Pengertian Tari Tradisional

Posted on

Pengertian Tari Tradisional – Indonesia kaya kesenian wilayah, terhitung kebudayaan tari tradisionil. Tari ialah tipe seni pementasan terbagi dalam beberapa gerakan yang sesuai dengan musik pendampingnya.

Tari yang lahir tumbuh berkembang pada suatu warga yang selanjutnya di turunkan atau diturunkan secara terus-terusan dari angkatan ke angkatan sebagai pengertian dari tari tradisionil.

Dalam kata lain, pemahaman tari tradisionil ialah tipe tarian yang disebut bentuk sebuah budaya pada sebuah wilayah. Indonesia sendiri punyai lebih dari 300 tipe tarian tradisionil yang dari daerah berlainan.

Pemahaman Tari Tradisional

Pemahaman Tari Tradisional ialah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara temurun pada sebuah wilayah tertentu.

Tarian ini umumnya mempunyai beragam keunikan yang menunjukkan falsafah, budaya dan kearifan lokal di tempat di mana tarian itu berkembang.

Hingga bisa diterka jika masing-masing wilayah akan mempunyai kekhasan tertentu. Khususnya di negeri ini, di mana keanekaragaman penduduknya seolah tidak terbatas.

Meski begitu, sebenarnya tiap ketidaksamaan antara wilayah itu ialah punya kita juga. Seperti pada opini Alwi dalam bukunya Pasar Modal (2003:103) yang mengatakan jika kesenian tradisionil ialah kesenian yang dibuat oleh warga banyak yang memiliki kandungan elemen keelokan yang hasilnya jadi milik bersama.

Pemahaman tari tradisionil di atas diperkokoh oleh opini Sekarningsih dan Rohayani dalam buku Pengajaran Seni Tari dan Sinetron, yang mengutarakan jika seni tari ialah tarian yang sudah alami perjalanan dan mempunyai nilai-nilai periode lalu yang dipertahankan secara temurun dan mempunyai jalinan ritus atau tradisi istiadat.

Selanjutnya, Menurut Hidayat Robby dalam bukunya Wacana Seni Tari Pengetahuan Ringkas Untuk Guru Seni (2005:14), memiliki pendapat jika tari adat adalah tarian yang ditampilkan dengan tata langkah yang berjalan pada sebuah lingkungan etnik atau tradisi tertentu yang memiliki sifat turun-temurun

Hingga bisa diambil kesimpulan jika, pemahaman tari tradisionil ialah tarian yang sudah berkembang dari periode ke periode yang sudah melalui saat yang lumayan lama pada sebuah wilayah, tradisi, atau etnik tertentu hingga mempunyai nilai-nilai seni classic yang dilestarikan dari angkatan ke angkatan.

Riwayat Tari Tradisional

1. Periode Prasejarah

Tari di jaman ini saat ini masih cukuplah sederhana dan digunakan sebagai sisi dari ritus penyembahan. Kehadiran tari di periode ini, susah ditunjukkan kebenarannya karena tidak ada alat perekam atau photo di jaman itu.

Tetapi, ada banyak warisan kebudayaan jaman prasejarah yang dapat mengasumsikan ada aktivitas tari di jaman itu. Jaman prasejarah dengan diawali jaman batu dan usai di jaman logam.

Gerak tari di jaman batu diprediksi condong benar-benar simpel yakni berbentuk hentakan-hentakan kaki, sebagai pernyataan emosi.

2. Periode Hindu-Buddha

Dalam periode ini dikuasai oleh kebudayaan India. Biasanya tarian digunakan dalam upacara tradisi dan keagamaan. Pada periode kerajaan Hindu dipisah jadi dua tipe, yaitu tari kerajaan dan tari rakyat. Hal itu karena saat ini masih diterapkannya mekanisme kelas.

3. Periode Islam

Di periode ini, seni tari digunakan beberapa wali dan pemuka agama untuk mengenalkan agama Islam. Beberapa elemen dalam seni tari disamakan dengan peradaban warga yang berpedoman tuntunan agama Islam.

Sama seperti yang terjadi pada tari bedhaya dan tari serimpi. Tari bedhaya dan tari serimpi ialah tipe tarian selingan raja sekalian tari yang berperan sebagai upacara istana yang berkembang di jaman ini.

Tari bedhaya dibuat oleh Sultan Agung sebagai salah satunya raja paling besar di kerajaan Mataram Surakarta.

4. Periode Penjajahan

Periode penjajahan diikuti dengan masuknya bangsa Belanda ke Indonesia. Belanda yang sebelumnya tiba untuk berdagang rempah-rempah dan bersambung dengan politik mengadu domba persatuan dan kesatuan di Indonesia. Di periode Hindia Belanda, ada satu kebudayaan yang namanya kebudayaan indis.

5. Periode Kemerdekaan

Periode perubahan seni tari di jaman kemerdekaan tidak lepas dari semangat juang beberapa senimannya.

Semangat juang dan semangat kemerdekaan turut tercermin dalam beberapa karya tari yang dibuat di jaman itu, seperti tari remo yang menceritakan cerita perjuangan seorang pangeran dalam sebuah medan pertarungan.

6. Periode Saat Kemerdekaan

Pergelaran seni dan budaya di ranah internasional sesudah kemerdekaan menjadi satu diantara langkah diplomasi pemerintahan untuk mengenalkan Indonesia sebagai bangsa baru yang telah merdeka. Melalui aktivitas itu, tari tradisionil Indonesia berkembang dan tumbuh bersamaan dengan peradaban di dunia.

Beberapa Unsur Tari Tradisional

Tidak cuma harus ketahui pemahaman tari tradisionil, kamu harus pahami elemen tari tradisionil. Berikut beberapa unsur tari tradisionil, yakni:

1. Elemen Khusus

Seni tari memiliki elemen khusus yang dapat mengoptimalkan gestur seni tari. Beberapa elemen itu ialah seperti berikut:

A. Wiraga (Raga)

Elemen yang pertama kalinya harus ada pada sebuah seni tari tentu saja ialah wiraga atau raga. Sebuah tarian harus dapat memperlihatkan pergerakan tubuh dalam status apa saja.

B. Wirama (Irama)

Elemen utama setelah itu irama. Masalahnya tiap tarian harus punyai irama yang dapat memadankan musik pendamping dengan pergerakan tubuh yang sudah dilakukan dengan seorang penari. Irama ini juga harus memiliki tempo yang tepat.

C. Wirasa (Rasa)

Selainnya raga dan irama, seni tari harus memiliki elemen rasa. Sebuah tarian harus sanggup sampaikan sebuah hati yang berada di dalam jiwa seorang. Pengutaraan hati berikut yang dikatakannya melalui sebuah pergerakan atau tarian dan pengekspresiannya.

2. Elemen Simpatisan

Seni tari memiliki elemen simpatisan yang dapat mengoptimalkan gestur seni tari. Beberapa elemen itu ialah seperti berikut:

A. Macam Gerak

Sebuah tarian pasti kelihatan lebih cantik bila sanggup lakukan kerjasama semua anggota tubuh. Tidak cuma memercayakan tangan dan kaki saja, tetapi ikut memadukan raut muka sampai lirikan mata. Hal itu tentu saja menjadi daya tarik tertentu saat lakukan sebuah tarian.

B. Macam Iringan

Elemen simpatisan yang lain ialah iringan yang direalisasikan karena ada pendampingan musik yang ritmis dan tepat.

Musik ini harus disamakan dengan pergerakan tubuh yang membuat sebuah tarian. Kombinasi akan pergerakan dan alunan musik ini, dapat membuat penari atau bahkan juga seseorang terlarut dalam gestur dan tarian.

C. Dandanan dan Baju

Selainnya pergerakan dan iringan, dandanan muka dan baju sebagai elemen simpatisan supaya seni tari lebih optimal dan mengundang perhatian.

Tentu saja, tidak komplet bila sebuah tarian tanpa baju atau dandanan muka yang membuat berkesan cemplang dan biasa saja.

Bahkan juga, selainnya dandanan dan baju, skema lantai atau blocking juga harus jadi perhatian hingga rapi dan nikmat dilihat.

Peranan Tari Tradisional

Ada banyak peranan tari tradisionil yang bisa kamu dalami, salah satunya :

1. Sebagai Atraksi

Peranan tari yang pertama untuk sebuah atraksi atau panggung. Tarian untuk peranan ini lebih ke menunjukkan segi koreografis yang cantik dan terancang. Dengan demikian, pemirsa yang menyaksikannya akan tertarik dan berasa terhibur.

2. Sebagai Tarian Upacara

Selainnya berperan untuk atraksi, tarian dapat ditujukan sebagai pengisi upacara-upacara tertentu. Umumnya yang sering memakai tarian pada upacara inim seperti upacara tradisi atau ritus keagamaan tertentu. Pada tarian ini pasti yang diperlihatkan ialah kekhidmatan sambil berbicara dengan Si Kuasa.

3. Sebagai Selingan

Hampir sama dengan peranan tarian sebagai atraksi. Perbedaannya, pada peranan atraksi, tarian dilaksanakan dengan pikirkan ide tarian atau koreografis yang memikat.

Sementara untuk selingan, arah dan perannya cuma untuk melipur saja. Pergerakan dan skema tariannya lebih bebas.

4. Sebagai Wujud Pertemanan dan Kesenian

Peranan yang lain sebagai wujud pertemanan dan kesenian. Bila untuk pertemanan, tarian dapat dimainkan sebagai wujud hubungan antarsesama serta lebih komunikatif.

Sementara untuk kesenian, tarian digunakan untuk melestarikan budaya-budaya tertentu, misalkan pada tarian tradisionil atau tari-tarian tradisi yang unik dan berlainan setiap sukunya.

Walau kedengar telah meruncing, sebenarnya tarian tradisionil saat ini masih mempunyai beberapa kelompok yang membandingkannya. Misalkan, menurut Humardani berdasar nilai artistik garapannya,

Jenis-Jenis Tari Tradisional

1. Tari Primitif

Sebagai tarian yang gerak atau iringannya saat ini masih simpel. Pada umumnya bisa disebutkan jika pengerjaan koreografinya belum dilaksanakan secara serius.

Baju baju dan tata dandannya masih tetap kurang jadi perhatian. Tari tradisionil tipe ini jarang-jarang dipentaskan bahkan juga telah jarang-jarang ditemui kehadirannya, peluang tari ini cuma bisa dijumpai di wilayah terasing atau pedalaman saja.

2. Tari Classic

Ialah tari adat yang telah mapan atau baku baik dari sisi gerak, atau iringannya. Tari classic sebagai tarian yang telah memperoleh banyak perhatian dan umumnya dikerjakan secara serius oleh penduduknya dan memperoleh support penuh dari tetua, bangsawan, atau raja satu wilayah yang sudah capai nilai artistik lumayan tinggi karena sudah tempuh perjalanan yang lumayan panjang (telah alami masa keemasan). Contoh tari classic, salah satunya yakni Tari Bedhaya, Tari Srimpi, Tari Golek, Tari Bondan, dan lain-lain.

Adapun keunikan tari classic, salah satunya yakni:

  • Berdasar pada pakem tertentu (ada standarisasi).
  • Mempunyai nilai estetis yang tinggi dan arti yang dalam.
  • Dihidangkan dalam performa yang serba eksklusif dimulai dari gerak, dandanan, sampai baju yang dikenai.

3. Tari Rakyat

Tarian ini mempunyai pergerakan dan skema cara yang simpel dan lumayan gampang untuk didalami, walau sudah alami pengerjaan koreografi yang serius. Karena, tari rakyat tercipta dari budaya warga perdesaan yang ada di luar tembok keraton.

Ucapkanlah tarian ini dibuat dari dan untuk dicicipi oleh rakyat, hingga tidak ada beban khusus pada kerajaan atau faksi penguasa yang lain menuntut nilai seni agung. Contoh tari rakyat, salah satunya yakni Polostomo, Tari Cikeruhan, Gaplek, Erang, Geboy, Bardin dan yang lain.

Adapun beberapa ciri ciri khas tari rakyat, salah satunya yakni:

  • Kental dengan nuansa social.
  • Mengarah pada tradisi dan rutinitas warga.
  • Mempunyai gerak, dandan, dan baju yang simpel.

4. Tari Kreativitas Baru

Tari kreativitas baru ialah tari classic yang alami aransemen dan diperkembangkan sama sesuai perubahan jaman, namun tetap menjaga nilai-nilai yang dipunyai didalamnya. Tari kreativitas baru umumnya dibuat oleh beberapa ahli tari.

Contoh tari kreativitas baru dan wilayahnya, salah satunya yakni Tari Nguri yang dari Sumbawa, Tari Merak yang dari Jawa Barat, Tari Rara Ngigel yang berasal Yogyakarta, Tari Kupu-kupu yang dari Bali, Tari Manipuren yang dari Jawa tengah, dan lain-lain.

Adapun ciri-ciri tari kreativitas baru, salah satunya yakni:

  • Tercipta dari tipe tari tradisionil dengan pengembangan.
  • Ada pengembangan pergerakan, tata dandan, alat pendamping dan lagu pendamping.
  • Property yang dipakai lebih kekinian.

Demikian artikel kali ini. Semoga artikel ini dapat membantu kamu untuk mempelajari Tari Tradisional lebih baik lagi. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Baca juga artikel lainnya :