Pengertian Radikalisme – Kata radikalisme ditinjau dari sisi terminologis berasal dari kata dasar radix yang dengan kata lain akar (pohon). Makna kata akar (pohon), bisa diperluas kembali sampai-sampai memiliki makna pegangan yang kuat, keyakinan, pencipta perdamaian dan ketenteraman. Kemudian kata itu dapat dikembangkan menjadi kata radikal, yang berarti lebih adjektif.
Sehingga dapat dicerna secara kilat, bahwa orang yang beranggapan radikal tentu mempunyai pemahaman secara lebih rinci dan mendalam, layaknya akar tadi, serta keteguhan dalam menjaga kepercayaannya.
Memang terkesan tidak umum, tetapi hal berikut yang memunculkan kesan membias di masyarakat. Setelah itu, peningkatan sufiks –isme, menyerahkan makna tentang falsafah (paradigma), suatu faham, dan kepercayaan atau ajaran. Penggunaannya pun sering disambungkan dengan sebuah aliran atau keyakinan tertentu.
Pengertian Radikalisme
Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang hendak melakukan evolusi pada sistem sosial dan politik dengan memakai cara-cara kekerasan atau ekstrim.
Inti dari perbuatan radikalisme ialah sikap dan perbuatan seseorang atau kumpulan tertentu yang memakai cara-cara kekerasan dalam mengangkat perubahan yang diinginkan. Kelompok radikal umumnya mengharapkan perubahan itu dalam tempo singkat dan secara menyeluruh serta berlawanan dengan sistem sosial yang berlaku.
Radikalisme tidak jarang dikaitkan dengan terorisme sebab kelompok radikal bisa melakukan teknik apapun supaya keinginannya tercapai, tergolong meneror pihak yang tidak sepaham dengan mereka. Walaupun tidak sedikit yang mengaitkan radikalisme dengan Agama tertentu, pada dasarnya radikalisme ialah masalah politik dan bukan doktrin Agama.
Pengertian Radikalisme Menurut Para Ahli
Berikut merupakan definisi radikalisme munurut beberapa para ahli:
1. Ketua umum Dewan Masjid Indonesia, Dr. dr. KH. Tarmidzi Taher
Memberikan komentarnya mengenai radikalisme bemakna positif, yang mempunyai makna tajdid (pembaharuan) dan islah (perbaikan), sebuah spirit perubahan mengarah ke kebaikan. Hingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara semua pemikir radikal sebagai seorang penyokong reformasi jangka panjang.
Munculnya isu-isu politis tentang radikalisme adalahtantangan baru untuk kalangan masyarakat guna menjawabnya. Isu radikalisme ini sebetulnya sudah lama mencuat di permukaan wacana internasional.
Munculnya radikalisme kesatu kali diperkeisakan selama abad ke-19 dan terus berkembang hingga sekarang. Dalam tradisi barat sekuler urusan ini ditandai dengan keberhasilan industrialisasi pada hal-hal positif di satu sisi namun negative disisi yang lain.
2. Berdasarkan keterangan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
Radikalisme ialah paham atau aliran yang mengharapkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan teknik kekerasan atau drastis.
3. Menurut keterangan dari Horace M Kallen
Radikalisme mempunyai kekayanyang kuat bakal kebenaran ideologi atau program yang mereka bawa. Dalam gerakan sosial, kaum radikalis memperjuangkan kepercayaan yang mereka anut.
Baca juga: Pengertian Kemiskinan
Sejarah Radikalisme
Pada dasarnya radikalisme telah ada semenjak jaman dahulu sebab sudah terdapat di dalam diri manusia. Namun, istilah “Radikal” dikenal kesatukali sesudah Charles James Fox mengemukakan tentang paham itu pada tahun 1797.
Saat itu, Charles James Fox menyerukan “Reformasi Radikal” dalam sistem pemerintahan di Britania Raya (Inggris). Reformasi tersebut digunakan untuk menyatakan pergerakan yang menyokong revolusi parlemen di negara tersebut. Pada kesudahannya ideologi radikalisme itu mulai berkembang dan lantas berbaur dengan ideologi liberalisme.
Seperti yang dilafalkan pada definisi radikalisme di atas, radikalisme biasanya dikaitkan dengan agama tertentu, terutama Islam. Hal ini dapat anda lihat dari adanya kumpulan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang mengerjakan teror terhadap sejumlah negara di dunia dengan membawa atau melafalkan simbol-simbol agama Islam dalam masing-masing aksi teror mereka.
Tindakan ISIS dan sokongan dari beberapa kecil umat Islam terhadap ISIS pada akhirnya menciptakan sebagian masyarakat dunia memandang ISIS merupakan cerminan dari doktrin Islam. Namun, pasti saja urusan itu tidak benar adanya sebab sebagian besar umat Islam malah mengutuk perbuatan keji yang dilaksanakan oleh ISIS.
Ciri-ciri Radikalisme
Radikalisme sangat gampang kita kenali. Hal tersebut sebab memang pada umumnya pengikut ideologi ini hendak dikenal atau familiar dan hendak mendapat sokongan lebih tidak sedikit orang. Itulah sebabnya radikalisme selalu memakai cara-cara yang ekstrim.
Berikut ini ialah ciri-ciri radikalisme:
- Radikalisme ialah tanggapan pada situasi yang sedang terjadi, tanggapan tersebut lantas diwujudkan dalam format evaluasi, penolakan, bahkan perlawanan dengan keras.
- Melakukan upaya penolakan secara terus-menerus dan menuntut perubahan menyeluruh yang diharapkan terjadi.
- Orang-orang yang menganut paham radikalisme seringkali memiliki kepercayaan yang powerful terhadap program yang hendak mereka jalankan.
- Penganut radikalisme tidak segan-segan menggunakan teknik kekerasan dalam mewujudkan kemauan mereka.
- Penganut radikalisme mempunyai anggapan bahwa seluruh pihak yang bertolak belakang pandangan dengannya ialah bersalah.
Faktor Penyebab Radikalisme
Mengacu pada definisi radikalisme di atas, paham ini bisa terjadi sebab adanya sejumlah faktor penyebab, diantaranya:
1. Faktor Pemikiran
Radikalisme bisa berkembang sebab adanya pemikiran bahwa segala sesuatunya mesti dibalikkan ke agama walaupun dengan teknik yang kaku dan memakai kekerasan.
2. Faktor Ekonomi
Masalah ekonomi pun berperan menciptakan paham radikalisme hadir di sekian banyak negara. Sudah menjadi kodrat insan untuk bertahan hidup, dan saat terdesak sebab masalah ekonomi maka insan dapat mengerjakan apa saja, tergolong meneror insan lainnya.
3. Faktor Politik
Adanya pemikiran beberapa masyarakat bahwa seorang pemimpin negara melulu berpihak pada pihak tertentu, menyebabkan munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang terlihat hendak menegakkan keadilan.
Kelompok-kelompok tersebut dapat dari kumpulan sosial, agama, maupun politik. Alih-alih mendirikan keadilan, kelompok-kelompok ini seringkali malah memperparah keadaan.
4. Faktor Sosial
Masih erat hubungannya dengan hal ekonomi. Sebagian masyarakat ruang belajar ekonomi lemah lazimnya berpikiran sempit sehingga gampang percaya untuk tokoh-tokoh yang radikal karena dirasakan dapat membawa perubahan menyeluruh pada hidup mereka.
5. Faktor Psikologis
Peristiwa pahit dalam hidup seseorang pun dapat menjadi hal penyebab radikalisme. Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah percintaan, rasa benci dan dendam, seluruh ini berpotensi menciptakan seseorang menjadi radikalis.
6. Faktor Pendidikan
Pendidikan yang salah merupakan hal penyebab timbulnya radikalis di sekian banyak tempat, terutama pendidikan agama. Tenaga pendidik yang memberikan doktrin dengan teknik yang salah dapat memunculkan radikalisme di dalam diri seseorang.
Baca juga: Pengertian Pengangguran
Kelebihan dan Kekurangan Radikalisme
Jangan salah paham, semenjak awal tulisan ini melafalkan bahwa radikalisme adalah paham yang salah dan tidak sedikit memandangnya sesat. Namun, di dalam radikalisme pun ada kelebihan.
1. Kelebihan
- Penganut radikalisme punya destinasi yang jelas dan paling yakin dengan destinasi tersebut.
- Penganut radikalisme mempunyai kesetiaan dan motivasi juang yang paling besar dalam mewujudkan tujuannya.
2. Kekurangan
- Penganut radikalisme tidak bisa melihat fakta yang sebetulnya karena berpikir bahwa seluruh yang berseberangan pendapat ialah salah.
- Umumnya memakai teknik kekerasan dan teknik negatif lainnya dalam upaya mewujudknya tujuannya.
- Penganut radikalisme memandang seluruh pihak yang bertolak belakang pandangan dengannya ialah musuh yang mesti disingkirkan.
- Penganut radikalisme tidak perduli dengan HAM (Hak Asasi Manusia).
Fakta-fakta Aksi Radikalisme dan Implikasinya dalam Masyarakat
Berbicara mengenai radikalisme, tidak mungkin menolak adanya aksi-aksi yang memang berasaskan kekerasan, pemankasaan, bahkan pembinasaan. Salah satunya ialah pemboman-pemboman yang dilaksanakan di Paris oleh kelompok-kelompok Islam Aljazair laksana
Pegawai islam bersenjata sudah memperburuk ketegangan-ketegangan di Perancis dan meningkatkan jumlah sokongan untuk mereka yang mempermasalahkan apakah islam cocok dengan kebiasaan Perancis, entah itu kebiasaan Yahudi-Kristen atau kebiasaan sekuler, dan bilamana muslim bisa menjadi penduduk negara Perancis yang sejati dan loyal.
Penasehat menteri domestik tentang imigrasi mengingatkan, “Sekarang ini, memang benar-benar ada ancaman Islam di Perancis itu ialah bagian dari gelombang besar fundamentalisme muslim dunia.
Di tengah-tengah polemik Perancis terhadap sebuah kecenderungan untuk menyaksikan islam sebagai agama asing, menempatkannya sebagai agama yang berbeda dengan tradisi Yahudi-Kristen.
Sementara itu, tidak sedikit orang menekankan proses asimilasi yang menyisakan melulu sedikit ruang guna pendekatan multikultural, beberapa yang lain berasumsi bahwa muslim mesti diperbolehkan untuk mengembangkan identitas muslim Perancis yang khas yang membaur antara nilai-nilai pribumi ke-Perancis-an, dengan akidah dan nilai-nilai islam.
Realita beda yang dikenal sebagai mula berkibarnya bendera perang terhadap terorisme oleh AS, yakni peristiwa 11 September yang merontokkan Gedung WTC dan Pentagon adalahtamparan berat bikin AS.
Maka, supaya tidak kehilangan muka di dunia internasional, rezim ini segera melancarkan “aksi balasan” dengan menjadikan Afghanistan dan Irak sebagai sasarannya.
Jika benar “benturan peradaban” antara Barat dan Islam terjadi pasti aksi koboi AS (dan Inggris) ke Afghanistan dan Irak disambut gembira oleh umat Kristiani.
Faktanya ribuan rakyat (entah Kristen atau bukan) di sekian banyak belahan dunia Barat malah menggalang solidaritas sosial untuk membangkang aksi keji dan biadab ini. Begitu saat WTC dan Pentagon diledakkan, ribuan umat islam turut mengutuknya.
Reaksi di sejumlah negara Amerika Latin tidak sedikit yang tidak simpati terhadap peristiwa 11 September itu. Sebab, sekitar berpuluh-puluh tahun, rakyat di sana tidak pernah menikmati peradaban sekalipun sumber daya alam mereka yang sudah berakhir dikuras.
China pun bersikap tidak cukup lebih sama dengan Amerika Latin ini. Pasalnya mereka malah memandang ialah AS sendiri yang bersikap hostile sebab surplus perniagaan bilateral memang sedang di pihak China. Akhirnya China, oleh AS, justru dirasakan sebagai pesaing strategis ketimbang partner strategis dalam ekonomi.
Baca juga: Pengertian Teori
Perspektif Islam Mengenai Radikalisme
Islam sama sekali tidak membolehkan radikalisme. Karena Islam ialah agama rahmatan lil’alamin. Islam berasal dari dari kata salam yang berarti selamat, aman, damai.
Islam tidak memperkenankan kekerasan sebagai metode menuntaskan masalah. Islam menganjurkan supaya kita menyuruh kepada kebajikan dengan arif (hikmah), nasihat yang baik (mau’izah hasanah) dan bercakap-cakap dengan santun (wajadilhum billati hiya ahsan).
Radikalisme, lagipula terorisme, melulu akan menciptakan Islam jauh dari watak aslinya sebagai agama rahmat, dan dapat membuat kehilangan tujuannya yang hakiki.
Syari’at Islam diturunkan untuk manusia untuk mengawal irama fondasi kehidupan (maqosid asy-syari’ah) yaitu: kesatu untuk mengayomi keselamatan jasmani atau jiwa insan dari perbuatan kekerasan di luar peraturan hukum (hifz an-nafs).
Kedua melindungi kepercayaan atas sebuah agama (hifz ad-din). Ketiga mengawal kelangsungan hidup dengan mengayomi keturunan atau family (hifz an-nasl). Keempat, mengayomi hak milik individu atau harta benda (hifz al-mal) dan kelma, melindungi kemerdekaan berfikir (hifz al-aql).
Dengan demikian syari’at Islam pada dasarnya mengayomi dan menghargai insan sebagai pribadi yang bermartabat. Semua perbuatan yang melawan kemerdekaan dan martabat manusia, berlawanan dengan syari’at.
Bagi mewujudkan tersebut semua, syari’at Islam selain bermanfaat melindungi semua dimensi kemanusiaan, pun diturunkan guna memudahkan insan dalam menjalankan hidupnya, bukan menciptakan hidup jadi sulit. Islam mengayomi hak hidup manusia, karena tersebut perbuatan melawan hak ini tidak diperkenankan.
Ayat-ayat al-Qur‘an yang membincangkan mengenai jihad kenyataannya pun tidak menunjukkan umat Islam untuk mengerjakan kekerasan sampai-sampai memaksa pemeluk agama beda untuk mendekap agama Islam. Pun andai ada pemaknaan jihad dalam artian boleh mengerjakan perang, itu melulu sebatas “membela diri” sebab mengalami penindasan yang dilaksanakan oleh musuh.
Sayangnya pembicaraan tentang jihad dan konsep-konsep yang diajukan sedikit ataupun tidak sedikit telah merasakan pergeseran paradigma dan evolusi sesuai dengan konteks dan lingkungan setiap pemikir. Begitu pentingnya pembicaraan tentang jihad dalam Islam, sampai-sampai kaum Khawarij yang ingin radikal (seperti telah diuraikan) menetapkannya sebagai “rukun Islam” yang keenam.
Banyak definisi tentang jihad yang diajukan para berpengalaman dengan sekian banyak penjelasan dan dasarnya termasuk definisi jihad dalam pandangan Barat bahwa jihad fi sabilillah ialah perang suci (the holy war).
- Radikalisme Di dunia Islam
Istilah “fundamentalisme” biasa digunakan oleh kalangan akademisi maupun media masa guna merujuk pada gerakan-gerakan isalam politik yang berkonotasi negativ seperti: Radikal, ekstrem, dan militan “serta anti Barat atau Amerika”.
Namun, tidak arang pula julukan “fundamentalisme” diserahkan kepada seluruh orang islam yang menerima Qur’an dan Hadits sebagai alan hidup mereka. Dengan kata lain, “kebanyakan dari penegasan pulang agama dalam politik dan masyarakat tercakup dalam istilah “fundamentalisme” islam “.
Salah satu contohnya ialah Organisasi Al-ana’ah Al-Islamiyah di Mesir. Organisasi ini abanyak digemari dan digerakioleh semua pemuda Mesir bermunculan pada mula 1970-an. Organisasi yang adalahgerakan Islam konservatif (sayap mahasiswa dari Ikhwan Al-Muslimin) ini tadinya ditunukan untuk membina kembali kekuatan-kekuatan religius konservatif lewat kampus-kampus, pemuda-pemuda dimasid-masid dan kumpulan pemuda lainya.
Ketika pemerintah Sadat mulai meminimalisir peran pemerintah dan memeberi peluang luas pada peran swasta di Mesirbanyak berlahiran organisasi-organisasi Islam, organisasi ini didirikan di kota-kota besar di Kairo, Ikandariyah, Port Said dan Suez yangberlokasi di Mesir Bawah serta Asyut,Al-Fayyum dan Al-Minya di Mesir bawah.
Hal ini pada giliranya uga sudah mendorong organisasi-organisasi islam laksana Alama’ah, al-islamiyah, kegiatan-kegiatanya yang tak terbatas di dekat kampus ataupun masid, tetapi merangkum kegiatan-kegiatan sosial ekonomi laksana penyediaaan layanan dalam penyaluran pangan dan sandang.
Al-ama’ah al-islamiyah ini sebetulnya tidak mempunyai kepemimpinan tunggal, karenanya gerakan-gerakan islam menggunakan bendeanya menajdikan bermacam-macam.
Omar Abdel Rahman ia ialah tokoh kharismatis (paling tidak untuk kelompok Al-ama’ah) yang lewat bukunya berjudul Mitsaq Al-amil al-islami, menyampaikan gagasan-gagasan islam radikal yang berupaya guna menumbangkan negara sekular dan menegakkan negara Islam.
Semakin meluasnya pengaruh Syaikh Omar tersebut membuat pemerintah memungut sikap tegas dengan mengurangi dan memblokir kegitan-kegiatan apa saa yang dipercayai berada dibawah bendera Al-ama’ah Al-islamiyah.
Kelompok Fundamentalis islam yang dalam urusan ini di Representasikanoleh organisasi Al-islamiyah ialah yang sangat rentan terhadap tuduhan-tuduhan tersebut karena mereka sering menunjukkan sikap “tidak memiliki pemerintah” meskipun belum tentu bahwa aksi itu dilaksanakan oleh Al-ama’ah Al-islamiyah ini.
Dalam upaya menekan kumpulan radikal islam pemerintagh Mesir telah menciptakan satu undang-undang baru mengenai terorisme(1992). Dengan undang-undang tersebut pemerintah sudah menjaring dan menyangga pemimpin-pemimpin Al-ama’ah Al-islamiyah yang dipercayai menadi kekuatan simbolik organisasi ini.
Para pemuda maupun mahasiswabak dikampus-kampus maupun di masjid-masjid independen yang jumlahnya ribuan dan tersebar sampai ke plosok-plosok sudah menadi kekuatan grass root yang susah untuk ‘dibasmi’.
Sebailknya, pemerintah uga susah untuk ditumbangkan oleh Al-jama’ah sebab ia didukung sarat oleh militer dan kelompok ruang belajar menengah serta cendekiawan.
- Delegitimasi Islam Politik dan Radikalisme
Pengertian islam politik radikalisme mnurut Barat berarti gerakan perbuatan berbasis politik massa tetapi gerakan pribadi atau komunitas revolusioner-anarkis yang memakai instrumen kekerasan secara acak.
Hal ini berarti bahwa islam radikalisme akan tidak jarang kali menantang norma-norma dan struktur-strukturyang telah merasakan pengorganisasian secara mendasar.
Kalangan barat berpendapat bahwa islam politik radikalis melakukan pekerjaan “pembebasan” dengan membangkang perspektif anarkis yang menyokong tertib kemajuan barat (falk 1980:37-39).
Oleh sebab itu, gerakan politik islam radikal bahkan mendapat sebutan barat sebagai gerakan teroris, dalam pengertian kumpulan powerles melawan barat yang mempunyai kekuatan besar. Gerakan politik islam radikal memperjuangkan identitas islam dengan memanipulasi ajaran dan strategi untuk pengutan militasi dan ekstremitasnya.
Gerakan politik islam Radikal di Afrika Utara sebagaimana penuturan Tareq al-Bishri mencerminkan perorganisasian masyarakat melewati Islamisasi. Gerakan politik islam radikal diwilayah ini, khususnya maroko (maghrib), adalah gerakan kebebasan yang memperuangkan kemerdekaan tidak melulu dari kekuasaan barat tetapi pun kekuasaan elit sekuler. Nasionalisme untuk gerakan ini berarti nasionalisme islam dan bukan nasionalisme Arab sebab etnisitas arab sudah menyatukedalam islam.
Delegimitasi Islampolitik oleh Barat elas bermaksud melumpuhkan baik dinamika gerakan-gerakan nasionalis dan anti imperialis maupun politik identitas yang berbasis aaran islam total melalui perluasan nilai-nilai demokrasi.
Mereka menampik peran sentral Imam Islami dalam politik. Untuk mereka rasionalitas politik dapat membimbing pembentukan konsesus mengenai formulasi kepentingan bersama.perbedaan iman dalam politik di anggap sebagai sumber pembantaian tanpa henti didalam masyarakat. Tetapi, dibalik seluruh agumen tersebut mungkin tersimpan kegelisahan mendalam berupa destabilisasi hegemoni Barat.
Baca juga: Pengertian Kualitas
Solusi Masalah Radikalisme dan Terorisme
1. Meminimalisir Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial yang terjadi pun dapat merangsang munculnya pemahaman radikalisme dan perbuatan terorisme.Sedemikian sehingga supaya kedua urusan itu tidak terjadi, maka kesenjangan sosial mestilah diminimalisir.
Apabila tingkat pemahaman radikalisme dan perbuatan terorisme tidak hendak terjadi pada sebuah Negara tergolong Indonesia, maka kesenjangan antara pemerintah dan rakyat mestilah diminimalisir.
Caranya merupakan pemerintah mesti dapat merangkul pihak media yang menjadi perantaranya dengan rakyat sekaligus mengerjakan aksi nyata secara langsung untuk rakyat.
Begitu pula dengan rakyat, mereka mestinya pun selalu memberikan sokongan dan kepercayaan untuk pihak pemerintah bahwa pemerintah akan dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pengayom rakyat dan pemegang kendali pemerintahan Negara.
2. Memahamkan Ilmu Pengetahuan Dengan Baik Dan Benar
Hal kedua yang dapat dilaksanakan untuk menangkal pemahaman radikalisme dan tindak terorisme merupakan memahamkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Setelah mengenalkan ilmu pengetahuan dilaksanakan dengan baik dan benar, tahapan berikutnya merupakan tentang bagaimana teknik untuk memahamkan ilmu pengetahuan tersebut.
Karena pastinya tidak melulu sebatas mengenal, pemahaman terhadap yang dikenal pun diperlukan. Sedemikian sehingga bilamana pemahaman bakal ilmu pengetahuan, baik ilmu umum dan ilmu agama telah tercapai, maka kekokohan pemikiran yang dipunyai akan semakin kuat.
Dengan demikian, maka tidak akan gampang goyah dan terpengaruh terhadap pemahaman radikalisme sekaligus perbuatan terorisme dan tidak menjadi penyebab lunturnya bhinneka tunggal ika sebagai semboyan Indonesia.
3. Mengatasi Radikalisme dan Terorisme di Lingkungan Kampus
Instrumen kesatu menurut keterangan dari Profesor Firmanzah, Rektor Universitas Paramadina, ialah dengan instrumen instruksi.Maksudnya ialah ada struktur komando dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk rektor di perguruan tinggi yang dilanjutkan untuk dosen berhubungan pencegahan gerakan radikal.Namun, instrumen ini tidak mempunyai sifat otoriter, tetapi mengedepankan dialog.
Instrumen kedua ialah pemilihan dan pembenahan kurikulum di kampus. Antara lain, kewarganegaraanm pancasila, serta bela negara. Instrumen ketiga ialah perlu diadakannya kegiatan-kegiatan di luar ruang belajar yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan.
Kegiatan ini mempunyai sifat lintas universitas dan didukung pula oleh pemerintah.Terakhir yakni perlu adanya strategi budaya.Dengan mempunyai modal besar berupa kebijaksanaan lokal, Indonesia dapat menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan.
Baca juga: Pengertian Pasar Modal
4. Menyaring Informasi yang Didapatkan
Menyaring informasi yang diperoleh juga adalahsalah satu teknik yang dapat dilaksanakan untuk menangkal pemahaman radikalisme dan perbuatan terorisme. Hal ini disebabkan informasi yang diperoleh tidak selamanya benar dan mesti diikuti, terlebih dengan adanya peradaban teknologi seperti kini ini, di mana informasi dapat datang dari mana saja.
Sehingga penyaringan terhadap informasi itu harus dilakukan supaya tidakmenimbulkan kesalahpahaman, di mana informasi yang benar menjadi tidak benar dan informasi yang tidak benar menjadi benar.
Oleh sebab itu, anda harus dapat menyaring informasi yang didapat sampai-sampai tidak sembarangan membenarkan, menyalahkan, dan terpengaruh guna langsung mengekor informasi tersebut.
5. Mendukung Gerakan BNPT Lewat Strategi Kontra Radikalisasi dan Deradikalisasi
Kontra radikalisasi yaitu upaya penanaman nilai-nilai ke-Indonesiaan serta nilai non-kekerasan melewati pendidikan formal ataupun informal.Deradikalisasi ditujukan guna simpatisan, inti, militan, dan penyokong gerakan teror baik di dalam atau di luar lapas.
Hal ini dilakukan supaya mereka meninggalkan cara-cara kekerasan dan teror yang merugikan orang lain, serta menghilangkan paham radikal agar sejalan dengan paham ideologi pancasila.
Demikianlah penjelasan tentang Radikalisme dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa..