Pengertian Koloid – Dalam dunia kimia ada yang namanya koloid, tahukah anda apa itu koloid? Bisakah anda menjelaskan pengertian dari koloid?
Mungkin anda yang bergerak di bidang kimia sudah tahu apa yang dimaksud koloid, namun untuk kamu yang tidak bergerak dalam bidang itu tentunya belum tahu apa yang dimaksud dengan koloid.
Untuk itulah pada ulasan kali ini kami akan membicarakan tentang definisi koloid dalam kimia, supaya nantinya anda tahu seperti apakah koloid itu.
Di sini selain menyatakan tentang makna dari koloid, pun kami memberikan keterangan tentang ciri-ciri koloid, jenis-jenis koloid, sifat-sifat koloid, komparasi larutan koloid dan suspensi.
Pengertian Koloid
Koloid merupakan suatu gabungan zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat beda (medium pendispersi atau pemecah).
Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud bisa berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari sebuah partikel.
Contoh beda dari sistem koloid ialah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Di samping tinta, masih ada banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dan lain-lain.
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau sebuah koloid yaitu suatu gabungan berfasa dua yakni fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 hingga dengan 10-4 cm.
Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan suasana partikel tersebut. Partikel bisa terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang paling besar.
Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang setiap berisi jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang berisi selama seribu molekul S8.
Suatu misal molekul yang paling besar (disebut pun molekul makro) merupakan haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan memiliki diameter selama 6 x 10-7.
Pengertian Koloid Menurut Para Ahli
Berikut merupakan definisi koloid menurut keterangan dari beberapa para ahli:
- Pengertian Koloid menurut keterangan dari (Purba, 2006 : 282) merupakan suatu gabungan heterogen (2 fase) antara 2 zat atau lebih yang mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase yang dipecah/ terdispersi) tersebar dengan merata di dalam zat beda (pemecah/ medium pendispersi). Partikel koloid ukurannya berkisar antara 1 sampai 100 nm, ukuran yang dimaksud yaitu dapat berupa diameter, lebar, panjang, atupun ketebalan dari sebuah partikel.
- Definisi koloid menurut keterangan dari (Retnowati, 2008 : 141) yaitu suatu sistem dispersi yang partikelnya berukuran lebih banyak dari larutan, tetapi lebih kecil dibanding suspensi (campuran kasar).
Baca juga: Pengertian Jual Beli
Jenis-jenis Koloid
Pada sistem koloid, fase terdispersi serta medium pendispersi bisa berupa zat padat, zat cair, atau gas. Dengan menurut fase terdispersi serta medium pendispersi sistem koloid itu dikelompokkan menjadi (Retnowati, 2008:141):
1. Sol
Sistem koloid itu terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan serta fasa pendispersinya berupa cairan. Contohnya seperti: sol emas, tinta, serta cat.
2. Sol Padat
Sistem koloid itu terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan serta pun fasa pendispersinya padatan. Contohnya: gelas berwarna, serta intan hitam.
3. Emulsi
Sistem koloid itu terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan serta pun fasa pendispersinya cairan. Contohnya: susu, santan, dan minyak ikan.
4. Emulsi Padat
Sistem koloid itu terbentuk dari fasa terdisfersi berupa cairan serta pun fasa pendispersinya yang berupa padatan. Contohnya: jelly, mutiara, dan keju.
5. Aerosol Padat
Sistem koloid itu terbentuk dari fasa terdispersi yang berupa padatan dan pun fasa pendispersinya berupa gas. Contohnya: asap dan debu.
6. Aerosol Cair
Sistem koloid itu terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan serta pun fasa pendispersinya yang berupa gas. Contohnya: kabut, awan, dan hair spray.
7. Buih
Sistem koloid itu terbentuk dari fasa terdispersi berupa gas serta pun fasa pendispersinya berupa cairan. Contohnya seperti: buih sabun, dank rim kocok.
8. Buih Padat
Sistem koloid itu terbentuk dari fasa terdispersi berupa gas serta pun fasa pendispersinya berupa padatan. Contohnya seperti: karet busa dan batu apung.
Baca juga: Pengertian Gotong Royong
Sifat Koloid
Berikut merupakan sifat-sifat dari koloid:
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall merupakan fenomena penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini diakibatkan karena ukuran molekul koloid yang lumayan besar.
Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang berpengalaman fisika Inggris. Oleh karena itu sifat tersebut disebut efek tyndall. Efek tyndall yaitu efek yang terjadi andai suatu larutan terpapar sinar.
Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan itu tidak bakal menghamburkan cahaya, sementara pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya bakal dihamburkan.
Urusan tersebut terjadi sebab partikel-partikel koloid memiliki partikel-partikel yang relatif besar guna dapat menghamburkan sinar tersebut.
Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sampai-sampai hamburan yang terjadi melulu sedikit dan paling sulit diamati.
2. Gerak Brown
Gerak Brown yaitu gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus namun tidak menentu (gerak acak atau tidak beraturan).
Jika anda amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka anda akan menyaksikan bahwa partikel-partikel itu akan bergerak menyusun zigzag.
Pergerakan zigzag ini disebut gerak Brown. Partikel-partikel sebuah zat senantiasa bergerak. Gerakan itu dapat mempunyai sifat acak laksana pada zat cair dan gas, atau melulu bervibrasi di tempat laksana pada zat padat.
3. Absorpsi
Absorpsi yakni peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa beda pada permukaan partikel koloid yang diakibatkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Absorpsi mesti dipisahkan dengan absorpsi yang dengan kata lain penyerapan yang terjadi di dalam sebuah partikel).
Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif sebab permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif sebab permukaannya menyerap ion S2.
Baca juga: Pengertian Narkotika
Kegunaan Koloid Dalam Sehari-hari
Berikut ini ialah penjelasan mengenai kegunaan koloid:
1. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna bisa diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, lantas larutan dialirkan melewati sistem koloid tanah diatomae atau karbon.
Partikel koloid bakal mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid itu mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sampai-sampai gula bisa berwarna putih.
2. Penggumpalan Darah
Darah berisi sebanyak koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka itu dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang berisi ion-ion Al3+ dan Fe3+.
Ion-ion itu membantu supaya partikel koloid di protein mempunyai sifat netral sampai-sampai proses penggumpalan darah bisa lebih gampang dilakukan.
3. Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada ketika ini berisi partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan sekian banyak partikel lainnya yang bermuatan negatif.
Oleh sebab itu, guna menjadikannya pantas untuk diminum, mesti dilakukan sejumlah langkah supaya partikel koloid itu dapat dipisahkan.
Hal itu dilaksanakan dengan teknik menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang ada pada tawas itu akan terhidroslisis menyusun partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melewati reaksi: Al3+ + 3H2O à Al(OH)3 + 3H+.
Pembuatan Koloid
Koloid dapat dibuat dengan 2 cara, yakni :
- Cara Kondensasi, yakni partikel larutan sejati diolah menjadi partikel koloid
- Cara Dispersi, yaitu partikel kasar dibagi menjadi partikel koloid.
1. Cara Kondensasi
A. Reaksi Redoks
Reaksi redoks merupakan reaksi yang disertai evolusi bilangan oksidasi. Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yakni dengan menyalurkan gas H2S kedalam larutan SO2.
- 2H2S (g) + SO2 (aq) → 2H2O (l) + 3S (s)
- 2 H2S(g) + SO2(aq) → 3S(s) + 2H2O(l).
B. Reaksi Hidrolisis
Besi(III) klorida jika dilarutkan dalam air bakal mengionisasi air menyusun ion OH– dan H+. Ion-ion OH– bereaksi dengan besi(III) klorida menyusun besi(III) hidroksida. Persamaan reaksinya sebagai berikut.
FeCl3(aq)+3H2O(l) → Fe(OH)3(s)+3HCl(aq)
Ukuran partikel-partikel Fe(OH)3 yang terbentuk lebih banyak dari ukuran larutan sejati, namun tidak lumayan besar guna mengendap. Di samping itu, koloid Fe(OH)3 yang terbentuk distabilkan dengan mengadsorpsi ion-ion Fe3+ dari larutan.
C. Reaksi Substitusi
Misalnya larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan larutan asam klorida , maka bakal terbentuk belerang. Partikel belerang bakal bergabung menjadi semakin besar hingga berukuran koloid sampai-sampai terbentuk sel belerang. Seperti reaksi : Na2SO3 (aq) + 2HCl (aq) →2NaCl (aq) + H2O (l) + S (s)
2. Cara Dispersi
A. Cara Mekanik
Cara ini dilaksanakan dari gumpalan partikel yang besar lantas dihaluskan dengan teknik penggerusan atau penggilingan (Colloid Mill).
Contohnya pengilingan kacang kedelai pada penciptaan tahu dan kecap. Pembuatan cat di industri, metodenya bahan cat digiling lantas didispersikan ke dalam medium pendispersi, laksana air.
Teknik penumbukan dan pengadukan tidak sedikit digunakan dalam penciptaan makanan, laksana kue tart dan mayones.
B. Busur Bredig
Cara ini dipakai untak menciptakan sol-sol logam. Dua kawat logam yang bermanfaat sebagai elektroda dicelupkan ke dalam air lantas ujung kawat diberi loncatan listrik.
Sebagian logam akan menyusun debu dan masuk ke dalam format partikel koloid. Logam-logam yang dapat menyusun sol dengan teknik ini ialah platina, emas, dan perak.
C. Cara Peptisasi
Cara peptisasi yakni pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari sebuah endapan dengan pertolongan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3oleh AlCl3
D. Cara Homogenisasi
Pembuatan koloid jenis emulsi dapat dilaksanakan dengan memakai mesin penghomogen hingga berukuran koloid. Cara ini dipakai pada penciptaan susu.
Partikel lemak dari susu diperkecil hingga berukuran koloid dengan teknik melewatkan melewati lubang berpori dengan desakan tinggi. Jika ukuran partikel sudah cocok ukuran koloid, selanjutnya didispersikan ke dalam medium pendispersi.
Perbandingan Larutan, Koloid dan Suspensi
Koloid adalah suatu format campuran yang keadaanya antara larutan serta suspensi. Dengan menurut ukuran zat yang didispersikan, maka sistem dispersit tersebut dipisahkan menjadi tiga kumpulan sebagai inilah (Retnowati, 2008:142):
- Dispersi kasar (suspensi), Apabila partikel-partikel zat yang terdispersi tersebut berukuran lebih banyak dari 100 milimikron (100 nm).
- Dispersi halus (koloid), Apabila partikel-partikel zat yang terdispersi tersebut berukuran 1 hingga 100 milimikron.
- Dispersi molekuler (larutan sejati), Apabila partikel-partikel zat yang terdispersi lebih kecil dari 1 nm.
Ciri-ciri Koloid
Koloid memiliki sejumlah ciri khas yang paling unik. Berikut ini ialah ciri-cirinya :
- Dispersi molekuler
- Sifat gabungan koloid adalah heterogen
- Koloid tidak bisa disaring
- Dimensi partikel tidak cukup dari 1 nm
- Sistem koloid stabil disebabkan oleh gaya tarik menarik, yang mengakibatkan partikel koloid berkumpul menyusun agregat dan mengendap.
Contoh Koloid
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai pada bidang kosmetik, industri, farmasi dan lain sebagainya, antara lain:
- Kosmetik, misalnya : pembersih wajah, shampoo, deodorant, foundation dan lain-lain
- Tekstil, misalnya : pewarna dalam format sol.
- Farmasi, misalnya : obat dalam format sol.
- Indsutri, misalnya : detergen dan sabun.
- Makanan dan Minuman, misalnya : susu, mentega, saus, Kecap, mayonais dan lain-lain.
Demikianlah penjelasan tentang Koloid dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.