Kemegahan yang Terlupakan: Menjelajahi Olahraga yang Punah
Dunia olahraga adalah cerminan peradaban; ia berkembang, beradaptasi, dan terkadang, menghilang. Seiring berjalannya waktu, beberapa bentuk kompetisi yang pernah berjaya kini hanya menjadi gema sejarah. Mari kita menengok ke belakang pada dua olahraga yang pernah menguasai arena, namun kini hanya menjadi catatan di buku kuno.
1. Pok-ta-pok (Mesoamerican Ballgame)
Salah satu olahraga paling ikonik yang pernah ada adalah Pok-ta-pok, atau dikenal juga sebagai Mesoamerican Ballgame. Dimainkan oleh peradaban Maya, Aztek, dan budaya Mesoamerika lainnya ribuan tahun lalu, ini lebih dari sekadar permainan—ia adalah ritual sakral. Tujuannya unik: memantulkan bola karet padat (yang bisa seberat 4 kg!) menggunakan pinggul, siku, atau lutut, melewati cincin batu tinggi yang terpasang di dinding lapangan. Penggunaan tangan dan kaki sangat dibatasi.
Arena Pok-ta-pok biasanya berbentuk huruf "I" besar, seringkali dibangun di kompleks keagamaan. Hasil pertandingan kadang dikaitkan dengan ramalan, dan bahkan, pengorbanan ritual bisa terjadi pada pemenang atau pecundang, meskipun interpretasi ini masih diperdebatkan oleh sejarawan. Kekejaman dan spiritualitasnya membuat Pok-ta-pok menjadi fenomena yang tak ada duanya, yang akhirnya memudar seiring kedatangan bangsa Eropa dan runtuhnya peradaban yang memainkannya.
2. Pankration
Dari Yunani Kuno, kita beralih ke Pankration. Olahraga ini adalah salah satu disiplin paling brutal dan menantang dalam Olimpiade Kuno. Pankration adalah seni bela diri "serba boleh" yang menggabungkan tinju (pygmachia) dan gulat (pale), dengan sangat sedikit aturan. Praktis semua serangan diizinkan, termasuk menendang, pukulan, kuncian sendi, dan cekikan, kecuali menggigit atau mencungkil mata.
Para atlet Pankration adalah petarung yang sangat terlatih, mengandalkan kekuatan, stamina ekstrem, dan teknik yang kompleks. Mereka bertarung telanjang di lapangan berpasir sampai salah satu pihak menyerah atau tidak mampu melanjutkan. Popularitas Pankration sangat tinggi di masa Yunani dan Romawi Kuno, namun perlahan menghilang seiring dengan pelarangan praktik paganisme dan Olimpiade Kuno itu sendiri.
Meskipun Pok-ta-pok dan Pankration kini hanya bisa kita bayangkan melalui reruntuhan dan tulisan kuno, keduanya adalah pengingat kuat akan keragaman budaya dan semangat kompetisi yang telah membentuk sejarah umat manusia. Mereka adalah warisan yang membuktikan bahwa olahraga selalu menjadi bagian integral dari identitas dan ekspresi peradaban.