Pengertian Relay : Macam, Fungsi, Kelebihan dan Cara Kerjanya

Pengertian Relay – Dalam sebuah susunan listrik atau saklar, komponen relay mempunyai peran sangat penting. Memahami definisi relay secara mendalam adalah hal yang penting bila disaksikan dari sekian banyak fungsi relay yang tidak melulu pada perlengkapan elektronika saja. Seperti apa teknik kerja relay ini sebagai saklar otomatis?

Relay memiliki nama lain yakni electromagnetic switch. Saat ini, perangkat elektronika ini telah semakin banyak ditemui, khususnya di sekian banyak kendaraan seperti bus, truk, motor, mobil, dan sebagainya.

Pengertian Relay

Relay merupakan salah-satu bagian-bagian Komponen Elektronika уаng bisa mengimplementasikan Logical Switching. Sejarah timbulnya Relay уаng dipakai ѕеbеlum tahun 70an, adalah“Otak” dаrі susunan pengendali.Sеtеlаh tahun 70-an digantikan posisi posisinya оlеh PLC.

Relay guna hal yang paling sederhana ialah Relay Elektro-mekanis уаng dapat membagikan sebuah aksi mekanis saat mendapatkan energi listrik.

Secara simpel Relay Elektromekanis іnі didefinisikan ѕеbаgаі bеrіkut :Alat уаng memakai gaya Elektromagnetik untuk memblokir (atau membuka) kontak Saklar.

Saklar уаng digerakkan (secara mekanis) оlеh daya/energi listrik.Jadi secara simpel dараt diputuskan bаhwа Relay аdаlаh Komponen Elektronika berupa Saklar Elektronik уаng digerakkan оlеh arus listrik.

Adapun Pengertian dari Relay ialah Relay ialah Saklar (Switch) yang teknik pengoperasikan secara listrik dan adalahkomponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 unsur utama yaitu Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).

Pada lazimnya Relay pun memakai Prinsip Elektro-magnetik guna dapat menggerakkan Kontak Saklar yang pada kesudahannya dengan arus listrik yang kecil (low power) bisa menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.

Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektro-magnet selama 5V dan 50 mA dapat menggerakan Armature Relay (yang kegunaannya sebagai saklarnya) guna menghantarkan listrik 220V 2A.

Macam-macam Relay

Berikut merupakan macam-macam dari relay:

1. Relay Tipe Single Pole Single Throw (SPST)

Relay tipe Single Pole Single Throw (SPST) ini mempunyai empat kaki terminal, dua kaki terminal sebagai kontak point (saklar) dan dua terminal lainnya guna kumparan elektromagnet. Dua terminal yang digunakan sebagai kontak point satu sebagai pole dan satu lagi sebagai throw.

2. Relay Tipe Single Pole Double Throw (SPDT)

Relay tipe Single Pole Double Throw (SPDT) ini mempunyai lima kaki terminal, tiga kaki terminal digunakan sebagai kontak point (saklar) dan dua kaki terminal lainnya digunakan sebagai kumparan elektromagnet. Tiga terminal yang dipakai sebagai kontak point satu sebagai pole dan dua sebagai throw.

3. Relay Tipe Double Pole Single Throw (DPST)

Relay tipe Double Pole Single Throw (DPST) ini mempunyai mempunyai enam kaki terminal, emapat kaki sebagai terminal kontak point (saklar) dan dua kaki terminal lainnya dipakai sebagai kumparan elektromagnet. Empat terminal yang dipakai sebagai kontak point yang terdiri dari dua pasang saklar single pole double throw.

4. Relay Tipe Double Pole Double Throw (DPDT)

Relay tipe Double Pole Double Throw (DPDT) ini mempunyai delapan buah terminal, enam terminal dipakai sebagai kontak point (saklar) dan dua terminal dipakai sebagai kumparan elektromagnet. Enam terminal yang dipakai sebagai contact point yang terdiri dari dua pasang saklar single pole double throw.

Arti Pole dan Throw pada Relay

Karena Relay adalah salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang digunakan dalam Saklar pun berlaku pada Relay. Berikut ini ialah penjelasan singkat tentang Istilah Pole and Throw :

  1. Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dipunyai oleh suatu relay
  2. Throw : Banyaknya situasi yang dipunyai oleh suatu Kontak (Contact).

Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya suatu relay, maka relay bisa digolongkan menjadi :

  1. Single Pole Single Throw (SPST) : Relay kelompok ini mempunyai 4 Terminal, 2 Terminal guna Saklar dan 2 Terminalnya lagi guna Coil.
  2. Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay kelompok ini mempunyai 5 Terminal, 3 Terminal guna Saklar dan 2 Terminalnya lagi guna Coil.
  3. Double Pole Single Throw (DPST) : Relay kelompok ini mempunyai 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sementara 2 Terminal lainnya guna Coil. Relay DPST bisa dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
  4. Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay kelompok ini mempunyai Terminal sejumlah 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang adalah2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya guna Coil.

Di samping Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan beda sebagainya.

Fungsi Relay

Fungsi relay yang utama pada susunan elektronika ialah sebagai media stimulus untuk mengolah listrik kecil menjadi arus listrik yang lebih banyak menggunakan daya elektromagnetisme.

Terdapat tidak sedikit sekali faedah rilai yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari hari. Seringkali rilai dipakai untuk memenuhi keperluan industri pabrik, keperluan rumah, dan pun otomotif.

Konversi arus listrik ini terjadi saat input listrik menggiatkan elektromagnet untuk menyusun atau memutus sirkuit yang ada. Berikut ragam fungsi relay lainnya yang bisa kamu simak :

1. Pengendali Arus Listrik Kendaraan

Mobil serta kendaraan bermotor lain, laksana sepeda motor pun menggunakan relay. Di sini relay dipakai sebagai pengendali arus yang lumayan besar, memakai arus kecil.

Contohnya saat mobil sedang dikobarkan pasti akan memakai kontak starter. Supaya starter bisa diputar, maka dibutuhkan adanya arus yang besar.

2. Pengontrol Panel Listrik

Anda bisa menjumpai relay pada panel listrik. Fungsi relay di sini berfungsi sebagai kendali atas kontaktor yang memiliki kapasitas arus listrik yang termasuk besar.

3. Perantara Kontaktor PLC

PLC, sebagai kendali utama, tentu tidak bisa langsung mengendalikan kontaktor. Hal tersebut diakibatkan karena adanya batas pada kapasitas yang dapat dilalui PLC, sampai-sampai relay menjadi perantaranya.

4. Melindungi Kelistrikan Klakson

Perlu kita pahami, adanya relay klakson di kendaraan bermotor, baik tersebut pada motor maupun mobil, tidak akan dominan pada pemakaian aki.

Hal ini diakibatkan karena supaya relay dapat beroperasi, maka mesti memakai listrik. Manfaat relay pada suatu klakson bertujuan supaya tidak menimbulkan kehancuran pada suatu kendaraan.

5. Mengontrol Motor AC

Salah satu fungsi relay dapat anda temukan pada perlengkapan AC. Relay AC memiliki faedah untuk mengontrol motor kompresor, motor kipas dan motor pompa pendingin guna dapat anda kontrol.

6. Sistem Kontrol Digital

Salah satu Fungsi relay merupakan sebagai sistem kontrol digital. Sistem kontrol digital ini memerlukan relai guna memiliki keterampilan beradaptasi dengan sinyal tingkat rendah, sensitivitas sedang, perbuatan cepat, dan keandalan switching yang tinggi.

Cara Kerja Relay

Sebelum dapat memahami bagaimana teknik kerja relay, maka Anda mesti mengetahui terlebih dahulu apa saja komponen dasar yang ada pada suatu relay.

Perlu kita pahami, komponen yang merangkai relay terdapat 4, diantaranya yakni elektromagnetik (coil), armature, switch contact point (saklar), dan spring.

Saklar yang ada pada kontak pont sendiri dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu normally close (NC) dan normally open (NO). Yang dimaksud dengan normally close yaitu posisi tertutup keadaan mula ketika relay belum diaktifkan.

Sedangkan yang dimaksud dengan normally open yakni posisi tersingkap pada keadaan mula saat relay belum diaktifkan.

Ketika tegangan listrik mengalir pada suatu elektromagnetik, maka akan menyusun sebuah medan magnet. Tegangan itulah yang lantas menjadi sumber daya pada relay.

Kemudian medan magnet tersebut unik armature yang posisinya terdapat di sisi atasnya. Dengan demikian, dua ujungnya bakal saling terhubung (dengan posisi NO).

Setelah itu, saklar itu dapat mengalirkan arus listrik pada posisi yang baru, yakni NO. Kemudian, saklar itu akan tersambung dengan perlengkapan dari luar yang bakal dikendalikan relay, contohnya saja, tegangan listrik dengan daya yang tinggi dan saklar lampu.

Ketika daya listrik yang mengalir terputus, mengakibatkan medan magnet yang terdapat di elektromagnetik bakal menghilang. Kemudian, saklar bakal berada pada posisi awal, yaitu NC. Dengan demikian, perlengkapan yang sedang dipakai akan terputus secara otomatis.

Cara Pasang Relay

Anda perlu mengetahui bahwa sebelum menggali tahu bagaimana teknik pasang relay klakson, Anda mesti paham terlebih dahulu sejumlah hal mengenai relai. Perlu kita ketahui, relay mempunyai sistem yang akan melewati dua jenis tegangan, yakni negatif dan positif.

Dalam suasana normal, pada sistem negatif terdiri dari dua kabel. Demikian halnya dengan sistem positif. Ketika memasang relay, maka mesti memakai kabel yang tebal serta mesti langsung tersambung dari Accu.

Anda mesti memasangkan relay menurut pasangannya masing-masing. Hati-hati, tidak boleh sampai tertukar. Anda dapat melihat unsur ujung kabel supaya bisa memahami di mana letak pemasangannya.

Kelebihan Dan Kekurangan Relay

Banyak yang berpikir bahwa komponen kelistrikan yang satu ini kegunaannya hanya laksana saklar biasa. Padahal komponen yang memiliki tambahan tegangan ini memiliki kelebihan.

1. Kelebihan

Sebuah relay yang memiliki tegangan DC sebesar 5 Volt dan arus yang berukuran 50 mA dapat mengendalikan lampu yang tegangannya 400 Watt 220 Volt di sebuah susunan circuit.

Hal ini sebab adanya coil dan kontak yang fungsinya ialah sebagai tegangan kerja yang terpisah. Keduanya juga tidak saling memprovokasi satu sama lain ketika beroperasi.

2. Kekurangan

Sayangnya, komponen ini pun mempunyai kekurangan. Salah satunya ialah bisa menyita dan menghabiskan tidak sedikit tempat. Di samping itu, kecepatan kontak pada komponen ini terbatas antara 3 ms hingga 17 ms saja.

Komponen ini pun akan memunculkan bunyi sekitar kontak. Kalau komponen ini terkontaminasi debu, usia kontak dapat berkurang dan kontak di komponen ini dapat mengalami oksidasi, aus, atau hadir bunga api.

Itulah sebabnya kita perlu mengawal relay supaya kondisinya tidak jarang kali baik. Lakukan pengecekan setelah dan sebelum pemakaian, bersihkan debu yang menempel dan kerjakan perawatan lainnya seperti saat Anda merawat sekian banyak komponen elektronika lain.

Demikianlah penjelasan tentang Relay dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.

Baca juga artikel lainnya :