Pahlawan Devisa dalam Bayang-Bayang Kekerasan: Kisah Pilu yang Tak Boleh Berulang
Di balik label "pahlawan devisa" yang disematkan pada Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia, tersimpan kisah pilu kekerasan yang seringkali luput dari perhatian. Mereka berjuang demi keluarga di tanah air, namun kerap berhadapan dengan perlakuan keji di negeri orang.
Bentuk kekerasan yang dialami TKW sangat beragam, mulai dari kekerasan fisik seperti pemukulan dan penyiksaan, kekerasan verbal dan psikologis berupa makian, ancaman, dan isolasi, hingga eksploitasi ekonomi seperti penahanan gaji, kerja paksa tanpa istirahat, bahkan pelecehan seksual.
Kerentanan TKW diperparah oleh berbagai faktor: ketergantungan pada majikan, minimnya akses informasi dan perlindungan hukum di negara tujuan, hambatan bahasa, serta praktik perekrutan ilegal yang seringkali menjebak mereka dalam situasi tanpa pilihan. Posisi tawar yang rendah dan isolasi membuat mereka mudah menjadi korban tanpa bisa melapor atau membela diri.
Kisah pilu ini bukan sekadar statistik, melainkan jeritan nyata yang menuntut perhatian serius. Diperlukan upaya kolektif dari pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat untuk memperkuat sistem perlindungan, memastikan jalur migrasi yang aman, serta memberikan pendampingan hukum dan psikologis bagi korban. Hanya dengan begitu, martabat "pahlawan devisa" dapat benar-benar terangkat, dan kekerasan yang tak manusiawi ini bisa diakhiri.