. Pelacakan dan Pelaporan

Penggunaan NTPN memungkinkan pemerintah untuk melacak setiap transaksi keuangan dengan lebih mudah. Hal ini mendukung proses pelaporan keuangan yang akurat dan transparan.

3. Memudahkan Rekonsiliasi

Dengan adanya NTPN, proses rekonsiliasi keuangan dapat dilakukan lebih efisien. NTPN membantu dalam mencocokkan data transaksi antara pihak yang membayar dan penerima, serta memastikan bahwa setiap transaksi tercatat dengan benar.

4. Keamanan Transaksi Keuangan

NTPN juga berperan dalam menjaga keamanan transaksi keuangan negara. Dengan memberikan nomor identifikasi yang unik, NTPN membantu mencegah kebocoran dan kekeliruan dalam pengelolaan dana publik.

5. Integrasi Sistem Keuangan

Penggunaan NTPN mendukung integrasi sistem keuangan secara efektif. Berbagai sistem keuangan di berbagai instansi pemerintah dapat saling berkomunikasi dan berintegrasi menggunakan NTPN sebagai identifikasi standar.

Penting untuk dicatat bahwa informasi ini dapat berubah sesuai dengan kebijakan pemerintah dan peraturan keuangan yang berlaku. Oleh karena itu, sebaiknya selalu merujuk pada sumber resmi dan terkini untuk informasi yang paling akurat.

Langkah untuk Mencegah Kode NTPN yang Tidak Dapat Dibaca

Mencegah Kode NTPN (Nomor Transaksi Perbendaharaan Negara) yang tidak dapat dibaca sangat penting untuk memastikan keakuratan dan keamanan proses transaksi keuangan negara. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah masalah tersebut:

1. Penerapan Standar Pengkodean

Pastikan bahwa proses pengkodean NTPN mengikuti standar yang telah ditetapkan. Ini melibatkan pemilihan karakter yang jelas, tidak ambigu, dan mudah dibaca. Hindari penggunaan karakter yang mirip atau sulit dibedakan.

2. Validasi Otomatis

Implementasikan sistem validasi otomatis untuk memeriksa apakah NTPN yang dihasilkan mematuhi format yang benar. Validasi ini dapat mencakup panjang karakter, jenis karakter yang digunakan, dan aturan pengkodean lainnya.

3. Penggunaan Teknologi Barcode atau QR Code

Gunakan teknologi barcode atau QR code untuk menyematkan informasi NTPN pada dokumen atau transaksi. Ini dapat mempermudah pembacaan dan pengolahan NTPN dengan menggunakan perangkat pemindai.

4. Pelatihan dan Kesadaran Pengguna

Pastikan bahwa staf yang terlibat dalam pengelolaan NTPN telah menerima pelatihan yang memadai. Tingkatkan kesadaran mereka terhadap pentingnya penggunaan karakter yang jelas dan standar pengkodean yang benar.

5. Audit Rutin

Lakukan audit rutin terhadap NTPN yang dihasilkan untuk memastikan keakuratan dan kepatuhan terhadap standar. Jika ditemukan ketidaksesuaian atau masalah, segera lakukan perbaikan dan evaluasi proses yang digunakan.

6. Kolaborasi dengan Pihak Terkait

Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk penyedia sistem keuangan dan pihak berwenang, untuk memastikan bahwa sistem dan proses yang digunakan sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku.

7. Pembaruan Sistem dan Perangkat Lunak

Pastikan bahwa sistem dan perangkat lunak yang digunakan untuk menghasilkan dan mengelola NTPN selalu diperbarui. Pembaruan ini dapat mencakup peningkatan keamanan, validasi, dan fungsionalitas lainnya.

8. Penggunaan Karakter Alfanumerik yang Jelas

Saat membuat NTPN, pastikan penggunaan karakter alfanumerik yang jelas dan mudah dibaca. Hindari karakter yang dapat menyebabkan kebingungan, seperti “O” dan “0” atau “I” dan “1”.

9. Monitoring dan Perbaikan Terus-Menerus

Terapkan sistem pemantauan yang terus-menerus untuk memantau kualitas NTPN yang dihasilkan. Jika ditemukan masalah, segera lakukan perbaikan dan evaluasi.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat membantu mencegah kode NTPN yang tidak dapat dibaca dan menjaga integritas serta keakuratan dalam proses transaksi keuangan negara.

Kesimpulan

Bukti pembayaran pajak Anda harus selalu disimpan setidaknya selama 10 tahun. Pastikan Anda membayar pajak melalui saluran atau aplikasi yang menyimpan bukti pembayaran online untuk waktu yang lama dan aman.

Berikut adalah tips untuk memilih saluran / aplikasi yang akan memungkinkan Anda melacak pembayaran pajak online Anda untuk waktu yang lama.

  1. Gunakan aplikasi berbasis web / online
  2. Gunakan aplikasi pembayaran yang aman
  3. Gunakan aplikasi yang terintegrasi
  4. Gunakan aplikasi yang dapat menyimpan dokumen pajak untuk waktu yang lama.

Melalui berbagai saluran kontrol berbasis online dan aplikasi seperti ATM dan perbankan Internet, hanya Taxpay dari OnlinePajak yang dapat menyediakan keempat fungsi. Jadi pastikan Anda memilih saluran / aplikasi pembayaran pajak online yang tepat.

Demikianlah penjelasan tentang NTPN dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.