Pengertian Generasi Milenial – Apakah teman pembaca masuk ke dalam kumpulan generasi milenial? Atau barangkali rekan pembaca masih menerka-nerka, kira-kira saya ini generasi milenial bukan ya? Bagi meyakinkan apakah anda masuk ke dalam generasi ini atau tidak, ada baiknya jika kita memperhatikan pengertian generasi milenial terlebih dahulu.
Generasi milenial merupakan sebutan beda dari generasi Y, yang mana frasa ini eksklusif untuk mencerminkan orang-orang yang bermunculan antara tahun 1980 dan 2000. Meskipun begitu, makna dari generasi milenial ini masih tidak sedikit diperdebatkan oleh semua ahli.
Sebagian para ahli mengatakan bahwa generasi milenial dengan kata lain orang-orang yang bermunculan antara tahun 1970-an hingga mula 90-an. Namun, sebagian ahli lainnya menuliskan bahwa tahun 2004 menjadi tahun terakhir dari kelahiran generasi milenial atau gen Y.
Pada artikel kali ini, kita tidak saja akan mengungkap siapa saja yang tergolong ke dalam generasi milenial, tetapi kita pun akan membicarakan tentang kenyataan generasi milenial dan kendala generasi milenial. Dengan begitu, rekan-rekan pembaca dapat mengenal dan mengetahui generasi milenial lebih dalam.
Pengertian Generasi Milenial
Generasi millenial merupakan generasi Y yang bermunculan pada rentang tahun 1980 sampai 1995. Karakteristik generasi millenial ini pasti saja bertolak belakang dengan generasi sebelumnya (gen x) dan generasi sesudahnya (gen z).
Rentang umur generasi millenial di tahun 2020 diduga rata-rata 25 sampai 40 tahun. Apakah Pinters tergolong rentang umur ini? Perhatikan ciri khas khususnya. Secara umum generasi millenial ini hidup di era teknologi. Walaupun belum sedekat generasi Z, namun umumnya anak millenial sudah lumayan aman dari risiko kata gaptek.
Di satu sisi, tren, selera dan skill yang diperlukan pun telah berbeda, cocok dengan keperluan perkembangan zaman. Jika menjadi mahasiswa misalnya, karakteristiknya pun lumayan khas dengan keperluan skill khusus.
Ciri-ciri Generasi Millenial
Kehidupan generasi millenial terlihat lebih luwes dan identik dengan teknologi. Secara eksklusif karakternya sebagai berikut:
1. Lebih Menyukai Entrepreneur
IDN Research Institute dan Alvara Research Center mengerjakan survey mengenai minat generasi millenial untuk mengerjakan wirausaha. Hasilnya, tujuh dari sepuluh milenial memilih berbisnis dikomparasikan bekerja pada orang lain.
Hal ini pun terlihat pada mereka yang masih berstatus mahasiswa ketika ini. Kecenderungan untuk membina usaha sendiri terlihat lebih dominan dikomparasikan kerja dengan pihak lain.
Penelitian serupa yang dilaksanakan oleh Sea Group terhadap 14 ribu narasumber millenial mengindikasikan hasil senada. Sebanyak 24 persen mengaku hendak punya bisnis sendiri, 16,5 persen mengatakan hendak melanjutkan bisnis keluarga, 3,2 persen hendak bekerja di startup, dan sejumlah 17 persen hendak bekerja pada pemerintah.
2. Lebih Dekat dengan Sosial Media
Boston Consulting Group (BCG) berkolaborasi dengan University of Berkley tahun 2011 di Amerika Serikat menuliskan sejumlah kriteria generasi millenial yang terdapat di negara tersebut.
Salah satunya ialah generasi millenial menjadikan sosial media sebagai sarana informasi dan komunikasi. Kecenderungan menyimak secara konvensional menurun dan berpindah ke platform digital sebagai sumber bacaan. Di samping itu, generasi ini pun lebih memilih ponsel mereka dibanding televisi.
Tren ini pun terlihat di kalangan mahasiswa millenial. Sosial media menjadi pusat informasi dan komunikasi yang paling kuat, mendukung kegiatan kuliah dan kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
3. Kreatif, Inovatif dan Informatif
Youth Lab sebagai di antara lembaga studi mengenai anak muda di Indonesia mengerjakan riset terhadap generasi millenial yang terdapat di kota-kota besar di Indonesia yaitu Medan, Malang, Bandung, Jakarta, dan Makassar.
Hasilnya mengindikasikan generasi millenial mempunyai karakter yang lebih kreatif, inovatif dan informatif. Kalangan mahasiswa dalam rentang umur milenial ketika ini pun mempunyai karakter yang serupa.
Cara belajar yang lebih kreatif, inovatif dan informatif diperlukan untuk menjawab keperluan karakter tersebut. Aktivitas kerja dan kegiatannya pun mempunyai ciri yang serupa.
4. Lebih Menghargai Passion Dibanding Gaji
Buat anda yang berusia millenial dan berada pada kedudukan mahasiswa tentunya paling setuju dengan urusan ini. Anak milenial lebih senang bekerja di bidang yang menjadi passionnya. Tak masalah gaji yang didapatkan mungkin lebih kecil asalkan bakat dan passion yang mereka miliki benar-benar dapat terimplementasi.
Pernyataan ini pun diungkapkan oleh Mohamad Ario Adimas selaku Division Head Integrated Marketing & Communication dari Indosat bahwa imbalan yang besar bukan semata-mata destinasi bekerja dari generasi ini. Melainkan bagaimana kreativitas dan passion yang mereka miliki dapat tersalurkan dan menemukan apresiasi yang layak.
5. Lebih Mengutamakan Pengembangan Diri
Penelitian yang dilaksanakan oleh Aalto University School Of Business melafalkan bahwa pengembangan diri yang dilaksanakan secara personal dan profesional adalahhal yang sangat urgen untuk dilakukan. Itulah sebabnya anak millenial menyenangi kelas-kelas online sebab lebih menyerahkan porsi guna pengembangan diri secara personal dan profesional.
Hal ini pun menjadi karakter mahasiswa millenial. Trend belajar online maupun tutorial yang lebih memberi peluang diri belajar mandiri, mengembangkan potensi secara individu terlihat menjadi urusan yang lebih unik untuk dilakukan. Hanya saja yang menjadi kelemahannya ialah pada situasi ini tingkat konsentrasi generasi ini akan susah diarahkan.
6. Menyukai Pekerjaan Freelance
Generasi milenial dalam bekerja lebih menyenangi sesuatu yang mempunyai sifat fleksibel, tidak statis dan berjuang mencari hal-hal yang lebih produktif. Hal yang memperlihatkan hal ini ialah kecenderungan generasi itu yang lebih menyenangi pekerjaan freelance yang fleksibel, dan bahkan ingin suka berpindah-pindah pekerjaan.
Lembaga survey Deloitte melafalkan sebanyak 43 persen pekerja milenial telah berencana meninggalkan kegiatan mereka dalam rentang masa-masa dua tahun ke depan.
Bagi perusahaan atau lembaga lokasi bekerja dianjurkan untuk memberikan kemudahan yang prestisius pada generasi ini supaya membuat mereka lebih kerasan bekerja. Misalnya kemudahan gym, internet gratis, santap siang, tugas di luar kota dan sebagainya. Cara ini akan menciptakan generasi millenial tertarik menjaga pekerjaannya.
7. Memiliki Daya Saing Tinggi
Dalam urusan kompetensi dan pengetahuan, generasi millenial mempunyai daya saing yang lebih tinggi. Riset yang dilaksanakan Canadian Center of Science and Education mengindikasikan generasi ini memiliki kemauan yang tinggi guna belajar menggandakan prestasi dan pengetahuan yang mereka butuhkan.
Bagi mahasiswa pun demikian, motivasi belajar dan menambah skill lumayan tinggi. Apakah Pinters tergolong yang hendak meningkatkan pengetahuan dan edukasi tetapi terhambat masalah biaya?
