Pengertian Lansia

Posted on

Pengertian Lansia – Setiap manusia pasti merasakan proses perkembangan dan pertumbuhan dari bayi hingga menjadi tua.

Masa tua adalah masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami dekadensi fisik, mental dan sosial tidak banyak demi tidak banyak sehingga tidak dapat mengerjakan tugasnya keseharian lagi.

Lansia banyak menghadapi sekian banyak masalah kesehatan yang butuh penanganan segera dan terintegrasi. Lansia atau lanjut usia ialah periode dimana manusai telah menjangkau kemasakan dalam ukuran dan fungsi.

Selain itu lansia juga merupakan masa dimana seseorang bakal mengalami dekadensi dengan sejalannya waktu. Ada sejumlah pendapat tentang usia seseorang dirasakan memasuki masa lansia, yakni ada yang memutuskan pada usia 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun.

Pengertian Lansia

Lansia atau lanjut usia merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dibuka dari usia enam puluh tahun hingga meninggal, yang ditandai dengan adanya evolusi yang mempunyai sifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.

Proses menua (lansia) ialah proses alami yang disertai adanya penurunan situasi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.

Lansia yaitu tahap akhir siklus hidup manusia, adalahbagian dari proses kehidupan yang mustahil dihindarkan dan akan dirasakan oleh masing-masing individu.

Pada tahap ini pribadi mengalami banyak evolusi baik secara jasmani maupun mental, khususnya dekadensi dalam sekian banyak fungsi dan keterampilan yang pernah dimilikinya.

Perubahan penampilan jasmani sebagian dari proses penuaan normal, laksana rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta dekadensi daya tahan tubuh, adalah acaman untuk integritas orang umur lanjut.

Pengertian Lansia Menurut Para Ahli

Berikut merupakan definisi lansia menurut beberapa para ahli.

1. Soejono

Penuaan merupakan proses normal evolusi yang bersangkutan dengan waktu, sudah dibuka sejak bermunculan dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua ialah fase akhir dari rentang kehidupan.

2. Darmojo

Pengertian lansia (Lanjut Usia) yaitu fase menurunnya keterampilan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya sejumlah perubahan dalam hidup.

Sebagai mana di ketahui, saat manusia menjangkau usia dewasa, ia mempunyai keterampilan reproduksi dan mencetuskan anak.

Ketika situasi hidup berubah, seseorang bakal kehilangan tugas dan faedah ini, dan menginjak selanjutnya, yaitu umur lanjut, lantas mati.

Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu sudah siap menerima suasana baru dalam masing-masing fase hidupnya dan mengupayakan menyesuaikan diri dengan situasi lingkunganya (Darmojo, 2004).

3. UU No 4 Tahun 1965

Pengertian lansia (lanjut usia) menurut keterangan dari UU no 4 tahun 1965 yaitu seseorang yang menjangkau umur 55 tahun, tidak berdaya menggali nafkah sendiri untuk kebutuhan hidupnya keseharian dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000).

4. UU No 14 Tahun 1998

Sementara menuru UU no.12 tahun 1998 mengenai kesejahteraan lansia (lanjut usia) ialah seseorang yang telah menjangkau usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999).

Usia lanjut yakni sesuatu yang mesti diterima sebagai suatu fakta dan gejala biologis. Kehidupan tersebut akan diselesaikan dengan proses penuaan yang selesai dengan kematian (Hutapea, 2005).

5. Hardywinoto dan Setiabudhi

Lansia (lanjut usia) merupakan kelompok warga yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999). Pada lanjut umur akan terjadi proses menghilangnya keterampilan jaringan untuk membetulkan diri atau mengubah dan mempertahankan faedah normalnya secara perlahan-lahan sampai-sampai tidak bisa bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kehancuran yang terjadi (Constantinides, 1994).

6. BKKBN

Lanjut usia ialah istilah akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan warga lanjut umur menurut keterangan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional terdapat tiga aspek yang butuh dipertimbangkan yakni aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).

Secara biologis warga lanjut usia yaitu penduduk yang merasakan proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan jasmani yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Hal ini diakibatkan terjadinya evolusi dalam struktur dan faedah sel, jaringan, serta sistem organ.

Secara ekonomi, warga lanjut usia lebih di anggap sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang berpikir bahwa kehidupan masa tua bukan lagi memberikan tidak sedikit manfaat, bahkan terdapat yang sampai berpikir bahwa kehidupan masa tua, biasanya dipersepsikan secara negatif sebagai beban family dan masyarakat.

7. Suara Pembaharuan 14 Maret 1997

Dari aspek sosial, warga lanjut usia yaitu satu kumpulan sosial sendiri. Di negara Barat, warga lanjut usia menempati strata sosial di bawah kaum muda.

Hal ini disaksikan dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pemungutan keputuan serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun.

Namun di Indonesia warga lanjut umur menduduki ruang belajar sosial yang tinggi yang mesti dihormati oleh penduduk muda (Suara Pembaharuan 14 Maret 1997).

Penuaan ialah suatu proses alami yang tidak bisa dihindari, berlangsung secara terusmenerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sampai-sampai akan mempengaruhi fungsi dan kemampuantubuh secara keseluruhan.

Menjadi tua ditandai dengan adanya dekadensi biologis yang tampak sebagaigejala-gejala dekadensi fisik, antara beda kulit menjadi mengendur, timbul keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang,

Gampang lelah, gerakan menjadi lamban dan tidak cukup lincah, serta terjadi penimbunan lemak khususnya di perutdan pinggul.

Kemunduran lain yang terjadi ialah kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa, dekadensi orientasi terhadap waktu, ruang, lokasi serta tidak gampang menerimaide baru.

Usia lanjut dapat disebutkan usia emas, sebab tidak seluruh orang dapat menjangkau usiatersebut, maka orang yang berusia lanjut membutuhkan tindakan keperawatan, baik yang mempunyai sifat promotif maupun yang preventif, supaya ia dapat merasakan masa umur emas sertamenjadi umur lanjut yang bermanfaat dan bahagia.

8. Smith “1999”

Lansia terbagi menjadi tiga, yakni young old “65-74 tahun”, middle old “75-84 tahun” dan old old “lebih dari 85 tahun”.

9. Setyonegoro

Lansia merupakan orang yang berusia lebih dari 65 tahun, selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun “young old”, 75-80 tahun “old” dan lebih dari 80 tahun “very old”.

10. Menurut WHO

Lansia yaitu pria dan perempuan yang telah menjangkau usia 60-74 tahun.

11. Sumiati AM

Seseorang disebutkan masuk umur lansia jika usianya telah menjangkau 65 tahun ke atas.

12. Efendi, 2009

Lansia merupakan suasana yang ditandai oleh kegagalan seseorang guna mempertahankan ekuilibrium terhadap situasi stres fisiologis.

Kegagalan ini sehubungan dengan penurunan daya keterampilan untuk hidup serta penambahan kepekaan secara individual.

13. Potter & Perry, 2009

Setiap orang menua dengan teknik yang berbeda-beda, menurut masa-masa dan riwayat hidupnya. Setiap lansia ialah unik, oleh karena itu perawat mesti menyerahkan pendekatan yang bertolak belakang antara satu lansia dengan lansia lainnya.

14. Dra. Jos Masdani “Psikolog UI”

Terdapat empat fase yaitu:

  • Pertama “fase inventus” merupakan 25-40 tahun.
  • Kedua “fase virilities” merupakan 40-55 tahun.
  • Ketiga “fase presenium” merupakan 55-65 tahun.
  • keempat “fase senium” merupakan 65 sampai tutup usia.

Baca juga: Pengertian Karbohidrat

Perubahan Fisik Pada Lansia

Adapun ciri tersebut antara lain seperti:

  • Perubahan pada sistem pernafasan.
  • Perubahan pada pendengaran.
  • Perubahan pada penglihatan.
  • Perubahan pada indera pengecap, pembau dan peraba.
  • Perubahan pada sistem syaraf.
  • Perubahan sistem kardiovaskuler.
  • Sistem genito urinaria.
  • Sistem endokrin/metabolik.
  • Sistem pencernaan.
  • Sistem muskoleskeletal.
  • Sistem kulit dan jaringan ikat.
  • Sistem reproduksi dan pekerjaan seksual.

Ciri-ciri Lansia

Berdasarkan keterangan dari Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat sejumlah ciri-ciri orang lanjut usia, yakni :

1. Usia Lanjut adalah Periode Kemunduran

Periode sekitar usia lanjut saat kemunduran jasmani dan mental terjadi secara perlahan dan bertahap dan pada masa-masa kompensasi terhadap penurunan ini dapat dilaksanakan, dikenal sebagai ‘’senescence’’yaitu masa proses menjadi tua.

Istilah ‘keuzuran’’(sinelity) dipakai untuk mengacu pada periode waktu sekitar usia lanjut bilamana kemunduran jasmani telah terjadi disorganisasi mental.

Seseorang yang menjadi eksentrik, tidak cukup perhatian,dan terpencil secara sosial, maka penyesuaian dirinya juga buruk seringkali disebut ‘’uzur’’.

Sikap tidak senang terhadap diri sndiri, orang lain, pekerjaan, dan kehidupan pada lazimnya dapat menuju suasana uzur , sebab terjadi evolusi pada lapisan otak. Akibatnya, orang menurun secara jasmani dan mental bakal segera mati.

2. Lansia Memiliki Status Kumpulan Minoritas

Status kumpulan orang minoritas ini terjadi sebagai dampak dari sikap sosial yang tidak mengasyikkan terhadap orang umur lanjutdan diperkuat oleh klise yang tidak mengasyikkan tentang mereka.

Kelompok orang umur lanjut dinamakan sebagai penduduk Negara ruang belajar dua, yang hidup dengan kedudukan bertahan dan memiliki efek urgen terhadap individu dan penyesuaian sosial penting. Jika orang orang umur lanjut dikorbankan dalam sejumlah hal mereka sesungghnya adalahkorban.

Karena suasana yang sakit sakitan, kesepian, dan terror yang mengancamnya menciptakan mereka gampang menjadi mangsa semua tukang obat, eksklusif nya mereka yang terserang penyakit.

Sifat seperti ini adalah sifat tamak, sampai-sampai memunculkan reaksi yang tidak simpatik terhadap sifat tamak mereka. Ini seluruh adalahpenipuan besar yang ditata secara licik.

3. Menua Memerlukan Perubahan Peran

Hal ini menyebabkan pengurangan jumlah kegitan yang dapat dilaksanakan oleh orang umur lanjut, dank arena nya butuh mengubah sekian banyak peran yang masih dilaksanakan atas dasar kemauan seseorang, jadi bukan atas dasar desakan yang datang dari kumpulan sosial. Tetapi pada fakta nya pengurangan dan evolusi peran ini tidak sedikit terjadi sebab tekanan sosial.

Karena sikap sosial yang tidak menyenagkan untuk kaum umur lanjut, pujian yang mereka hasilkan dihubungkan dengan peran umur tua bukan dengan keberhasilan mereka.

Perasaan tidak bermanfaat dan tidak dibutuhkan lagi untuk orang yang berusia lanjut menbumbuhkan rasa rendah diri dan kemarahan, yakni perasaan yang tidak menunjang proses penyesuaian sosial seseorang.

Busse dan Pfeifer menuliskan ‘’adalah urusan yang susah untuk menjaga identitas positif seseorang andai tiang tiang yang dibutuhkan untuk identitas peran seseorang sudah hilang.

4. Penyesuaian yang Buruk

Orang umur lanjut secara tidak proporsional menjadi subjek untuk masalah emosional dan mental yang berat. Insiden psikopatologi timbul seiring dengan meningkatnya usia.

Gangguan fungsional suasana depresi dan paranoid terus meningkat sama sepeti penyakit benak setelah berusia 60 tahun. Kasus bunuh diri pun meningkat seiring dengan usia, dan jumlah permasalahan bunuh diri sangat sering dilaksanakan oleh lelaki kulit putih.

Baca juga: Pengertian Efek Rumah Kaca

Karakteristik Lansia

Berdasarkan keterangan dari Butler dan Lewis (1983) serta Aiken (1989) terdapat sekian banyak karakteristik lansia yang mempunyai sifat positif. Beberapa di antaranya merupakan:

  • Keinginan guna meninggalkan warisan
  • Fungsi sebagai seseorang yang dituakan
  • Kelekatan dengan objek-objek yang dikenal
  • Perasaan mengenai siklus kehidupan
  • Kreativitas
  • Rasa hendak tahu dan kejutan (surprise)
  • Perasaan mengenai penyempurnaan atau pemenuhan kehidupan, dan lain-lain.

Dukungan Terhadap Orang Yang Terlibat Merawat Lansia

1. Dukungan Keluarga

Studi-studi tentang sokongan keluarga sudah mengkonseptualisasikan sokongan sosial sebagai koping family (Friedman, 1985: Stez et al, 1986 dalam Friedman, 1998).

Dukungan sosial family merupakan pertolongan penting guna menolong keluarga yang sedang mengalami situasi tertentu yang sehubungan dengan masalah yang akan hadir dalam keluarga.

Dukungan sosial family sebagai sebuah proses hubungan antara family dan lingkungan sosialnya (Friedman, Bowden & Jones, 2003).

Dukungan family dalam kapasitas pertumbuhan keluarga ialah bertujuan untuk menata dan menanggulangi adanya periode krisis dan adanya situasi stres kronik dalam family (Kaakinen et al., 2010).

Selanjutnya Kaakinen mengaku bahwa situasi ini bisa berkontribusi dan memprovokasi kesejahteraan anggota keluarga. Hasil riset MaZumdar (2004) pada lansia yang bermukim dengan anak-anaknya mengaku bahwa 71,5% lansia dengan situasi kesehatan yang baik.

Peningkatan kesehatan dan kesejahteraan lansia yang bermukim dengan keluarga diprovokasi dukungan yang powerful dari keluarga.

Dukungan family adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis sokongan akan bertolak belakang dalam tahap-tahap siklus kehidupan manusia.

Dalam masing-masing tahap siklus kehidupan, sokongan keluarga menciptakan keluarga mampu bermanfaat denga sekian banyak hal dan akibatnya ialah meningkatnya kesehatan dan adaptasi family (Friedman, Bowden & Jones, 2003).

Secara lebih spesifik, keberadaan sokongan keluarga yang adekuat terbukti bersangkutan dengan menurunnya mortalitas, lebih gampang sembuh dari penyakit, dan guna kalangan kaum tua atau lansia bisa meningkatkan faedah kognitif, fungsi jasmani dan menunjang kesehatan emosi (Ryan & Austin, 1989 dalam Friedman, Bowden & Jones, 2003).

Penelitian yang dilaksanakan oleh Lam dan Boey (2004) mengaku bahwa 24,7% lansia merasakan gangguan kesehatan mental dan 29,7% merasakan depresi.

Kondisi yang dirasakan oleh lansia bersangkutan dengan situasi lansia mencakup lingkungan lokasi tinggal lansia, ketersediaan pemberi pertolongan atau pemberi pelayanan pada lansia dan kurangnya sokongan keluarga pada lansia.

Berdasarkan keterangan dari Caplan (1976 dalam Friedman, Bowden & Jones, 2003) bahwa family memiliki faedah pendukung.

Fungsi sokongan tersebut meliputi sokongan informasional dimana keluarga bermanfaat sebagai pencari dan dan mengucapkan informasi, sokongan emosional dimana keluarga bermanfaat membantu dalam penguasaan emosional,

Sokongan kongkrit yang berupa sokongan langsung termasuk pertolongan finansial, sokongan untuk perawatan anak, perawatan jasmani lansia, melakukan pembelian barang dan mengerjakan tugas lokasi tinggal tangga

Dan sokongan penghargaan dimana keluarga menyerahkan umpan balik pada anggota keluarga. Dukungan family sebagai sebuah proses hubungan antara family dan lingkungan sosial (Kaakinen et al., 2010).

2. Dukungan sosial

Didefinisikan sebagai pertukaran informasi pada tingkat interpersonal yang memberikan sokongan emosional, sokongan harga diri, sokongan jaringan, sokongan penilaian dan sokongan atruistic. Dukungan sosial yang dievaluasi oleh pribadi dan guna supportif ketika dievaluasi oleh pribadi atau family (Friedman, Bowden & Jones, 2003).

Secara umum bisa diterima bahwa orang yang hidup dalam lingkungan yang mempunyai sifat supportif, kondisinya jauh lebih baik daripada yang tidak mempunyai keuntungan ini. Secara lebih spesifik ditetapkan bahwa sokongan sosial dirasakan dapat melemahkan kesehatan mental pribadi dan family (Friedman, 1998).

Baca juga: Pengertian Iklim

Bahaya-Bahaya Pada Masa Lansia

Pada sejumlah waktu disepanjang kehidupan seseorang ada bahaya serius yang lebih potensial sampai-sampai proses penyesuaian individu dan social tidak dapat dilaksanakan secara baik pada umur lanjut.

Sebagian dari masalah ini diakibatkan oleh sebab menurunnya keterampilan mental orang yang berusia lanjut lebih gampang diserang oleh bahaya potensial dikomparasikan pada umur sebelumnya.

1. Bahaya Fisik

Seluruh bahaya yang mempunyai sifat umum terhadap kesehatan jasmani pada umur muda tidak melulu menyerang orang berusia lanjut namun proporsi pengaruhnya terhadap individual lebih besar.

2. Penyakit dan Hambatan Fisik

Orang berusia lanjut biasanya tidak sedikit terserang gangguan sirkulasi darah, gangguan dalam system metabolisme, gangguan yang melibatkan mental, gangguan pada persendian penyakit tumor baik yang tidak riskan maupun yang menular, sakit jantung, remtik, encok, pandangan dan pendengaran berkurang, desakan darah tinggi, situasi mental, dan saraf tergannggu.

3. Kurang Gizi

Penyakit tidak cukup gizi pada umur lanjut lebih tidak sedikit disebabkan oleh factor pengaruh psikologi disbanding karena ekonomi.

Pengarug psikologi yang terbesar ialah hilangnya selera sebab rasa fobia dan depresi mental, tidak hendak makan sendirian, dan tidak hendak makan sebab merasa curiga senbelumnya.

Bahkan pada masa-masa makanan yang dikonsumsi tidak cukup bermutu dan tidak cukup jumlahnya, tidak sedikit orang berusia lanjut yang tidak mendapat gizi lumayan dari makanannya, sebab tidak diserap tubuh yang diakibatkan oleh gangguan system kelenjar endokrin yang tidak bermanfaat seperti dahulu.

4. Mengendurnya Keterampilan Sosial

Hilangnya keterampilan social atau sikap yang tidak mengasyikkan hubungan seksualpada umur lanjut tidak sedikit mempengaruhi orang umur lanjut seperti halnya kehilangan emosi yang memprovokasi anak kecil.

Orang yang kehidupan perkawinannya bahagia dapatmenyebabkan hidupnya lebih sehat dan lebih lama dikomparasikan pasangan, atau mereka yang kehidupan seksualnya tidak aktif.

5. Kecelakaan

Orang yang berusia lanjut seringkali lebih gampang terkena kecelakaan dikomparasikan orang yang lebih muda. Bahkan walaupun kemalangan ini tidak fatal, dapat mengakibatkan seseorang yang berusia lanjut bisa jatuh

Mungkin diakibatkan oleh gangguan lingkungan atau kepala pusing, situasi yang lemah, dan gangguan penglihatan adalahpenyebab kemalangan yang sangat umum untuk wanita yang berusia lanjut.

Adapun lelaki berusia lanjut sering memperoleh kemalangan yang diakibatkan karena mengandarai kendaraan atau ditabrak mobil pada ketika berjalan.

6. Bahaya Psikologis

Orang yang berusia lanjut menerima klise mengenai kebudayaan.adapun bahaya psikologis yakni kesatu, mereka menerima keyakinan tradisional dan pendapat klise mengenai kebudayaan dari sebuah usia.

Yang kedua, perasaan rendah diri dan tidak enak yang dating bersamaan dengan evolusi perubahan fisik. Perubahan dalam pola kehidupan, bahya psikologis yang ktiga ialah usia lanjut perlu memutuskan pola hidup yang bertolak belakang dengan suasana masa kemudian dan sesuai dengan situasi usia lanjut.

Bahaya psikologis selanjutnya yaitu kecurigaan atau realisasi bahwa penurunan mental telah mulai terjadi. Bahya psikologis yang kelima, perazsaan bersalah sebab mereka tidak bekerja sedang orang lain masih bekerja, bahya psikologis yang keenam, dampak dari kurangnya pendapatan, bahaya psikologis ketujuh, pelepasan sekian banyak kegiatan sosial.

Demikianlah penjelasan tentang Lansia dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.