Gerbang Laut Rawan Maling: Ancaman Pencurian Kargo di Pelabuhan
Pelabuhan, sebagai urat nadi perdagangan global, ternyata menyimpan celah kerentanan serius: pencurian kargo. Di balik hiruk pikuk bongkar muat, barang berharga rentan raib, merugikan banyak pihak.
Modus operandi pelaku bervariasi, mulai dari pencurian kecil-kecilan oleh oknum internal hingga jaringan kriminal terorganisir yang menyasar kontainer berisi barang bernilai tinggi. Mereka memanfaatkan kelengahan pengawasan, tumpang tindihnya birokrasi, atau bahkan melibatkan "orang dalam" yang mengetahui seluk-beluk operasional pelabuhan. Targetnya beragam, dari elektronik, pakaian, hingga komoditas mentah.
Dampak pencurian ini tidak main-main. Kerugian finansial bagi perusahaan logistik, eksportir, dan importir bisa mencapai miliaran. Selain itu, ada kerugian non-materiil seperti terhambatnya rantai pasok, kenaikan biaya asuransi, hingga rusaknya reputasi pelabuhan dan negara di mata dunia internasional.
Untuk memerangi fenomena ini, diperlukan langkah konkret. Peningkatan sistem keamanan berbasis teknologi (CCTV, pelacakan), penguatan integritas SDM, pengetatan prosedur pemeriksaan, serta kolaborasi aktif antara otoritas pelabuhan, aparat keamanan, dan pelaku usaha adalah kunci.
Pencurian di pelabuhan bukan hanya tindak kriminal biasa, melainkan ancaman serius terhadap ekonomi dan kepercayaan. Dengan sinergi dan komitmen kuat, gerbang laut kita bisa kembali menjadi jalur distribusi yang aman dan terpercaya.