Jangan khawatir, Pintek menawarkan penyelesaian terbaik untuk Anda. Sebagai lembaga pinjaman dana pendidikan, Pintek mempunyai produk pinjaman yang diperlukan mahasiswa millenial untuk menambah pengetahuan di bidang pendidikan.
Pintek menyokong pertumbuhan kualitas dan kapasitas edukasi generasi millenial Indonesia sebagai persiapan bonus demografi Indonesia di tahun 2045. Karakteristik generasi millenial yang istimewa mesti didukung dengan kualitas edukasi yang sesuai. Pintek siap menolong dan mewujudkannya.
Baca juga: Pengertian RAM
Fakta Generasi Milenial
Berikut merupakan fakta-fakta tentang generasi milenial.
1. Istilah “Milenial” dibuat pada tahun 1991
Muncul pada tahun 1991, seorang sejarawan mempunyai nama Neil Howe dan William Strauss menyimpulkan untuk memakai kata milenial dalam kitab mereka yang berjudul Generations. Hal ini dilaksanakan menurut kenyataan bahwa semua generasi milenial yang sangat tertua bakal lulus jenjang edukasi SMA pada tahun 2000.
2. Menghabiskan 85% Waktunya dalam Sehari Menggunakan Gadget
Kami tahu barangkali ini tidak tergolong ke dalam kenyataan yang mengejutkan, karena nyaris semua orang tahu generasi milenial tidak pernah dapat lepas dari teknologi. Itulah kenapa mereka dijuluki sebagai generasi tech-savvy. Bagaimana tidak, 85% masa-masa yang mereka miliki dalam sehari rela dikuras untuk memakai ponsel atau gadget-gadget lainnya.
3. Suka Membaca Buku
Percaya tidak bila generasi milenial terdiri dari orang-orang yang gemar menyimak buku? Eits, ini tergolong ke dalam salah satu kenyataan generasi milenial loh, rekan-rekan. Pada tahun 2016, semua milenial rata-rata menyimak lima kitab selama satu tahun.
Mungkin ini terdengar lumayan sedikit, tetapi nyatanya generasi beda membaca kitab lebih tidak banyak per tahunnya dikomparasikan generasi milenial. Tidak melulu itu, generasi milenial pun lebih sering mendatangi perpustakaan umum daripada generasi lainnya. Contohnya saja generasi milenial Indonesia, andai kita pergi ke perpustakaan nasional, anda akan lebih tidak jarang bertemu dengan orang-orang milenial yang membaca kitab disana.
Oh ya, terdapat satu kenyataan menarik yang masih sehubungan dengan poin ini yaitu, meskipun generasi milenial paling dekat dengan teknologi, tetapi mereka jauh lebih suka membaca kitab cetak daripada menyimak lewat ebook loh!
4. Dalam Hal Pekerjaan, Generasi Milenial Meraih Pendapatan 20% yang Lebih Sedikit daripada Baby Boomers
Fakta mengindikasikan bahwa Baby Boomers atau generasi orang tua dari milenial, ternyata mempunyai pendapatan yang lebih tinggi daripada anak-anak mereka. Studi yang dilaksanakan oleh Young Invincibles mengindikasikan bahwa generasi milenial menghasilkan penghasilan 20% yang lebih tidak banyak daripada orang tua mereka atau Baby Boomers.
5. Sepertiga Generasi Milenial yang Berusia 18-34 Tahun Tinggal di Rumah bareng Orang Tua Mereka
Ini kenyataan yang lumayan mengejutkan bukan? Mungkin tidak sedikit orang beranggapan bahwa generasi milenial ialah orang-orang yang paling ambisius dalam kehidupan mereka, sampai-sampai milenial bakal memilih untuk bermukim berpisah dengan orang tua mereka.
Namun, ternyata tingginya ongkos rumah atau lokasi tinggal menciptakan milenial lebih memilih guna tinggal bareng orang tuanya terlebih dahulu, hingga akhirnya nanti mereka mempunyai tabungan yang lumayan untuk melakukan pembelian tempat bermukim pribadi.
6. Menyukai Pengembangan Diri
Pengembangan diri atau self-improvement ialah salah satu urusan yang sangat unik perhatian gen Y atau generasi milenial ini. Sebuah studi yang dilaksanakan pada tahun 2015 mengindikasikan bahwa 94% generasi milenial mempunyai resolusi tahun baru untuk mengemban pengembangan diri supaya dapat menjadi individu yang lebih baik daripada sebelumnya.
Misalnya, menghemat pengeluaran uang, sehingga dapat menabung duit lebih banyak. Ups, ini bukan sebatas resolusi semata loh, rekan-rekan. Karena kenyataannya, 76% generasi milenial menuliskan bahwa mereka telah sukses mewujudkan resolusi tahun baru, khususnya yang sehubungan dengan pengembangan diri.
7. Memiliki Pendidikan yang Lebih Tinggi daripada Generasi sebelumnya
Mungkin ini kenyataan menarik yang jarang anda ketahui. Ternyata, generasi milenial tidak saja tech-savvy loh, tetapi sekitar 40% generasi milenial pun mempunyai tingkat edukasi atau gelar sarjana yang lebih tinggi dikomparasikan 30% Gen X di seusia mereka kala itu.
8. Egois atau Self-Centered
Ini bukan sebatas asumsi, tetapi ini ialah fakta. Bahkan, riset yang dilaksanakan pada tahun 2016 telah mengindikasikan bahwa generasi milenial ialah orang-orang yang egois dan mereka menjadikan diri sendiri sebagai perhatian utama. Tak jarang mereka dinamakan sebagai generasi yang narsis.
9. Peduli terhadap Lingkungan
Sebuah riset berskala besar yang melibatkan lebih dari 20.000 narasumber milenial dari 181 negara mengindikasikan bahwa generasi milenial sangat menyerahkan keprihatinannya terhadap lingkungan sekitar. Misalnya, evolusi iklim, efek global warming, dan beda sebagainya. Nah, jadi tidak boleh heran ya bila rekan-rekan pembaca melihat tidak sedikit anak milenial yang berkoar-koar untuk meminimalisir pemakaian plastik dan sedotan.
10. Gen Y atau Milenial Suka Beramal
Bukan melulu peduli terhadap lingkungan, tetapi ternyata generasi milenial pun sangat suka beramal. Berdasarkan keterangan dari sebuah survei yang dilaksanakan baru-baru ini, 84% dari generasi milenial selalu menyerahkan sumbangan amal tahunan.
Bahkan, 70% generasi milenial rela menyumbangkan masa-masa dan bakat mereka guna tujuan-tujuan sosial yang mereka anggap paling berharga. Misalnya, mengajarkan anak-anak tidak cukup mampu untuk dapat membaca, mencatat dan menghitung. Tentunya, sikap generasi milenial ini paling diapresiasi oleh semua generasi sebelumnya.
11. Generasi Terbesar di Dunia Profesionalisme
Pada tahun 2017 saja telah tercatat terdapat 56 juta generasi milenial yang telah bekerja dan sedang menggali pekerjaan. Sedangkan, melulu 53 juta Gen X dan 41 juta Baby Boomers yang terdapat di dunia profesionalisme atau dunia kerja. Intinya, generasi milenial telah mulai mendominasi lingkungan kerja di negara manapun nih, rekan-rekan.
12. Sangat Memikirkan Pekerjaan Mereka
Ada yang bilang gen Y acuh dengan kegiatan mereka? Wah, salah besar. Sebuah studi yang dilaksanakan oleh Happify pada tahun 2016 mengindikasikan bahwa gen Y atau generasi milenial dengan rentang umur antara 25 hingga 34 tahun paling memikirkan kegiatan mereka. Mereka memikirkan inovasi apa yang mesti diserahkan pada kegiatan mereka, bagaimana mereka dapat meraih pencapaian kerja yang membanggakan, dan beda sebagainya.
13. Jarang Mengambil Cuti untuk Berlibur
Dalam satu survei yang dilaksanakan pada tahun 2016 mengindikasikan bahwa 48% karyawan milenial sangat hendak bos atau pemimpin mereka memandang dan memandang mereka sebagai “karyawan yang profesional dan berdedikasi tinggi”. Berlanjut dengan studi yang dilaksanakan oleh LinkedIn pada tahun 2018 mengindikasikan bahwa 16% generasi milenial menuliskan mereka tidak hendak sering-sering meminta libur kepada bos mereka.
14. Banyak Generasi Milenial yang Menerima Bantuan Finansial dari Orang Tua Mereka
Berdasarkan survei yang dilaksanakan oleh Lynch atau Age Wave tahun 2019 ini, selama 7 dari 10 generasi milenial masih mengandalkan orang tua mereka guna meminta pertolongan finansial. Meskipun populasi dari generasi milenial dan generasi Z semakin mendominasi populasi penduduk dunia. Bahkan, diberitakan jumlah populasi generasi Z bakal melebihi generasi milenial. Namun, tetap saja generasi milenial masih menjadi bahan pembicaraan yang disukai orang banyak.
15. Generasi Milenial atau Gen Y paling Mendambakan Perkembangan Karier yang Melejit dengan Cepat
Sudah tidak sedikit makalah generasi milenial dan essay mengenai generasi milenial yang mengaku bahwa karyawan milenial tidak suka andai karier mereka berkembang dengan paling lambat. Dalam studi tersebut mengindikasikan bahwa 90% generasi milenial mengharapkan perkembangan karier yang melejit dengan cepat.
Baca juga: Pengertian Matriks
Tantangan Generasi Milenial
Terlepas dari sejumlah fakta positif dan negatif mengenai generasi milenial, kita pun perlu memahami tantangan-tantangan apa saja yang dihadapi semua generasi milenial. Hampir 70% semua pemimpin dan pengusaha di dunia percaya bahwa fakta-fakta negatif yang dipunyai para gen Y diakibatkan karena ambisi mereka yang terlampau tinggi. Dari ambisi yang tinggi inilah hadir konflik-konflik antara generasi milenial dengan semua generasi sebelumnya.
34% generasi X dan 24% generasi Baby Boomers setuju bahwa konflik-konflik tersebut sudah menjadi kendala tersendiri untuk generasi milenial. Jadi, apa saja yang menjadi kendala generasi milenial? Yuk, anda simak ulasan berikut ini.
1. Budaya Organisasi atau Perusahaan yang Buruk
Berdasarkan keterangan dari laporan Robert Walters, 73% karyawan milenial sudah meninggalkan kegiatan karena kebiasaan organisasi atau perusahaan yang buruk. Ini menjadi di antara tantangan untuk generasi milenial guna tetap bertahan dan berjuang mengubah kebiasaan perusahaan yang buruk, atau menggali perusahaan beda yang budayanya cocok dengan asa mereka.
2. Teknologi
Dikarenakan hubungan milenial dengan teknologi paling erat, urusan ini menciptakan mereka gampang kesal dengan generasi-generasi beda yang tidak mahir dalam teknologi. Data mengindikasikan bahwa 34% pekerja yang lebih tua tidak mengetahui teknologi sebaik generasi milenial dan urusan ini menciptakan gen Y menjadi semakin frustasi.
Ini menjadi kendala tersendiri untuk para milenial. Apakah mereka bakal bersabar dan rela menguras sebagian waktu guna mengajarkan teknologi pada generasi yang lebih tua atau justru sebaliknya?
3. Pengalaman dan Pendidikan yang Tinggi
Seperti yang telah kita kupas dalam fakta-fakta generasi milenial sebelumnya, generasi milenial memang mempunyai gelar edukasi yang sangat tertinggi dikomparasikan generasi-generasi sebelumnya. Hal ini menjadi kendala tersendiri untuk gen Y, apakah mereka mau berjuang untuk berbaur dan berkolaborasi dengan generasi sebelumnya atau justeru bersikap acuh dengan mereka?
Demikianlah penjelasan tentang Generasi Milenial dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa…