Anak jadi pelaku kriminal

Jejak Hitam di Usia Belia: Mengapa Anak Menjadi Pelaku Kriminal?

Fenomena anak-anak yang seharusnya bermain dan belajar, kini malah menjadi pelaku kriminal adalah kenyataan pahit yang semakin meresahkan. Ini bukan sekadar berita, melainkan cerminan dari kegagalan kolektif dalam melindungi masa depan mereka.

Akar permasalahan seringkali kompleks: mulai dari lingkungan keluarga yang disfungsional, kurangnya pengawasan dan pendidikan moral, pengaruh buruk pergaulan, hingga kemiskinan dan kesenjangan sosial yang menekan. Akses mudah pada konten negatif, serta masalah kesehatan mental yang tidak tertangani juga seringkali menjadi pemicu. Mereka yang seharusnya dibimbing, malah terjerumus dalam lingkaran kejahatan seperti pencurian, perundungan, narkoba, hingga kekerasan.

Dampaknya sangat merusak, tidak hanya bagi masa depan individu anak itu sendiri yang terenggut, tetapi juga menggerogoti tatanan sosial. Masyarakat menjadi tidak aman, dan kepercayaan terhadap generasi penerus bisa terkikis.

Maka, tanggung jawab ada pada kita semua. Keluarga harus menjadi benteng pertama dengan memberikan kasih sayang dan pendidikan karakter. Sekolah sebagai mercusuar ilmu dan moral, serta pemerintah dan masyarakat perlu menciptakan lingkungan yang suportif, edukatif, dan preventif. Edukasi tentang bahaya kriminalitas, pendampingan psikologis, dan kesempatan yang adil adalah kunci untuk menarik mereka dari jejak hitam yang seharusnya tidak mereka pijak. Mengabaikan fenomena ini berarti membiarkan bom waktu terus berdetak. Sudah saatnya kita bertindak, bukan menghakimi, melainkan merangkul dan membimbing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *