Pengertian Auditing

Posted on

Pengertian Auditing – Dalam menjalankan sebuah perusahaan atau bisnis, semakin banyak data yang dimiliki akan semakin baik bagi perusahaan.

Akan tetapi, memiliki data dengan tingkat keakuratan yang rendah hanya akan membuatnya tidak berguna.

Kekeliruan informasi dalam suatu data dapat menyebabkan masalah baru dalam suatu proses pengambilan keputusan.

Kesalahan tersebut kemudian dapat berimbas pada bisnis yang sedang dijalankan, seperti bisnisnya menjadi stagnan atau tidak berkembang, hingga bahkan mengakibatkan kerugian dalam skala besar.

Agar potensi kesalahan data dan informasi tidak terjadi, maka sebuah perusahaan atau pengelola bisnis akan melakukan suatu hal yang lebih dikenal dengan istilah audit.

Secara singkat, kegiatan ini dimaksudkan untuk meninjau kembali segala bentuk data dan informasi yang akan dikelola oleh perusahaan demi menghindari kekeliruan yang dapat terjadi.

Pengertian Auditing

Audit merupakan pengumpulan dan peninjauan bukti yang terkait dengan informasi untuk menentukan dan menyiapkan laporan tentang tingkat kepatuhan informasi dengan kriteria yang ditetapkan.

Umumnya pemeriksaan atau auditing dilakukan terhadap laporan keuangan, berbagai catatan akuntansi dan bukti yang disajikan oleh manajemen senior perusahaan. Proses pemeriksaan dilakukan oleh penguji dari seseorang yang memiliki pengetahuan ujian dan mandiri.

Tujuan melakukan audit adalah untuk meninjau subjek ujian untuk menentukan apakah memenuhi persyaratan, standar, dan metode yang disetujui oleh perusahaan.

Dalam masa perkembangan seperti ini, teknologi dan keuangan adalah dua pilar penting. Bagaimana teknologi dapat membimbing orang saat ini untuk bergerak maju baik dalam kegiatan mereka maupun

dalam membantu orang. Sedangkan keuangan adalah hal utama untuk transaksi perusahaan dan dianggap valid.

Baca juga: Pengertian BUT

Pengertian Audit Menurut Para Ahli

Untuk lebih memahami apa itu audit, kita bisa merujuk pada pendapat berbagai para ahli. Berikut ini adalah pengertian audit menurut para ahli:

1. Arens and Loebbecke

Menurut Arens dan Loebbecke, konsep audit terdiri dari mengumpulkan dan mengevaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat korespondensi antara informasi dan kriteria yang

ditentukan sesuai dengan mana proses peninjauan dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

2. William F. Meisser, Jr

Menurut William F. Meisser Jr istilah audit adalah proses sistematis yang bertujuan untuk mengevaluasi bukti tindakan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan bahwa pesanan dan kriteria yang ditentukan terpenuhi dan hasil pesanan tersedia. Pihak yang berkepentingan akan diberitahukan.

3. Pernyataan Standar Audit Keuangan (PSAK)

Menurut PSAK, istilah audit adalah proses sistematis yang bertujuan untuk mengevaluasi bukti yang dikumpulkan untuk pernyataan atau klaim tentang berbagai tindakan dan peristiwa ekonomi dan untuk

menentukan tingkat hubungan antara pernyataan atau klaim dengan kenyataan dan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.

Baca juga: Pengertian Direct Marketing

Tujuan Audit

Audit harus dilakukan dengan tujuan spesifik. Berkenaan dengan definisi audit di atas, tujuan audit adalah sebagai berikut:

1. Memastikan Kelengkapan (Completeness)

Diperiksa apakah semua transaksi yang dilakukan telah dicatat atau dimasukkan dengan semua perincian dalam jurnal.

2. Memastikan Ketepatan (Accuracy)

Tinjauan ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa semua transaksi dan perkiraan saldo didokumentasikan dengan baik, bahwa perhitungannya benar, bahwa jumlahnya benar dan diklasifikasikan sesuai dengan jenis transaksi.

3. Memastikan Eksistensi (Existence)

Selama audit, semua aset dan liabilitas dicatat pada titik waktu tertentu. Dengan kata lain, semua transaksi yang dicatat adalah benar untuk peristiwa nyata.

4. Membuat Penilaian (Valuation)

Audit ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua prinsip akuntansi yang berlaku umum diterapkan dengan benar.

5. Membuat Klasifikasi (Classification)

Cek ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dicatat dalam jurnal diklasifikasikan menurut jenis transaksi.

6. Memastikan Ketepatan (Accuracy)

Kegiatan verifikasi juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa transaksi diposting pada tanggal yang benar, bahwa informasi dalam saldo akun cocok dengan data buku besar umum dan bahwa total saldo dilakukan dengan benar.

7. Membuat Pisah Batas (Cut-Off)

Tujuan audit adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi bisnis pada tanggal neraca dicatat pada waktu yang tepat. Sangat mungkin bahwa pencatatan transaksi pada akhir periode penagihan salah.

8. Membuat Pengungkapan (Disclosure)

Audit ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa laporan keuangan tahunan dan persyaratan pengungkapan yang terkait disajikan dengan benar dalam laporan keuangan tahunan dan bahwa konten dan catatan kaki dari laporan yang disampaikan mengandung penjelasan yang sesuai.

Baca juga: Pengertian OEE

Jenis-jenis Audit

Secara umum, audit dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Jenis audit berdasarkan pemeriksaan dan jenis audit berdasarkan luas pemeriksaan, berikut penjelasanya:

1. Jenis Audit Menurut Pemeriksaan

  • Audit Laporan Keuangan, yaitu pemeriksaan yang mencakup proses yang melibatkan pengumpulan dan evaluasi bukti, di mana ujian akhir dilakukan oleh pihak luar.
  • Audit Operasional, yaitu pemeriksaan terhadap semua bagian dalam bisnis, mulai dari prosedur hingga metode kerja organisasi. Tujuannya adalah untuk menguji sejauh mana efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan terganggu.
  • Audit Ketaatan, yaitu pemeriksaan terhadap ketaatan klien, apakah diperiksa untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditentukan oleh para pihak dengan otoritas tertinggi.
  • Audit Kinerja, yaitu pemeriksaan terhadap instansi pemerintah dalam menentukan ekonomi, efektivitas dan efisiensi (3E). Penilaian ini juga memperhitungkan manfaat kegiatan lembaga di Komunitas dan biayanya.

2. Jenis Audit Berdasarkan Luas Pemeriksaan

  • Audit umum, merupakan audit yang dilakukan berdasarkan standar profesional akuntan dengan mempertimbangkan standar kode etik auditor.
  • Audit khusus, yaitu audit yang diperlukan oleh perusahaan untuk area tertentu. Misalnya, perusahaan hanya ingin meninjau area keuangan untuk meninjau laporan arus kas perusahaan.

Standar Audit

Ada dua standar kontrol, yaitu standar umum dan standar lapangan. Penjelasan berikut:

1. Standar Umum

  • Audit harus dilakukan oleh orang yang memiliki pengalaman yang cukup sebagai auditor dan bukan hanya sebagai auditor.
  • Profesionalisme seorang auditor diperlukan untuk melakukan pekerjaannya tanpa berkonsultasi dengan salah satu pihak.
  • Auditor harus menggunakan keahliannya dalam melakukan audit dan menyiapkan laporan dengan cermat dan s3ksama.

2. Standar Lapangan

  • Audit harus dilakukan dengan baik. Jika ada asisten implementasi, pemantauan harus disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
  • Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dianggap tepat kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
  • Laporan auditor harus mencakup pernyataan atau laporan auditor tentang laporan keuangan yang diaudit.
  • Jika laporan keuangan tahunan perusahaan tidak konsisten dalam penyusunan laporan, auditor harus menjelaskan hal ini dan memberikan saran untuk perbaikan.

Demikianlah penjelasan tentang Auditing dari RuangPengetahuan.Co.Id semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa.