Pengertian Performance Appraisal – Sebagai karyawan, kamu tentu sering mendengar istilah performance appraisal. Namun, apakah kamu tahu apa itu performance appraisal dan untuk apa penggunaannya?
Proses tersebut kerap kali membuat jantung para pekerja berdebar-debar. Pasalnya, proses itu menjadi penilaian kinerja mereka serta kerap berpengaruh pada pendapatan dan karier.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan performance appraisal? Kalau kamu belum tahu, simak penjelasan Ruang Pengetahuan berikut ini.
Pengertian Performance Appraisal
Performance Appraisal merupakan evaluasi sistematis untuk memahami kinerja karyawan dan kemampuan karyawan tersebut sehingga perusahaan dapat merencanakan pengembangan karier lebih lanjut untuk karyawan tersebut.
Perusahaan sering menggunakan Penilaian Kinerja atau Performance Appraisal ini sebagai dasar dari kenaikan gaji, romosi, bonus atau sebagai dasar untuk penurunan peringkat dan pemutusan hubungan kerja.
Penilaian Kinerja yang yang dilakukan dengan baik dan profesional dapat meningkatkan retensi dan motivasi karyawan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai seperti yang diharapkan.
Performance Appraisal adalah Evaluasi sistematis terhadap kinerja karyawan dan untuk memahami kemampuan karyawan tersebut sehingga mereka dapat merencanakan pengembangan karier lebih lanjut untuk karyawan tersebut.
Dengan kata lain, penilaian kinerja ini mengevaluasi dan mengevaluasi keterampilan, kemampuan, prestasi, dan pertumbuhan karyawan.
Tujuan Performance Appraisal
1. Memberikan Umpan Balik
Memberikan umpan balik adalah dasar paling umum bagi perusahaan untuk memiliki sistem penilaian kinerja.
Penilaian kinerja yang tepat memberi tahu individu seberapa baik mereka telah melakukan pekerjaan mereka dalam dua belas bulan terakhir. Dia kemudian dapat menggunakan informasi untuk meningkatkan kinerja masa depan.
2. Memfasilitasi Keputusan Promosi
Hampir setiap orang di suatu organisasi ingin maju. Bagaimana seharusnya perusahaan memutuskan siapa yang menerima penghargaan?
Penilaian Kinerja memudahkan organisasi untuk membuat keputusan yang baik sehingga posisi yang paling penting diisi oleh orang-orang yang paling cakap.
3. Memfasilitasi Keputusan PHK atau Perampingan
Jika semua orang ingin dipromosikan, inilah yang ingin dihindari oleh semua orang. Ketika realitas ekonomi memaksa perusahaan untuk berhemat, penilaian kinerja cenderung mempertahankan individu
Yang paling berbakat dan tidak mempertahankan karyawan yang tidak berkontribusi atau tidak berkontribusi pada organisasi.
4. Mendorong Perbaikan Kinerja
Bagaimana seseorang dapat meningkatkan kinerjanya jika dia tidak tahu bagaimana melakukan pekerjaannya sekarang?
Tinjauan kinerja yang menunjukkan bidang apa yang perlu diketahui karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka.
5. Memotivasi Orang dengan Kinerja Terbaik
Ini adalah alasan klasik lainnya untuk sistem penilaian kinerja. Penilaian Kinerja membantu memotivasi orang dengan berbagai cara untuk melakukan yang terbaik.
Pertama, proses evaluasi membantu mereka untuk mengetahui apa yang dilihat organisasi sebagai kinerja yang unggul.
Kedua, karena kebanyakan orang ingin dilihat sebagai pemain unggul, mereka dapat menggunakan proses penilaian kinerja untuk menunjukkan bagaimana mereka sebenarnya.
Akhirnya, penilaian kinerja mendorong karyawan untuk menghindari stigmatisasi sebagai inferior (atau bahkan lebih buruk dari pada “rata-rata”).
6. Menetapkan dan Mengukur Suatu Tujuan
Tujuannya secara konsisten ditampilkan sebagai proses manajemen yang mengarah ke kinerja yang unggul.
Proses penilaian kinerja sering digunakan untuk memastikan bahwa setiap anggota organisasi secara efektif mencapai tujuan.
Metode Performance Appraisal
Berikut adalah beberapa metode penilaian kinerja (performance appraisal) yang umum digunakan dalam konteks manajemen sumber daya manusia:
1. Skala Penilaian Grafis (Graphic Rating Scales)
Metode ini melibatkan representasi grafis dari kinerja karyawan pada berbagai faktor. Skala disediakan untuk setiap faktor, dan atasan menilai karyawan berdasarkan skala tersebut.
2. Umpan Balik 360 Derajat (360-Degree Feedback)
Dalam metode ini, umpan balik dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk atasan, rekan kerja, bawahan, dan terkadang pelanggan. Ini memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang kinerja seorang karyawan.
3. Manajemen Berbasis Tujuan (Management by Objectives/MBO)
Karyawan dan manajer bersama-sama menetapkan tujuan kinerja yang spesifik dan terukur. Evaluasi dilakukan berdasarkan pencapaian tujuan tersebut.
4. Penilaian Kinerja 360 Derajat (360-Degree Performance Appraisal)
Kombinasi dari umpan balik dari berbagai sumber, termasuk atasan, rekan kerja, bawahan, dan karyawan itu sendiri.
5. Penilaian Berbasis Kompetensi (Competency-Based Assessment)
Fokus pada keterampilan dan kompetensi karyawan. Evaluasi dilakukan berdasarkan sejauh mana karyawan memenuhi kompetensi yang diperlukan.
6. Pendekatan Kritis Insiden (Critical Incident Approach)
Mencatat dan menilai perilaku karyawan berdasarkan insiden-insiden kritis yang mempengaruhi kinerja mereka.
7. Penilaian Kinerja Berperingkat (Ranking Method)
Menilai karyawan dengan membandingkan satu sama lain dan memberi peringkat berdasarkan kinerja relatif mereka.
8. Penilaian Hasil (Results-Based Appraisal)
Penilaian didasarkan pada hasil yang dicapai oleh karyawan, seperti target penjualan atau pencapaian proyek.
Penting untuk dicatat bahwa metode-metode ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan pemilihan metode tergantung pada kebutuhan dan konteks organisasi.
Tahapan dalam Performance Appraisal
Pada umumnya, terdapat 6 tahapan untuk penilai kinerja. Berikut ini adalah 6 Tahapan dalam Penilaian Kinerja.
1. Menetapkan Standar Kinerja
Proses penilaian kinerja dimulai dengan penetapan standar kinerja. Manajer perlu menentukan layanan, kemampuan, dan hasil mana yang harus dievaluasi. Standar kinerja ini harus dimasukkan dalam analisis pekerjaan dan deskripsi pekerjaan.
Standar kinerja juga harus jelas dan objektif, sehingga mudah dimengerti dan diukur. Standar tidak boleh secara samar dinyatakan sebagai “kerja bagus” atau “kerja berkualitas baik”. Karena standar yang tidak jelas ini tidak dapat dengan jelas mendefinisikan standar kinerja.
2. Mengkomunikasikan Standar Kinerja yang Diharapkan ke Karyawan
Setelah standar kinerja ditetapkan, mereka harus dikomunikasikan kepada setiap karyawan sehingga mereka tahu apa yang diharapkan perusahaan dari mereka. Kurangnya komunikasi mempersulit evaluasi kinerja.
Komunikasi harus dua arah, artinya manajemen perlu mendapatkan umpan balik dari karyawan mengenai standar kinerja yang ditetapkan untuk itu.
3. Mengukur Kinerja yang Nyata
Pada fase ketiga penilaian kinerja, kinerja aktual diukur berdasarkan informasi yang berasal dari sumber yang berbeda, misalnya Pengamatan, laporan statistik, laporan lisan dan laporan tertulis.
Harus diingat bahwa pengukuran kinerja harus objektif, berdasarkan fakta dan wawasan dan tidak melibatkan perasaan dalam pengukuran kinerja ini.
4. Bandingkan Kinerja Nyata dengan Standar yang Ditentukan
Pada tahap ini, kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang diberikan. Perbandingan ini menunjukkan perbedaan antara kinerja aktual dan standar kinerja.
5. Diskusikan Hasil Penilaian dengan Karyawan
Langkah kelima adalah berkomunikasi dan mendiskusikan hasil evaluasi dengan karyawan yang bersangkutan.
Langkah ini adalah salah satu tugas paling sulit yang harus dihadapi manajer, karena ia harus memberikan penilaian yang akurat sehingga karyawan menerima hasil evaluasi itu.
Diskusi tentang peringkat ini memungkinkan karyawan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan mereka, serta dampaknya terhadap kinerja masa depan. Efeknya mungkin positif atau negatif tergantung pada penilaian yang diberikan.
6. Mengambil Tindakan Korektif (Tindakan Perbaikan)
Langkah terakhir dalam proses penilaian adalah mengambil tindakan koreksi jika perlu. Jika ada ketidaksesuaian antara standar kinerja dan kinerja aktual karyawan dan telah dikomunikasikan dengan
baik antara kedua pihak, maka perusahaan dan karyawan harus mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja mereka.
Demikianlah penjelasan tentang Performance Appraisal dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.
Baca juga artikel lainnya :
- Pengertian MCHC : Jenis Pemeriksaan, Penyebab dan Caranya
- Pengertian Loperamide : Fungsi, Efek, Interaksi dan Dosisnya
- Pengertian Laporan Arus Kas : Jenis, Fungsi dan Komponennya
- Pengertian Koordinasi : Manfaat, Jenis, Prinsip dan Syaratnya
- Pengertian Perbankan : Fungsi, Kewenangan dan Tugasnya
- Pengertian Pendapatan Nasional : Faktor, Konsep dan Metodenya